DUGH!
DUGH!
DUGH!!
Suara bising itu berasal dari kaki Junior yang tak henti-hentinya menendang Jok depan mobil. Wajah anak itu memerah karena kekesalannya yang tak kunjung paham.
Akibat dari ancaman Harun tadi, jadi mau tidak mau Junior harus menurut dan mau diajak pulang ke mansion. Sebenarnya ia bisa saja menolak atau bahkan kabur dari situ. Tapi ancamannya itu panti! bagaimana jika panti itu dibakar? Bagaimana nasib bundanya? Adik-adik? Abang nya? Bagaimana nasib mereka semua kedepannya jika Harun benar-benar melakukan ucapannya?
Alhasil ia harus menurut dan mengikuti semua perkataan Harun maupun anak-anak bangshake nya.
"Diam lah, Junior. Kaki mu nanti bisa sakit jika terus seperti itu " Harun mengurut pangkal hidungnya yang mulai terasa pening.
Seakan tuli, anak itu malah semakin menendang kursi kemudi dengan sekuat tenaga. Sedangkan Joy yang duduk di kursi itu hanya berusaha sabar dan konsisten menyetir, tubuh pria itu bahkan ikut maju mundur akibat tendangan Junior.
"Junior!" Dewa menahan kaki adiknya sambil menatapnya tajam. Bisa Junior liat kilatan amarah berkobar dari kedua mata elang abang pertamanya itu.
"Makanya lepasin ini borgol! Sakit tau..." Bocah itu kembali menatap tajam dengan bibir yang di manyunkan.
"Makanya jangan nakal"
Junior menatap penuh dendam pada Gala yang duduk di samping ajudan papanya. Dirinya itu tidak nakal! Junior itu anak yang tampan, rajin, penurut, sholeh, dan pintar menabung, begitu kata bundanya.
"Badboy ni boss, senggol dong..." Balas Junior sambil tersenyum miring.
"Dasar, Jamet"
"APA LO BILANG?! GELUD KITA HAYYUKK?! MAU DIMA--"
"Junior mulutnya mau papa jahit, hm? Berbicaralah yang sopan" Harun membekap mulut kecil Junior yang terus-menerus mengeluarkan kata-kata kasar dan berbicara tidak sopan. Ia tidak suka itu.
Junior mencubit tangan papanya dengan kuat sampai bekapan itu terbuka. "Dia yang salah kenapa gue yang dimarah?! Dasar Galanjing!"
"Junior!! Kamu mau Abang--"
"Dia ngomongin gue jamet!!" Potong Junior melayangkan tatapan permusuhan kepada mereka semua yang ada didalam mobil. Kalian pikirkan saja, Jamet mana ada yang mau ngaku, Jamet...
CIT...!
Mobil sport itu mengerem secara mendadak membuat pertengkaran mereka terhenti seketika. Junior memutar kepalanya saat melihat tempat yang ia tinggali selama lima kemarin. Anak itu menghela nafas berat.
"Permainan akan segala dimulai...!"
"Kenapa mengerem secara mendadak, Joy?" Tanya Dewa yang masih duduk anteng di dalam mobil menunggu anak buahnya membukakan pintu mobil itu untuk dirinya dan yang lainnya.
"Maaf, Tuan" Balas Joy menundukkan kepala. Namun dalam hati pria itu mencibir. "Siapa suruh ribut terus?"
*****
"AUWOWWOWO...."
Anak itu meluncur dengan kecepatan sedang pada pegangan tangga. Ini sudah kedua kalinya bocah nakal itu meluncur Seperti ini selama ia tinggal di mansion megah milik keluarga Wirasendjaja.
Bukannya ia tidak dimarah, tapi memang dasarnya Junior yang bebal, jadi mau di nasehati sebagaimana mungkin anak itu tetap saja tidak takut dan tidak mau menurut. Dajjal memang!

KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Teen FictionJunior Nakkta anak yang begitu aktif, periang dan jauh dari kata kasih sayang kedua orangtua. diumur nya yang masih muda, hidupnya begitu penuh dengan warna, pasti ada-ada saja tingkah lakunya. yang membuat sang Bunda mengurut dada melihat tingkahn...