Pagi ini keadaan di mansion besar Wirasendjaja sedang dihebohkan dengan hilangnya sang bungsu.
Semua berawal dari Gala yang berniat pergi kedapur untuk mengambil minum, dan saat melintas dikamar Junior, Gala mengernyit bingung ketika pintu kamar adiknya yang terbuka lebar dan tidak ada satu pun anak buah papa nya yang mengawasi.
Dan saat masuk Junior tidak terlihat disudut mana pun. Gala geram, tangannya bahkan mengepal kuat dan langsung berteriak.
"JOY!!!! JOY!! JOY KEMARI ATAU KU BUNUH KAU!!"
Ketiak kan melengking Gala memenuhi Mansion. Dengan tergesa Joy mendekat kearah Gala sambil menunduk takut. Dan bukan hanya Joy, tapi semua anggota keluarga nya yang lain juga ikut berdatangan mendengar teriakkan itu.
"A-ada apa tuan memanggil saya?" Tanya Joy menunduk takut. Dia kaget dan bingung melihat putra ke-2 Harun itu kini terlihat begitu menyeramkan.
"Biar ku tanya, apa tugas mu sebenarnya, hah?!"
"Me-menjaga kamar tu-tuan muda, tuan.." lirih Joy yang masih senantiasa menunduk dalam.
"Lantas dari mana saja kau, sialan!!"
Bugh..
Gala menendang kuat tepat diperut Joy, yang membuat orang kepercayaan keluarganya itu terpental jauh dan meringis kesakitan.
Perlahan tapi pasti Joy kembali bangkit tetapi tetep tidak berani mengangkat kepalanya.
"Ada apa ini, Gala?" Tanya Harun memasuki kamar anak bungsunya bersama Dewa. "Kenapa pagi-pagi kau sudah membuat keributan?!"
"Junior, kabur!"
Harun dan Dewa yang memang cepat tanggap otomatis membulatkan mata. Mereka syok, tapi tetep bersikap biasa saja. Sebab keduanya sudah memprediksi hal semacam ini pasti akan terjadi, mengingat anak nakal itu yang memang belum bisa menerima kehadiran mereka di kehidupannya.
"Pah! Kenapa papa dan Abang bersikap biasa saja? Junior kabur pa! Adik ku kaburr!!" Gala mengusak rambutnya prustasi. Ia juga kesal akan sikap keluarga yang seperti tidak peduli terhadap adik bungsunya itu. Jika bukan karena takut, Gala pasti sudah menembak keduanya saat itu juga.
"Tenanglah, son.." Harun mendekat dan merangkul pundak Gala. "Semua akan baik-baik saja, ini tidak akan lama"
Gala mengernyit bingung. Apanya yang tidak akan lama? Dan apa iya, semuanya akan baik-baik saja.? Gala jadi semakin pusing, dan Dewa justru hanya menyimak saja percakapan keduanya.
"Apa maksudnya pa?!"
"Tenanglah.. adikmu sedang pergi menemui wanita pengurus panti itu"
"Dari mana papa, tau?" Tanya Gala yang semakin keheranan.
"Apa kau lupa siapa papa kita, Gala? Papa Tentu saja sudah memasang kan alat pelacak di jam tangan anak nakal itu" jelas Dewa setelah sekian lama menjadi penyimak.
"Denger itu" timpal Harun yang dibalas anggukan kecil oleh Gala.
Harun memang semalam sengaja masuk ke kamar Junior saat anak itu sedang tertidur dengan menggunakan kunci cadangan miliknya.
Otak tercerdas nya sudah memprediksi hal-hal buruk yang akan terjadi kedepannya bila anak itu bangun dari tidur. Dengan hati-hati Harun mengganti jam tangan milik Junior dengan Jam tangan mahal yang dibeli oleh anak buahnya tadi. Yang pastinya jam tangan itu sudah di desain khusus dan juga terdapat JPS di dalamnya.
Jadi kemanapun Junior pergi nantinya, Harun dapat tau, dan bisa memantau langsung dari iPad berlogo miliknya.
"Kita biarkan dulu anak itu melepas rindu dengan pengurus panti dan juga teman-temannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Teen FictionJunior Nakkta anak yang begitu aktif, periang dan jauh dari kata kasih sayang kedua orangtua. diumur nya yang masih muda, hidupnya begitu penuh dengan warna, pasti ada-ada saja tingkah lakunya. yang membuat sang Bunda mengurut dada melihat tingkahn...