10. Amukan

1.2K 153 39
                                    

Haluuu! Setelah sekian lama Wkwkw

Sapa yang nungguin kegilaannya Zuhroh dan Fania?

Rega marah besar Disini, syerem banget bapaknya One🙈

Zaseda Soeharjo!

Soeharjo!

Kenapa saingannya sekelas anak Soeharjo sih?!

Mendengar nama belakangnya saja sudah bikin Zuhroh jatuh tersungkur, lalu mengingat Seda adalah anak seorang wakil Presiden, Zuhroh merasa tenggelam makin dalam. Apalagi, perempuan itu terkenal dengan sikap dan perilakunya yang mulia.

Zuhroh mau ngubur diri aja!

Barangkali, bisa dibilang Seda adalah jelmaan wanita sempurna di jaman sekarang. Kebaikan hati perempuan itu tak perlu dipertanyakan, dia sering terlibat acara bakti sosial dan turun langsung sebagai sukarelawan bencana. Sementara Zuhroh? Rasanya tiada yang bisa ia banggakan.

"Si Mayor ngada-ngada aja kali, zuro. Masa iya si Seda kepincut sama jelmaan iblis kayak dia?"

Zuhroh menghela nafas, acara curhatnya dengan Fania berlangsung cukup lama. Didepan Hamdan dan Rega ia bisa pura-pura tidak merasakan apa-apa. Aslinya, Zuhroh insecure parah! Dan Fania tentu mengetahui hal itu. Dia bisa merasakan kalau Zuhroh tidak bersemangat.

"Selain jelmaan iblis, dia gantengnya nggak ketulungan, fan. Mana ada cewek yang nolak muka seadem itu? Belom lagi, sih Mayor tuh sebenernya berasal dari keluarga terpandang tau. Dia itu cucunya Panglima tempur yang pensiun tahun lalu. Terus, denger-denger dari pihak Ibunya, dia masih satu darah sama salah satu Pahlawan Nasional."

"Masaaaa." Fania mengerutkan keningnya. "Kok lo tau banget?"

Zuhroh tersenyum. "Kan gue punya babu sejati."

Kedua mata Fania memutar. "Hamdan." tebaknya. "Dia ngasih informasi secara cuma-cuma sama lo?"

"Iyalah! Walaupun pake sedikit ancaman."

Fania tidak percaya dengan ucapan Zuhroh. Sedikit versi Zuhroh itu kadang diluar nalar. "Lo nyiksa Kapten ya, paus?"

Zuhroh terbahak, ia yang tadinya duduk memangku bantal ditengah ranjang jadi menjatuhkan diri sepenuhnya. "Lo emang sahabat gue banget!"

"Terus gimana? Lo beneran suka sama Mayor?"

Zuhroh menghela nafas, menatap langit-langit kamar yang jelek itu dengan tatapan sendu. "Kayaknya iya deh, fan. Gimana nih, fan? Apa gue tembak aja sih Mayor ya?"

Fania ternganga mendengar pengakuan Zuhroh yang tak ada embel-embel bohongnya tersebut. Fania tau betul, awalnya Zuhroh hanya ingin menggoda dan mempermainkan Rega. Siapa yang sangka perempuan itu terjebak dengan rencananya sendiri?

"Lo jangan gesrek ya, zuhroh! Apa perlu gue ingetin, dia itu udah punya cewek."

Zuhroh menoleh malas. "Terus kenapa? Tinggal rebut aja, apa susahnya." sahutnya, mengedikkan bahu. "Jadi selingkuhannya aja gue rela, fan hahaha!"

Emang Zuhroh itu perlu diketok otaknya. "Lo lupa prinsip kita? Boleh suka pacar orang, dilarang ngerebut!"

"Yehh, elo bagemana sih, fan? Prinsip gue, boleh suka lakik orang, dilarang jadi yang kedua. Alias, gue harus nyingkirin yang pertama."

"Kegoblokan lo udah nggak ada saingan, zuro. Murni banget!" seru Fania geleng-geleng, sedetik kemudian dia meringis. "Lo nggak serius kan?" cicitnya.

Di bawah Pintu Pengabdian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang