Prolog

14.9K 697 5
                                    

Haiii!!!!

*****

SEPTEMBER 2005

Terlihat wanita muda yang kira-kira berusia 25 tahun tengah menggendong kotak persegi berwarna abu-abu.

Entah apa dan kenapa, namun tampaknya wanita itu sedang menangis tersedu-sedu sambil terus melihat kearah kotak persegi yang ada di gendongan nya.

"Maafin bunda ya, sayang..." Lirihnya sambil terus berderaian air mata.

"Nanti jangan benci sama bunda ya, nak? hiks.."

"Maafin bunda karena enggak bisa liat tumbuh kembang kamu.. Bun..hiks.. bunda enggak bisa jagain kamu"

Dengan sekuat tenaga wanita itu memukul-mukul dada yang terasa pedih. Hatinya bagaikan terkelupas saat melihat wajah damai dan tenang putra kecilnya yang sedang tidur meringkuk sambil menghisap ibu jarinya.

Ini bukanlah sebuah keputusan yang mudah baginya, tapi keadaan terus saja mendesak sampai-sampai dia harus tega melakukan hal ini kepada anak semata wayangnya.

"Junior nya bunda disini dulu ya? An-anak bunda gak akan aman kalo terus-terusan sama bunda.." lirihnya sambil terus terisak memilukan, air matanya mengalir bercampur dengan air hujan yang terus mengguyur tubuhnya.

"Bun.. hiks.." wanita itu menggelengkan kepalanya, mencoba menetralisir rasa perih yang terus menghantam dadanya. "bunda sayang kamu Junior.. ma-mafin bunda..." Kepalanya tertunduk lesu.

Jujur, dari lubuk hatinya yang paling dalam dia tidak tega harus melakukan ini terhadap anaknya sendiri. Tapi sepertinya tidak ada pilihan lain selain melakukan hal ini.

"Junior, bunda punya satu permintaan sama kamu" ucapnya menatap lekat anaknya yang berada didalam kotak.

"Nangis Junior!! Nangis! Nangis sekencang-kencangnya! Ayo buat bunda enggak tega untuk ninggalin kamu.. nangis dong sayangggg.. bunda mohon...hiks.." Wanita muda itu menangis sejadi-jadinya sambil terus mengguncang-guncang kotak itu berharap anaknya bangun dan menangis hebat.

Dia ingin putra kecilnya itu menangis dan bertingkah seolah tidak ingin ditinggal, dengan begitu dirinya pasti tidak akan tega meninggalkan bayinya dan mengurungkan niatnya.

Tapi apa? Anaknya justru tertidur lelap menggabaikan guncangan pada tempat tidur itu.

Anggaplah wanita itu gila, karena mengajak bayi kecil yang bahkan belum genap seminggu umurnya untuk berbicara. Tapi yakinlah, hanya ini yang dapat dirinya lakukan sekarang, karena dia sendiri tidak tau, ia bisa kembali lagi ketempat ini atau tidak.

"Nangis dong Junior... Bunda mohonnn..."

Lirih wanita muda itu, dengan tangan yang tak henti-hentinya memukul dadanya sendiri. Dalam hati ia merutuk kesal.

"Kenapa rasa sakit ini tak kunjung memudar.. ??!"

"Kenapa, tuhan??!"

"Kenapaaa...???!!"

Perlahan tubuhnya luruh kebawah, mengangkat bayinya kedalam pelukan lalu mencium setiap inci wajah kecil itu. "Bunda sayang kamu anak bunda.. bunda pamit ya? Sekali lagi maafin bunda Junior.." memeluk erat sang buah hati kemudian meletakkannya kembali kedalam kotak persegi.

Tidak lupa juga dia menyelipkan secarik kertas dibawah popok anaknya lalu mengetuk kuat pintu panti, kemudian berlari kencang mungkin menjauh sambil menghapus air matanya kasar.

Dari kejauhan terlihat sebuah mobil hitam sedang menunggu dirinya, dengan seorang pria yang duduk santai di dalamnya. Perlahan ia masuk kemobil dan mengambil duduk di sebelah pria tersebut.

"Bunda akan jemput kamu Nior! Bunda janji! Bunda pasti akan kembali!!"

*****

Halo, gimana kabarnya ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, gimana kabarnya ?

Em.. gimana prolognya ?

Kritsar ya, kalo typo tandain xixi <3

Oke bay..!!

@SuciAz_

JUNIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang