Bab 5 || Breumm!

9.4K 538 4
                                    

KRINGGG!! KRINGG!! KRINGGGG!!!!!!!!

"Bangke! Jam waker siapa itu woi!! Arghh!"

Gerutu Junior mengacak-acak rambutnya kesal sambil menendangkan kakinya ke udara, tapi dia tetep enggan untuk membuka mata.

Junior rasa bisingnya jam itu malah semakin keras dan sangat dekat dengan telinganya. Dengan terpaksa Junior membuka mata bulatnya dan menatap kesal sosok didepannya.

"Ngapain sih, lo?!" Amuk Nior dengan mata tajam. "Ini jam agak jauhin dikit, kuping gue pegang!" Junior mendorong tangan Aland yang sedari tadi membangunkan nya dengan jam weker yang diletakkan tepat di samping telinganya.

Coba kalian bayangkan sendiri, bagaimana rasanya!

"Makanya jangan kebo" sindir Aland meletakkan jam tadi di atas nakas. Setelah ia Manarik paksa tangan rivalnya itu. "Ayo kecepatan bangun! Papa nungguin lo dibawah"

"Ck! Mau ngapain si? Masih pagi juga! Males ah~~" tolak Junior mencoba tidur kembali, tapi tidak jadi, sebab Aland semakin kuat menarik pergelangan tangannya.

"Jangan manja! Cepat, Lo mau jalan sendiri? Atau gue seret lo lewat tangga?"

Junior membulatkan mata yang memang bulat. Ngeri membayangkan tubuhnya yang sedang tiduran diseret melalui tangga dari lantai 3 sampai ke bawah. Kalau sampai hal itu terjadi, dapat dipastikan semua kulit tubuhnya terkelupas dan tertinggal di setiap anakkan tangga. Sungguh mengerikan!

"Ck! Iya iya gue bangun! Puas lo?!" Ucap Junior kesal. "Udah, sana-sana! Gue mau mandi dulu. sanaaaa....." Dengan sekuat tenaga junior mendorong Aland keluar kamar. Malas juga, masa mau mandi saja ditungguin.

"Yaudah. Tapi inget, jangan tidur lagi, papa nungguin" peringat Aland berdiri didepan pintu.

Junior abai, selain tidak mood ia juga sedang malas meladeni Aland yang banyak bicara, jadi dia lebih memilih menutup pintu kamar dengan kuat. Dan segera bergegas mandi.

*****

Aland berjalan santai mendekati sang papa yang sedang melakukan pemanasan dihalaman luas mansion. Harun maupun Aland kini hanya mengenakan pakaian santai, koas putih lengan pendek dan trening hitam panjang untuk Harun sedangkan Aland dengan celana trening pendek selutut.

Dengan tegap Aland berdiri tepat disamping papanya.

"Dimana adik mu?" Tanya Harun yang menimbulkan raut bingung dari anak bungsunya.

Aland tau papanya sudah tua, tapi ia yakin papanya tidak akan sepikun itu, untuk mengingat bahwa dirinya lah anak terakhir dan tidak memiliki adik.

"Aku nggak punya adik!"

Harun yang sedang pemanasan terkejut mendengar suara Aland yang meninggi. Perlahan Harun mendekati Aland kemudian menggusak rambut anaknya teratur.

"Maksud papa Junior, musuh kamu. Dimana dia sekarang?" Ralat Harun sambil terus memainkan rambut Aland.

Namun tidak lama, sebab Aland menepis dan menjauhkan tangannya.

"Pah! Jangan diberantakin! Aku nggak suka papa gituin!" Aland menatap tajam papanya yang malah terkekeh pelan, tanpa rasa bersalah.

Aland itu sudah besar. Sudah kelas 11 SMA. Tapi kenapa sang papa terus saja memperlakukan nya layaknya anak kecil. Aland tidak suka akan hal itu. Lagi pula Aland itu badboy, preman disekolah dan juga ketua Gangmotor. Jadi mana pantas bila diperlakukan seperti itu.

Harun yang memang tidak bodoh, dengan cepat menjauhkan tangannya. Dia bukannya takut dengan tatapan tajam Aland, hanya saja dia tidak ingin merusak suasana pagi yang indah ini.

JUNIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang