Bryan berulang kali mengecek ponselnya. Kali ini ia tengah menunggu klien yang merentalnya. Sudah tiga jam namun belum ada perempuan bernama Wina yang menghampirinya.
"Bryan ya?" Ucap seseorang dari belakang. Bryan sontak menoleh dan mendapati seorang laki laki mengacungkan ponsel, Memperlihatkan bahwa ia perental Bryan. Melihat itu Bryan terkejut, Bagaimana bisa dirinya dirental oleh seorang laki laki.
"Apaan sih? Ngeprank ya? Gila kali lo rental gue buat jadi pacar lo." Bryan terlihat kesal, Sementara orang yang diketahui bernama Wina itu hanya tertawa.
"Emang boyfriend rental cuma buat rental pacar? Boy cowok, Friend teman, Boyfriend artinya temen cowok." Jelas Wina. Wajahnya mengingatkan Bryan pada kelinci putih di dongeng dongeng.Tanpa canggung, Wina merangkul pundak Bryan. Ia bertingkah seolah mereka berdua teman dekat.
"Lo mau jajan apa? Gue traktir. Tapi hari ini lo main sama gue."
"Apasih gila ya, Lo pikir gue cowok apaan? Batalin aja rentalnya. Nanti biaya pengembaliannya gue yang tanggung."Mendengar perkataan Bryan, Senyum Wina memudar. Ia lantas melepas rangkulan dan tertunduk lesu. Bryan tiba tiba merasa bersalah telah bersikap kurang sopan. Bagaimanapun Wina adalah kliennya.
"Gue cuma mau temenan sama lo. Sehari aja, Mau ya? Gue bayar double deh." Ujar Wina lirih. Kakinya menendang nendang kerikil kecil.
"Diantara banyak talent kenapa harus gue?" Akhirnya Bryan luluh juga.
"Karna lo talent yang dapet banyak bintang lima. Review dari para perental juga bagus bagus."
"Tapi kan itu cewek cewek semua yang ngasih review, Gimana sih."Wina tersenyum jahil, Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Bryan dan membisikkan sesuatu.
"Gue gay." Mata Bryan terbelalak. Ia sontak mendorong Wina yang tertawa melihat laki laki di depannya panik.
"Becanda doang sih." Sambung Wina. Mendengar itu Bryan menghela napas lega. Meskipun begitu, Bryan masih sedikit takut pada klien nya kali ini yang terlihat aneh."Kencan kemana kita enaknya Bry? Mall? Taman?" Wina masih semangat menggoda Bryan.
"Mulut lo minta diinjek banget Win, Nanti orang orang ngira kita pasangan gay beneran gimana?"
"Lah kan emang, Gue rental lo di jasa boyfriend rent kan?"
"KATA LO BOYFRIEND ITU TEMEN COWO DOANG, GUE GEDIK PALA LO LAMA LAMA YA" Teriak Bryan kesal. Ia mengapit kepala Wina di ketiaknya yang basah.
"Lepasin dodol, Ketek lo bau lem kayu."●●●
"Jadi Bryan ngira lo cewe? Terus ini sekarang kalian lagi ngedate dong?"
"Mulut lo bisa diem ngga Ken?"Setelah puas berjalan jalan, Bryan mengajak Wina ke kost nya. Ini pertama kalinya Bryan mengajak klien ke tempat tinggalnya.
Dimata Bryan, Wina cukup mudah beradaptasi. Baru beberapa saat disana, Ia sudah akrab dengan para penghuni kost. Bryan juga merasa satu frekuensi tiap berkomunikasi dengan laki laki berwajah imut itu.
"Seru banget ngekost disini, Gue pengen juga deh." Ucap Wina sembari melahap fire wings yang tersisa beberapa potong.
"Ngekost aja, Biar bisa makin akrab sama Bryan, Iya kan Bry?" Narendra turut menggoda Bryan. Yang digoda hanya bisa mendengus kesal.Gibran tersenyum mendengar obrolan teman temannya dari jauh. Dirinya berpura pura menonton televisi, Padahal telinganya fokus mendengarkan obrolan anak anak lain.
Sejujurnya Gibran ingin ikut bergabung, Namun kondisi hatinya yang mudah berubah membuatnya merasa minder dan takut malah nantinya merusak suasana.
"Gabung aja Gib. Lo ngga nonton tv daritadi gue perhatiin. Apa mau gue temenin buat gabung?" Ucap Theo yang tiba tiba sudah ada di sampingnya. Gibran menggeleng. Lebih baik menyimak dari kejauhan daripada nanti menjadi canggung.
"Guys, Fire wings nya masih ada ngga? Gue sama Gibran mau dong."
"Masih ada kak, Sisa tiga nih." Jawab Kenzo. Theo tersenyum. Setidaknya masih ada alasan untuk Gibran mengakrabkan diri.Malu malu, Gibran berjalan mendekati mereka. Kehadiran Gibran disambut hangat. Jarang sekali anak itu ikut berkumpul dengan penghuni kost yang lain.
Mata Gibran menangkap Narendra yang terlihat masih menginginkan sayap pedas itu. Ia mengambil sepotong fire wings dan menyerahkannya pada Narendra.
"Buat lo, Gue satu aja udah cukup kok." Mata Narendra berbinar. Ia lantas menerima pemberian dari Gibran dan melahapnya.
Mereka membicarakan banyak hal, Mulai dari sesuatu yang penting seperti pelajaran, Cita cita, Sampai ke topik yang terlalu buang buang waktu jika dibahas. Pemilihan jagoan di Little Pony, Apa yang akan terjadi jika Nando menjadi presiden, Semuanya tak luput dari pebicaraan mereka.
"Bry, Gue mau pulang. Udah jam sembilan, Bentar lagi jam dua belas."
"Masih lama gila, Masih ada tiga jam lagi." Jawab Satria, Dibalas anggukan dari Bryan.
"Pasti kalo udah jam dua belas lo berubah jadi babu ya Win? Jadi babu apa jadi babi?" Tanya Theo.
"Jadi baby, Baby nya Bryan."Seisi ruangan seketika heboh mendengar penuturan Wina yang begitu mengejutkan.
"Jangan gila deh, Ayo pulang." Sebisa mungkin Bryan bersikap kaku, Namun apa daya pipinya kini telah memerah.
"Gue besok boleh main kesini lagi kan? Btw Apple Jack bias gue ya Zo. Awas aja lo rebut." Ucap Wina sembari menunjuk Kenzo yang dari tadi berebut Apple Jack dengannya.Mendengar itu Bryan hanya geleng geleng kepala. Tak sadar bibirnya menyunggingkan senyum lebar yang untungnya tertutupi oleh helm.
Jangan lupa vote sebelum lanjut membaca, Happy reading guys<3
KAMU SEDANG MEMBACA
DIBAWAH ATAP KOST (END)
Fiksi PenggemarBercerita tentang sekelompok pemuda yang memutuskan untuk menempati rumah kost milik Babeh Guntur. Kost Babeh Guntur bukan hanya tempat menginap, Disini masing masing penghuninya mendapat pelajaran yang tak akan pernah terlupakan.