Bab 16 || Breumm!!

5.3K 400 29
                                    

HALO SEMUA SEMUA!!

HAPPY NEW YEAR 🥳🥳🥳

SELAMAT BERGANTI BERTAHUN
JADIKAN TAHUN INI SEBAGAI PELAJARAN. DAN SEMOGA TAHUN YANG AKAN DATANG JAUH LEBIH BAIK DAN BANYAK KEBAHAGIAAN
AMINNNNN.....

SELAMAT DATANG 2023!!

*****

Orang bilang, waktu kadang seakan berhenti berputar saat kita sedang berkumpul bersama teman. Asiknya perbincangan, tingkah konyol yang menggelikan dan rentetan kejadian membuat kita kadang lupa akan waktu dan tempat.

Sama halnya dengan Aland dan teman-teman. Remaja bermata tajam itu memang tidak dapat dikatakan dalam golongan murid yang patuh akan peraturan. Seperti saat ini, kelas mereka tidak memiliki pelajaran atau lebih dikenal dengan Jamkos (jam kosong).

Alih-alih duduk manis di bangkunya masing-masing, kelima remaja itu justru asik berdiri di lorong kelas sambil melemparkan candaan-candaan menggelikan.

Tawanya seketika terhenti saat siluet setajam belati itu melihat sosok remaja yang beberapa hari ini sedang dihindari olehnya. Bocah itu terlihat keluar kelas bersama beberapa teman nakalnya dan berhenti tepat dibawah tiang bendera.

Aland yakin, pasti adiknya itu sedang dihukum.

Aland berdesis kasar saat nentranya tak sengaja bertemu dengan mata bulat berwarna coklat muda milik adiknya, Junior.

"Cih! Anak jalang" Desisnya sepelan mungkin hingga teman-temannya pun tidak ada yang dapat mendengar.

Setelah memutuskan eyecontact, Aland mencoba mengalihkan perhatiannya keberbagai arah asalnya jangan kearah Junior.

Namun tidak bisa, dirinya tiba-tiba menjadi tidak tenang dan sedikit khawatir. mungkin? Tapi dia sendiri tidak yakin tentang apa yang dikhawatirkan nya.

Menatap lekat-lekat sang adik, remaja berumur 17 tahun itu mengernyitkan dahi saat melihat gelagat aneh dari Junior.

Bocah yang sekarang resmi menjadi adiknya itu terlihat sedikit linglung dan terlihat beberapa kali memegang bagian pelipisnya. Aland pastikan bahwa Junior saat ini pasti kepanasan, sebab jangankan adiknya, ia sendiri pun kepanasan meskipun berada didalam lorong yang teduh, apalagi Junior yang tepat berada dibawah sinar mentari.

Aland tidak peduli sebenarnya tapi entah karena apa dan mengapa matanya tidak dapat berpaling barang sedikitpun. Dadanya bahkan berdetak tak karuan seiring dengan tingkah aneh sang adik.

"JUNIOR!!"

Deg!

Nafasnya terasa tercekat dengan mata melebar. Remaja yang lebih dewasa itu berlari kencang saat tubuh Junior jatuh tergeletak di atas lantai lapangan yang keras.

Dengan amarah memburu Aland berlari sekencang mungkin kearah kerumunan itu. Teriakkan-teriakkan dari temen-temen adiknya dan juga Joy membuat hatinya semakin tidak karuan dan kehilangan akal.

"Junior..."

Aland berucap lirih dengan langka yang tiba-tiba terhenti. Didepan sana ia melihat Junior kini berada dalam gendongan salah satu musuh bebuyutannya, Galen.

Rasanya berkecamuk. Marah, benci dan khawatir bersatu padu menjadi satu, membuatnya susah untuk melanjutkan langkah. Aland ingin merengkuh tubuh mungil itu dalam dekapannya, namun di sisi lain Aland masih merasa kesal dengan bocah itu yang ternyata adalah anak dari selingkuh papa nya.

Ditambah dengan adanya Galen disitu. Aland yakin, dirinya pasti tidak akan di anggap keberadaan oleh sang adik. Jadi untuk apa? Untuk apa melakukan hal yang tidak akan menghasilkan apa-apa? Yang ada hanya akan membuang-buang waktu dan menguras tenaga.

JUNIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang