Setelah mengantarkan kedua anak bos-nya ke sekolah, Mario tak tau lagi ingin kemana dirinya nongkrong di kota ini. Terlebih tidak enak jika dia berlama-lama menggunakkan mobil bos-nya, Mario memilih untuk pergi kerumah. Dengan hati penuh kegembiraan dalam perjalanan pulang, Mario mengingat-ingat candaan dengan Doni beserta Dani, rasanya seperti punya seorang adik kandung dalam hidupnya yang pertama kali ini untuk menghibur hatinya yang kosong.
Setelah mobil di parkir dengan matang di depan halaman rumah, Mario kembali menutup pintu gerbang yang dia buka barusan. "Uhfftt, metropolitan ...." Gumam Mario merasa kepanasan tubuhnya mengenakkan kaus yang di berikan khusus oleh Arman, Mario melepasnya.
Mario membuka pintu,di buat tercengang matanya, mendapati sosok sang wanita sedang bersender di atas sofa biru sana dengan tubuh bagian atas yang hanya di lapisi oleh bra berwarna putih. Tersenyum getir Airin melihat Mario masuk dengan tanjang dada menampilkan dada roti sibek serta perut langsing sixpack. Mereka berdua tak berkutik saat saling memandang tubuh lawan jenisnya, mata mereka perlahan saling bertemu.
Sadar bahwa dirinya hanyalah seorang pembantu, Mario langsung mengalihkan matanya, bergegas kembali dia mengenakan kausnya. "Kenapa kamu langsung pakai kaus kamu?" Alam bawa sadar Airin seketika keluar ke mulutnya pada Mario.
Melotot Mario mendengar pertanyaan dari Airin, membuat Airin langsung memasang wajah jutek agar Mario tak tau bahwa dirinya sedang salah tingkah dengan apa yang di ucap barusan. "Lain kali buka pintu ketuk dahulu." Lanjut Airin mengalihkan pembicaraan.
"Iya, saya mengaku bersalah, saya tidak akan mengulanginya lahi Nyonya Bos." Sekilas membungkuk Mario kepada Airin, sebagai rasa hormat sang pembantu kepada majikannya.
Bangkit dari kursi, Airin sesegera bergerak menuju kamarnya untuk mengambil pakaiannya. "Cepat kamu keluarkan mobil sport-ku warna merah di bagasi nomor dua, sehabis itu tunggu aku, dan antarkan aku ke taman jogging." Pesan Airin memberikan kunci mobil sport-nya pada Mario, sebelum benar-benar pergi ke kamarnya.
"Siap!" Dengan gerakan cepat, Mario langsung saja mengeluarkan mobil sport tersebut.
Duduk bersama seorang bos yang super cantik mengenakkan kaus memiliki kain tipis, berlengan pendek. Wajah bos cantik yang begitu jutek, membuat Mario rasanya susah untuk mencairkan suasana dalam perbincangan, dia memilih untuk menyetel sebuah musik selama perjalanan tanpa berbicara satu kata pun, menenangkan pikiran liar terhadap wanita yang bersamanya saat ini.
Di halaman parkir taman jogging, Airin memberi perintah pada Mario. "Kamu tunggu sini, sampai aku kembali."
Terangguk Mario membalas perintah dari Airin. Walau rasanya ingin sekali dirinya mengawal Airin hingga ke taman jogging. Kini Mario hanya bisa pasrah di dalam mobil, dari pada dia tak memiliki pekerjaan mengganggu aktivitas bos cantik-nya itu.
Merasa mata berat ingin tidur, Mario paksakan bermain ponsel agar saat Airin kembali dirinya tidak di anggap jelek, jika dia menuruti matanya yang berat. Namanya seorang manusia normal tak bisa memaksa-kan luar keinginannya, saat lelah membaca Artikel-artikel dalam layar ponsel yang di genggam-nya, di taruhnya benda pipih itu di atas laci mobil, mata yang berat tak bisa di paksakan lagi oleh Mario, membuatnya gagal untuk tidak tidur.
Merasa sudah puas dengan aktivitas pagi ini, Arin kembali ke halaman parkiran taman jogging. Di buat kesal Airin dengan pintu mobilnya terkunci. "Buka, cepat buka!" Geram Airin mengetuk-ngetuk pintu mobil.
Merasa ada suara gaduh di telinganya, Membuat Mario lekas membuka matanya. Menoleh kepala Mario ke sumber suara tersebut, dari luar jendela mobil tampaklah sosok Airin dengan ekspresi kesal serta tangan yang sibuk mengetuk-ngetuk pintu mobil. Mario langsung saja membuka kunci pintu mobil. Saat pintu terbuka, Airin langsung masuk ke dalam mobil. Bruk! Di banting sangat keras pintu mobil oleh Airin, saat dia menutupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Seductive Mother
RomanceBeruntung-nya dirinya Mario menjadi seorang pembantu di rumah Arman. Karena dia bisa mengenal seorang wanita memiliki dua anak, sangat dia kagumi pesona kecantikannya serta tubuh indah jarang dia lihat dari wanita lain. Akan tetapi, sadar Mario hany...