"EVERYBODY SAY NO!"
"JEONGMAL JIGEUMI ANIMYEON ANDWAE"
"AJIK AMUGEOTDO HAEBON GE SALJI MA"
"WE ROLL!"
"WE ROLL!!"
"WE ROLL!!"
"EVERYBODY SAY NOO!!!!"
Suara teriakan dari kelas 10 IPA 5 terdengar begitu keras hingga keluar kelas. Mereka terlihat begitu semangat menyanyi lagu dari boyband asal Korea Selatan itu.
Junior sendiri beserta teman-temannya tidak ada yang mengerti lagu apa itu, tapi karena anak cewek dikelasnya suka sekali menyetel lagu berbahasa negeri ginseng itu, makanya mereka bisa hafal. Lagian setelah didengarkan lagunya asik juga dan tidak buruk.
Aksi konser itu terus berlanjut, bahkan Joy yang sedari tadi memantau dari depan pintu pun tidak ada niat untuk menyudahi aksi mereka. Tugasnya disini hanya memantau tuan mudanya, dan jika bocah itu melakukan hal-hal yang merugikan dirinya dan orang lain, barulah ia akan bertindak sebagai mana mestinya.
Sean sibuk menabuh meja, Jedo yang aktif memainkan sapu layaknya sebuah gitar, sedangkan Junior sang biduan dengan lihai meliuk-liukkan tubuh di atas meja sambil terus bernyanyi memprovokasi seluruh penghuni kelas untuk ikut bergoyang mengelilingi dirinya.
"Asik-asikk josss!!" Teriak Junior memajukan bokongnya ke depan.
Saat sedang asik-asiknya berjoget, secara tiba-tiba pintu kelas dibuka dan menampakkan pak Gigih yang berdiri tegak disana dengan sebuah sapu di tangannya.
"APA-APAN INI?!"
Teriakan pak gigih memenuhi setiap sudut yang ada di kelas, dengan raut kesalnya guru BK itu masuk dan membubarkan mereka semua.
"BALIK KE BANGKU KALIAN MASING-MASING! DAN UNTUK JEDO, SEAN, JUNIOR DAN ANAK-ANAK COWOK YANG LAINNYA BERDIRI DI DEPAN KELAS. SE-KA-RANG!!"
Sesuai perintah, anak-anak cewek kembali ke bangkunya masing-masing, sedangkan semua siswa prianya berdiri berbaris didepan kelas. Tanpa rasa bersalah Junior maju ke depan dengan kedua tangan didalam kantung celana dan kacamata yang enggan untuk anak itu lepaskan sedari tadi.
"Kasih tau bapak, siapa yang pertama memulai semua kegaduhan ini?!" Tanya pak Gigih menetap penuh selidik semua murid nakalnya. Namun seperti mereka tidak ada yang ingin menjawab. "Cepet kasih tau bapak, atau kalian semua yang bakal bapak hukum!"
Semuanya melotot tak terima, mereka memang salah, tapi kalau untuk dihukum mereka tidak mau.
"Junior pak yang ngajak" saut Parel temen sekelas Junior.
Junior menurunkan sedikit kacamatanya, melihat siapa yang berani menyebut namanya. "Nggak pak! Dia yang mau ikutan!" Tukasnya sambil menatap Parel tajam.
Enak saja main tuduh-tuduh! Memang benar dirinya yang mengajak. Tapi salah mereka sendiri yang mau ikut-ikutan.
Pak Gigih yang berprofesi sebagai guru BK itu menggelengkan kepalanya prustasi. Ini gurunya yang salah didik apa memang muridnya yang tolol? Mereka semua sama-sama salah, tapi malah saling menyalahkan. Untung stok kesabaran pak Gigih masih banyak.
"Sudah-sudah! Kok kalian malah yang ribut? Sebagai gantinya, kalian semua bapak hukum!"
Ke limabelas cowok yang berdiri didepan kelas menghela nafas panjang. Sia-sia mereka jujur bila akhirnya semuanya kena hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Teen FictionJunior Nakkta anak yang begitu aktif, periang dan jauh dari kata kasih sayang kedua orangtua. diumur nya yang masih muda, hidupnya begitu penuh dengan warna, pasti ada-ada saja tingkah lakunya. yang membuat sang Bunda mengurut dada melihat tingkahn...