Mohon maaf lahir batin ya semua. Selamat lebaran untuk yang merayakan nya 😍🙏
Semoga kita semua selalu di lindungi Allah, semoga Palestina selalu dalam lindungan Allah.
Fania dan Zuhroh saling sikut kala akan memasuki ruangan makan, mereka bisa melihat para prajurit sudah duduk rapi di meja panjang berbaris. Hamdan dan Rega bolak-balik tak menentu, ngeri saat melihat mereka masih marah-marah padahal mau sarapan.
"Balik, nyok Fan. Gue punya firasat buruk nih."Bisik Zuhroh.
Fania meneguk ludah, karena merasakan aura yang menegangkan menyelimuti ruangan."Tapi Gue laper."
Iya juga si, mereka memang kelaparan. Tetapi, memasuki kandang singa lebih bahaya. Bukannya makan, mereka malah di terkam.
"Baru dateng?"Rega yang pertama kali menyadari kedatangan kedua gadis itu. Ia mengambil gelas prajurit yang sudah berisi air tanpa izin, lalu berjalan menuju keduanya dengan wajah yang buat hati-hati mendumel menatap nya."Lelet, tidak disiplin, meremehkan waktu dan malas! Kalian kira ini dimana, Hah?!"Teriaknya keras.
Fania meringis, menunduk takut. Sedang Zuhroh, mulutnya baru saja terbuka ingin membalas tetapi tindakan Rega membuatnya mematung di ambang pintu.
BYUR!
Fania terbeliak menoleh pada Rega lalu kemudian Zuhroh pelan-pelan, mulutnya menganga luas seperti Zuhroh yang tidak bisa mingkem."Zu-zuro?"
Basah! Zuhroh melirik bajunya, mengusap wajah dengan gusar. Untung dia bukan cewek yang suka memakai maskara, kalau tidak ambyar sudah mukanya."Lo--"
Prang
Rega membanting gelas besi itu, menatap Zuhroh dengan bola mata hitamnya yang di takuti banyak orang."JANGAN MEMBANTAH!"
Zuhroh langsung terdiam, kedua tangan nya terkepal. Di antara banyak sifat manusia, Zuhroh paling tidak suka di bentak. Dadanya selalu berdenyut nyeri tiap kali di bentak keras.
"Dari awal Saya terlalu lembek sama Kamu!"Tunjuk Rega pada Zuhroh yang terdiam, di sampingnya Fania memucat."Dengar, biarpun Ayah mu seorang Laksamana. Saya tidak segan-segan menghukum mu! Saya tidak membedakan siapapun di sini. Jangan semena-mena!"
Hamdan menghela nafas, memutuskan menyusul."Kalian tau kesalahan kalian apa?"
Fania berharap Hamdan bersikap lebih manusiawi, tetapi sayang. Bentakan cowok itu juga melayang.
"MENYEPELEKAN!"
Kedua gadis itu menunduk dalam, biar bagaimanapun. Mereka akan takut jika di hadapan dengan situasi begini."Kamu Fania! Masuk, makan. Besok-besok kalau mandi bedakan antara di rumah dan di sini! Kamu gak liat, Hah! Mereka menunggu kalian datang!"
Mata Fania berkaca-kaca."I-iya, maaf."
"Jalan!"
Fania berjalan, tetapi Zuhroh masih di tempat. Ia melirik Hamdan, tetapi di tatap dengan mata mendelik ia jadi takut menunggu Zuhroh dan mengambil makanan sendiri.
"Kenapa berdiri aja? Ikuti teman mu!"Suruh Rega.
Zuhroh menatap Rega kemudian, tatapan berapi-api. Ia menahan segala amarahnya, lalu berbalik. Sayang, tangan nya di tarik Rega sigap."Mau kemana Kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di bawah Pintu Pengabdian
SpiritualFania membenci Ayah nya karena tidak pernah ada untuknya, tetapi selalu berdiri paling depan untuk merah putih. Sedangkan Zuhroh tidak bersahabat dengan pekerjaan Papanya yang merupakan abdi negara, Zuhroh terlukai karena dari situ lah awal mula kes...