Bab 6 || Breumm!

7.9K 476 4
                                    

Haiii!!

*****

"Om, om, anterin gue sekolah dongg..." minta Junior menggoyang-goyangkan lengan Harun.

Anak itu dari tadi pagi ngotot ingin bersekolah, padahal sekarang sudah pukul 08:00 yang artinya dia sudah telat sekitar 30menitan, tapi tetep saja dia ingin berangkat ke sekolah.

Harun lirik Junior sekilas lalu kembali menatap berkas yang ada di atas pangkuannya.

Junior mendengkus kesal.

"Ya udah! Kalo gak boleh sekolah, ijinin gue keluar! Bukain pintunya!!!"

"Om!"

"Ommm!!!!"

"Om lo dengerin gue gak sih?!! Dasar tua Bangka congean!!"

Misuh Junior tak tertahan. Udah nggak boleh sekolah, enggak boleh keluar rumah, pintu pake segala dikunci, dan sekarang malah di abaikan! Lengkap sudah kekesalan Junior hari ini.

Harun yang mendengar umpatan dari anak nakal itu bangun dari duduknya dan menarik tangan Junior agar lebih mendekat kearahnya.

"Jaga bahasa kamu, Nior!" Harun berucap dengan suara dingin sambil mencengkram kuat pergelangan tangan Junior.

"Akh! Lepas! Gue gak ngomong jorok anjing!"

Junior memberontak kuat tapi hal itu malah membuat tangannya semakin sakit. dan ia yakin, kulit tangannya pasti memerah setelah ini.

"Seperti nya kau benar-benar ingin dihukum, hm??" Ucap Harun tersenyum miring. Dan sial, hal itu terlihat begitu menyeramkan bagi Junior.

Junior menggelengkan kepalanya ribut. Ia yakin, hukuman yang dimaksud bukanlah hukuman yang biasa bundanya berikan kepadanya. Melihat tingkah Harun dan keluarga yang sedemikian rupa, Junior dapat menebak hukuman yang dibicarakan adalah hukuman dengan maksud lain.

"Gak! Gak mau! Siapa lo? Berani-beraninya ngehukum-hukum gue?!" Tolak Junior dengan berani, dia bahkan balas menatap Harun tak kalah tajam.

Namun hal itu terlihat begitu menggemaskan bagi Harun. Terlebih lagi pipi berisinya yang bergerak sana-sini mengikuti gelengan kepala nya. Sungguh, Harun tidak kuat melihatnya.

Harun mengabaikan amukan Junior. Tangan kirinya memegang kuat Junior, sedangkan tangan kanannya aktif mengambil sesuatu didalam meja yang ada disitu.

"Tua Bangka sial--emmmph..!!"

Harun dengan cepat melakban mulut Junior dengan lakban besar yang di desain khusus untuk menyiksa tahanannya. Dan ternyata benda itu juga berfungsi untuk Junior.

"Emmph!!! Emmph!! Emmmmmm.. em! Em!"

Racau Junior menghentak-hentakkan kaki di sofa. Sebab, kedua tangan dan kakinya di kunci menggunakan borgol besi oleh Harun.

Dugh!

Dugh!

Dugh!

"Emmm!!! Em! Em! Em! Emmmmmmph!!!!!!"

Harun pusing. Bahkan sudah dilakban pun Junior tetep tidak bisa diam. Apa perlu Harun menjahit bibirnya agar tidak lagi menimbulkan suara?

Anak itu masih saja menendang kan kakinya di sofa dan terus meracau tak jelas. Lakban ini sungguh kuat, biasanya lakban akan mudah terlepas hanya dengan didorong pakai lidah. tapi lakban kali ini berbeda. Bahkan lakban itu menutup rapat mulutnya sampai ke dagu.

Junior cape. Harun terus-menerus mengabaikan dirinya. Padahal mulut dan hatinya sudah lelah mengumpat terus, tapi tetep saja Harun mengabaikan dan menganggap dirinya makhluk tak kasat mata. Kalau begini ceritanya, Junior ingin bernyanyi saja. Menyanyikan lagu yang sesuai dengan kondisinya saat ini.

"Hmmmmm..mmm hmmmmmmmm, mmmmmm..."

"Hmmmmmm...mmm, hmmmmmmm, mmmmmm..."

Harun terkekeh pelan mendengar bocah nakal itu menyanyikan lagu Nissa sabyan. Ada-ada pikirnya.

Dan bukan hanya Harun, tapi semua Maid dan para bodyguard juga ikut tertawa mendengar lantunan tuan mudanya itu.

"Anak modelan kayak kamu mana cocok nyanyiin lagu, sholawatan kayak gitu" ejek Harun terkekeh geli.

Ia pikir Junior akan menangis mengraung-raung minta dilepaskan. Tapi dugaannya salah, Junior malah bernyanyi dengan santainya.

Benar-benar anak yang sulit ditebak!

Melihat tingkah menggemaskan anak itu, Harun jadi tidak tega untuk melanjutkan hukumnya.

"Anak papa menggemaskan sekali!!" Gemas Harun memainkan pipi tembam Junior. Entalah Harun merasa seperti sudah sangat dekat dan menganggap Junior sebagai anaknya sendiri. dengan sangat pelan ia kemudian membuka lakban tadi dan langsung terdengar helaan nafas panjang anak itu.

"Haaaaah.... Dari tadi kek!" Misuh Junior menatap Harun tajam. "Lama, anjirr!!"

Harun melotot kaget. Kemudian tangannya bergerak cepat melakban mulut anak itu kembali. Junior ini dikasih hati minta empedu!

"Emmmmmmph!!! Emm!!"

Ternyata selain menggemaskan, Junior juga licik!

Oke! Mulai sekarang Harun tidak akan lagi termakan oleh rayuan, bujukan ataupun kegemasan Anak nakal itu lagi kedepan nya.

Dan tolong ingatkan Harun jika sewaktu-waktu ia melanggar.

*****

HEYYYOOO!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HEYYYOOO!!!

JUNIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang