12. Accismus

1.6K 162 96
                                    

Selamat ulang tahun, tahta tertinggi Nana. Kesayangan Nctzen, kesukaan aku. Sehat ya yang punya 22 Abang.
Jieee ditunggu Abs-nya🥂😭❤️
Telat ngucapinnya 😔

Oh iya, sehat-sehat ya kalian semua. Makasih sudah mampir bacaaa! Jangan lupa komentar ya, aku lebih suka komentar daripada bintang 🤣

Kalo kalian komentar tuh, aku jadi bisa berkomunikasi gitu. Aku seneng 😍

"Otak lo beneran udah ke sedot kuntilanak ya, ga?" Hamdan terus memberi racun pada keseriusan Rega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Otak lo beneran udah ke sedot kuntilanak ya, ga?" Hamdan terus memberi racun pada keseriusan Rega.

"Lo nggak bisa bedain prajurit sama cewek tukang halu? Zuhroh mentalnya nggak sekuat yang lo duga!" cerocosnya yang sejak mobil melaju tak absen memasuki telinga Rega.


"I'm sorry, ok?" balas laki-laki disampingnya, singkat.

Hamdan bertambah berang, belum lagi dia tau persis medan hutan yang gelap juga berbahaya. "Sorry-sorry! Lo pikir ini lagu Super junior." ketus Hamdan kembali.

Rega menoleh sebentar, keningnya mengkerut. Nggak paham ucapan Hamdan sama sekali. "Hamdan, bisa diam tidak?"

Pria dengan wajah ramah itu melotot sejadi-jadinya. Dengan enteng tangannya terulur menggeplak kepala Rega dari belakang. Kuat, sampai Rega terhantuk stir mobil.

"Gimana gue bisa diem, goblok?! Yang elo tinggal di tengah hutan belantara itu udah gue anggap kayak adek gue sendiri! Elo tau sendiri Bapaknya gimana. Nyawa gue ikut terancam karena ulah lo, nih! Mampus gue dihajar Om Ali kalo anak bontotnya luka-luka."

Rega balas mendengus. "Kau takut Zuhroh terluka atau kau yang luka-luka dihajar keluarganya?"

"Dua-duanya." sahut Hamdan, kelewat jujur. "Aduh, ga. Elo jangan santai begini sih. Zuhroh itu Bapaknya kayak singa, abang-abangnya kayak macan. Serem-serem keluarganya tuh!"

"Dia punya dua Abang, kan?" Rega tidak kelihatan ngeri. Dibanding Hamdan, dia jauh lebih santai. Meski ketenangannya itu berupa sandiwara belaka. "Berarti dia anak perempuan satu-satunya."

"Sama kayak Fania." Hamdan menghela nafas. "Mereka jadi bestie karena satu nasib."

"Satu server otak juga." sambar Rega. "Keduanya selalu membuat kepalaku ingin meledak!"

Mau nggak mau Hamdan menyetujui ucapan Rega yang satu ini. Fania dan Zuhroh itu klop banget. Kalo yang satu sinting, maka yang lainnya jadi gila. Dan ketika mereka bekerjasama, sekelas Rega saja bisa dibuat kalang kabut tak karuan.

"Gue itu nggak punya saudara, jadi anak semata wayang itu kadang sepi. Makanya pas kenal Zuhroh, gue udah ngeklaim dia sebagai adek gue." ucap Hamdan tiba-tiba, nadanya memberat.

Di bawah Pintu Pengabdian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang