Pulang : Panji

578 130 6
                                    

       Satu bulan sejak kepergian Kenzo, Cinta perlahan mulai bisa menerima kenyataan meskipun sesekali ia masih teringat dan tiba tiba menangis. Memang butuh waktu, Tak bisa lupa barang sebulan dua bulan saja. Biasanya Cinta akan mengingat Kenzo tiap kali ia melamun.

        Seperti saat siang ini, Gadis itu sedang melamun dan membiarkan kucing miliknya bermain sendiri. Untungnya lamunan Cinta dibuyarkan oleh suara knalpot motor Panji yang cukup bising.

        Cinta segera menoleh dan tersenyum saat dirinya melihat Panji menggandeng anak kecil yang tak asing baginya. Joe, Panji datang bersama Joe.
        "JOE! KAK CINTA KANGEN BANGET!!!" Cinta berlari menghampiri Joe dan memeluk anak berkebutuhan khusus itu. Panji tersenyum melihatnya, Namun ada perasaan sedih yang bersembunyi dibalik senyumnya.

         "Cin, Titip Joe bentar ya." Ucap Panji.
         "Emang lo mau kemana?"

        Bukannya menjawab, Panji justru merentangkan tangan.
        "Gue mau balik kerumah, Barangkali lo mau peluk gue." Ekspresi Cinta seketika berubah. Senyumnya memudar.
         "Kok cepet banget? Lo ada masalah? Atau ada sesuatu yang bikin lo risih ngekost disini? Masa harus pulang sekarang sih Nji. Ntar gue mainnya sama siapa?" Ujar Cinta sembari memeluk Panji.

         "Gue mau menebus waktu yang terbuang buat bisa bareng sama Joe. Janji deh gue sama Joe bakal sering kesini. Tapi gue titip Joe bentar ya, Mau ambil barang di kost. Bentaaaar aja."
         "Ish pulangnya ntar sore aja, Main main dulu lah disini."
 
        Seakan takut kehilangan, Cinta berusaha menahan Panji. Sementara Panji hanya tertawa melihat teman sebayanya. Laki laki itu hanya mengangguk dan melangkah ringan menuju rumah kost yang sudah ia tinggali selama berbulan bulan.

        Didalam, Panji disambut oleh para penghuni kost yang menatapnya dengan tatapan sedih, Terutama Nando. Ia sudah kehilangan salah satu teman sepantarannya, Dan kini dirinya harus berpisah juga dengan Panji.

       "Panji beneran mau pulang? Udah dipikirin mateng mateng?"
       "Udah Kak Theo. Ini juga berkat Kak Theo yang nasehatin gue buat bisa menerima Joe apa adanya. Sekarang gue tau kalo Joe emang bener bener istimewa. Gue juga mau ngucapin makasih sama kalian semua karena dari kalian gue belajar untuk bersyukur. Kapan kapan main kerumah gue ya."

        Bak deja vu, Mereka semua berpelukan membentuk lingkaran. Ada perasaan haru menyelimuti hati masing masing. Namun mereka bisa dengan sukarela membiarkan Panji pulang karena mereka tahu Panji sudah sembuh. Ia tak lagi merasa malu menggandeng Joe. Berbeda dengan Panji yang mereka kenal saat itu.

        Panji mengemasi barang barangnya yang tak banyak, Dibantu oleh yang lainnya. Saat hendak keluar kamar, Panji melewati kamar lain yang ditempati oleh Kenan, Bryan, Kenzo dan Nando. Laki laki itu menyempatkan diri untuk masuk dan duduk di ranjang yang sudah lama tak ditempati. Ranjang itu sekarang sudah rapi, Barang barang Kenzo telah lama diambil oleh Kenzi beberapa hari setelah tragedi yang merenggut nyawa temannya itu.

        "Kenzo, Gue pulang duluan ya. Gue janji bakal sering sering kunjungin lo, I still miss u bro." Gumam Panji pelan. Tak terasa setetes air mata mengalir di pipinya.

       Rasanya baru kemarin ia berkenalan dengan Kenzo saat anak itu baru masuk ke kost. Nyatanya sudah satu bulan Kenzo meninggalkan mereka semua.

        Setelah puas, Panji akhirnya keluar dari kamar itu. Kakinya terasa berat saat hendak berjalan menuju pintu keluar, Seolah kenangan disana memaksanya untuk tetap tinggal. Namun bagaimanapun, Ia punya satu saudara yang membutuhkannya.

        Di ruang tengah, Satu per satu penghuni kost memeluk Panji.
       "Jangan lupain kita ya Nji, Kita bakal kangen banget sama lo." Ucap Nando.
       "Yaelah Ndo, Lo lebay banget. Gue bakal sering main kesini, Tenang aja."

        "Sekali lagi makasih ya. Semoga mimpi mimpi kalian semua tercapai. Gue mau ke rumah Babeh Guntur, Mau pamitan."

        Semua mata memandangi punggung Panji yang berjalan menjauh dan lenyap di rumah Babeh Guntur.

        "Babeh, Panji mau pulang." Ucap Panji saat melihat Babeh Guntur sedang bermain dengan Joe dan Cinta di dalam rumah. Babeh Guntur berdiri lalu menyerahkan sebuah cangkir putih bertuliskan nama nama penghuni kost.

        "Dijaga ya, Kenang kenangan dari Babeh. Sering sering main kemari. Sayangi adek lo, Jangan ngebentak bunda lagi ya." Babeh Guntur menasehati Panji. Pria itu lalu menepuk pundak Panji dan tersenyum. Hari ini satu anaknya harus pulang ke tempat yang memang seharusnya ia tinggali.

        "Yaudah Beh, Ayo Joe kita pulang. Cinta, Gue duluan ya." Cinta mengangguk. Ia dan Babeh mengantar Panji hingga depan rumah. Sementara itu didepan kost, Anak anak kost yang lain sudah bersiap mengantar Panji pulang.

        Lambaian tangan dan senyum tulus pemuda pemuda hebat itu mengantar kepulangan Panji.

Jangan lupa vote sebelum lanjut membaca ya bestie

        

       

DIBAWAH ATAP KOST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang