Berbeda

802 157 5
                                    

       Jam menunjukkan pukul 14.30, Panji pulang lebih lama karena ada kegiatan di sekolah. Suasana hatinya sedang begitu buruk karena banyak masalah yang menimpanya hari ini.

       Kekesalan Panji semakin memuncak tatkala ia tiba di kost dan mendapati seorang anak laki laki berusia lima tahun bermain dengan Cinta dan penghuni kost lainnya. Ia juga melihat bundanya tengah berbincang dengan Babeh Guntur di teras rumah.

       Melihat Panji turun dari motornya, Anak laki laki itu bersorak girang, Membuat bundanya menoleh dan menghampiri Panji yang terdiam mematung.

       "Bunda ngapain sih kesini?" Ucap Panji ketus.
       "Joe kangen sama kamu, Dia kan udah lama ngga ketemu kamu Nji."
       "Ya tapi Panji udah pernah bilang, Kalo ada apa apa telepon aja. Jangan nekat dateng ngga bilang bilang kaya gini."
       "Bunda udah berulang kali menelepon kamu tapi selalu kamu tolak."
       "YA ITU KARENA AKU NGGA MAU KETEMU JOE!!" Panji lepas kendali. Nada bicaranya meninggi.

       "Bunda ngga pernah ngertiin Panji. Panji cuma minta jangan tunjukin Joe didepan temen temen Panji. Sekarang semua orang tau Panji punya adek idiot kaya dia. Panji malu."

       Babeh Guntur merasa Panji akan semakin meluapkan emosinya jika tidak dicegah. Ia lantas meminta Cinta untuk mengajak Joe masuk ke rumah.

       "Joe, Ikut kakak ke dalem yuk. Kak Cinta punya banyak cokelat." Bujuk Cinta. Joe menggeleng, Yang ia inginkan hanya bertemu kakaknya.

       "Eh Joe, Ikut Mas Satria yuk. Kita main sama temen temen Joe. Yuk, Nanti mas beliin unicorn." Akhirnya Satria yang biasa menghadapi anak anak istimewa turun tangan juga.

       Mata Joe menatap Panji, Berharap kakaknya luluh dan mengajaknya bermain. Namun hal itu sia sia, Panji memalingkan muka, Menghindari kontak mata dengan anak istimewa itu.

       Setelah berkali kali dibujuk, Joe akhirnya mau diajak pergi ke tempat dimana biasanya Satria melakukan kegiatan sosial berupa kelas terbuka untuk anak berkebutuhan khusus.

●●●

       "Panji, minta maaf sama bunda nak. Anak didik babeh ngga ada yang jadi anak durhaka."
       "Bunda, Panji minta maaf. Panji ngga bermaksud ngebentak bunda. Panji cuma kesel."
       "Iya Nji, Bunda juga minta maaf udah bikin kamu malu. Maaf ya."

       Ibu dan anak itu akhirnya saling berpelukan. Mereka berhasil berdamai setelah obrolan panjang lebar bersama Babeh Guntur.

       "Bunda." Suara anak anak terdengar dari arah pintu. Terlihat Joe dengan senyumnya yang manis. Tangan kanannya menggandeng Cinta sementara tangan kirinya membawa sebatang cokelat.

       "Joe, Pulang yuk udah sore. Kak Panji nya masih cape jadi ngga bisa main." Joe mengangguk dan memeluk kaki Cinta, Tanda ia merasa nyaman dengan gadis itu.

       "Joe kapan kapan main kesini lagi ya. Nanti Kak Cinta ajak naik ayunan lagi." Ucap Cinta sembari membelai lembut kepala anak itu.

       Panji tak memberikan kesempatan Joe untuk mendekatinya. Ia justru memasuki kamar bahkan sebelum bundanya pergi. Sekarang dirinya merasa amat buruk.

●●●

       Malam ini kost Babeh Guntur pesta donat yang dibeli Bryan dari hasil kerjanya sebagai talent boyfriend rental. Ia mendapat banyak tip dari kliennya kali ini. Yap, Tentu saja orang itu adalah Wina. Sudah ketiga kalinya Wina menyewa Bryan untuk sekedar menemaninya berjalan jalan.

       "Panji mana? Tumben ngga keliatan." Wina merasa kehilangan seseorang yang biasanya ikut berbaur dengan mereka.

       "Lo ngga tau? Tadi ada insiden yang menyayat hati." Tutur Julio. Tangannya mengambil satu satunya donat keju di box.
       "DONAT KEJU GUE! GUE SENGAJA PISAHIN ITU BUAT MAKAN TERAKHIR!!! BALIKIN NGGA??!!!" Nando kesetanan melihat donat keju incarannya sekarang berada di tangan Julio dan hanya tersisa setengah lingkaran.

       "Insiden? Insiden apa?" Tanya Theo. Ia tak berada di kost tadi siang. Satria dan Kenan pun lantas bergantian menceritakan kronologi kejadian, Tentu pelan pelan agar tak terdengar oleh Panji yang sampai sekarang belum keluar kamar.

       "Kasian adiknya Panji. Padahal dia cuma pengen main sama kakaknya." Tutur Narendra. Bryan dan Nando mengangguk menyetujui ucapan Narendra.

●●●

       "Panji, Kenapa ngga keluar tadi? Kita semua abis makan donat bareng bareng loh. Ada Wina sama Gibran juga." Theo menghampiri Panji setelah acara makan makan selesai. Wina sudah pulang beberapa waktu lalu, Diantar pacar sewaannya, Bryan.

       "Ngga kak. Gue lagi ngga enak badan, Pengen istirahat aja."
       "Gue udah denger kejadian tadi siang. Jangan gitu lah Nji, Kasian adik lo."
       "Kak Theo ngga tau gimana rasanya punya adik cacat yang bikin orang orang ngga mau temenan sama gue."

       Theo tersenyum, Ia tahu bagaimana perasaan Panji sekarang. Anak itu tak benci pada adiknya, Ia hanya benci pada keadaan yang membuatnya kesulitan memiliki teman. Tak heran jika di grup chat Panji termasuk salah satu anggota yang aktif, Ia juga berusaha keras untuk menjaga teman temannya.

       "Gue ngga tau gimana rasanya punya adik cacat, Tapi gue tau rasanya jadi orang cacat. Ngga ada orang yang mau nasibnya kaya gitu Nji. Lagian Kenan bilang anak anak kost bahkan Cinta seneng mainan sama Joe. Kenapa harus malu? Takut dijudge? Atau mau kelihatan sempurna? Lo mau keliatan sempurna dimata siapa Nji? Dimata gue yang kakinya sisa satu? Apa dimata Narendra yang tunarungu? Nji, Lo cuma butuh waktu buat pelan pelan nerima keadaan. Kita ngga bakal ngejauhin lo walaupun adik lo kurang sempurna. Joe itu beda, Dia istimewa. Perlakuannya juga beda. Ngga bisa kaya lo bersikap ke anak anak lain. Nanti lo tanya ke Satria gimana caranya. Sini peluk, Gue tau lo cape hari ini." Theo merentangkan tangan, Senyumnya terbit setelah menasihati Panji panjang lebar.

       Panji memeluk erat laki laki di hadapannya. Theo berhasil menggerakkan hati Panji perlahan lahan.

       "Gue bersyukur banget kak ketemu orang orang kaya kalian di tempat ini." Tutur Panji, Setetes air mata meluncur bebas di pipinya.


Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar sebelum lanjut membaca, Happy reading semuanya <333
  

DIBAWAH ATAP KOST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang