Wajah polos nan manis, penuh masalah hidup

643 2 0
                                    

Perjalanan sehari, semalam, lewat darat hingga jalur laut, akhirnya dapat terurai juga saat Airin beserta rombongannya sampai di depan sebuah rumah dari balik pagar. Dengan sibuk, Airin menekan secara berulang kali tombol lonceng di depan dinding rumah megah di depan pintu pagar yang begitu panjang. Merasa ingin menyerah Airin, di bawah terik matahari yang menyengati tubuhnya terasa, menguras banyak energi-nya berdiri di depan pintu pagar tersebut selama lima belas menit lamanya, tak ada tanggapan dari sang pemilik rumah yang ada di dalam.

 Mengambil ponsel dari dalam saku, Airin mencoba menghubungi Bella sebagai sang pemilik rumah yang ada di depannya, sekaligus sebagai sahabat lamanya. Lima kali sudah, tak ada balasan dari panggilan melalui ponsel, membuatnya merasa percuma untuk mendapatkan kesempatan masuk kedalam rumah tersebut. Tidak mungkin harus memanjat pagar yang tinggi seperti ini untuk menyelinap masuk, pikir Airin begitu pasrah dengan keadaan, apa lagi jika ada warga lihat, bisa-bisa di kira maling. 

Dengan dahi mengerut, Airin menoleh ke arah Mario. "Sepertinya kita harus cari penginapan, hingga ada jawaban dari sahabatku, akan memberi kita tumpangan untuk tinggal di rumah bersamanya." Ajak Airin, tak tahan dirinya dengan cuaca panas begitu ekstrim.

"Baiklah jika itu yang kamu inginkan ... lagi pula, kasihan Dino-Dani jika kita berlama-lama di bawah terik matahari secara langsung."
  

Tak bisa berbuat banyak, Airin beserta rombongannya, mulai memalingkan wajah dari rumah dengan pagar memiliki lengkungan besi berbentuk lengkungan corak bunga matahari berwarna biru gelap. Belum saja Airin beserta rombongan, menyentak kaki menjauhi rumah di belakangnya, seketika terdengar suara bunyi pagar seperti ada yang mengguncang kan-nya dari dalam sana. Sentak Airin dengan Mario beserta kedua anaknya membalikkan arah badan, kembali ke arah gedung rumah mewah tersebut.

 Sungguh gembira hati Airin, melihat sosok seorang perempuan dengan rahang mungil bertubuh ramping dari sela pagar tersebut sedang menyorotinya. "Hai, sahabat lama-ku, akhirnya loe buka-kan pintu buat kita juga." Sontak dengan erat, Airin yang rindu berat, langsung memeluk tubuh Bella.

 Suara dari wanita di depan yang lama tak dia dengar, namun terus dia ingat, membuat Bella senang akhirnya bisa dapat mendengar suara sosok tersebut secara langsung. "Hai, Airin ... maaf, yah, gue lama untuk membuka pintu, soalnya gue habis ngelonin anak gue yang masih bayi." Sadar Bella, mengakui kesalahannya dalam pelukan rindu yang saling memberi itu.

 Perlahan mereka saling melepas pelukan tersebut, seketika kedua bola mata Bella di hiasi dengan seorang pria berwajah tampan, terlihat begitu dingin saat terpampang, membuat Bella tertarik. "Itu siapa?" tanya Bella pada Airin, begitu besar rasanya ingin mengetahui siapa pria yang sedang menggandeng kedua anak kecil yang ada di belakang Airin.

"Oh, iya, kenalin dia namanya Mario, dia seorang pria yang akan menjadi calon suamiku, menggantikan Arman nanti." Secara terang-terangan Airin menjelaskan sosok Mario pada sang sahabat lamanya. 

 Tanpa berlama-lama, tak tahan melihat wajah tampan membuat dirinya tertarik, Bella langsung menjulurkan tangannya pada tangan pada Mario yang menjadi target utama sebagai tamunya nanti. "Kenalkan, nama-ku Airin, sahabat lama Airin." Dengan ramah Bella melempar senyum.

"Mario ... senang bertemu dengan anda Bella, sebagai sahabat lama Airin yang baik." Balas Mario dengan nada dingin, tak ingin dirinya terlihat sedang tertarik dengan wanita yang memikat kedua matanya untuk memilikinya.

Merasa-kan begitu hangat tangan serta merasa melayang-layang ke udara otak Bella, saat tangan Mario mau menjabat salah satu tangan mungil miliknya. Sedikit kagum Bella dengan nada berat yang di keluarkan oleh Mario, serta tatapan-nya begitu hangat menyorotinya, membuat Bella ingin berlama-lama menggenggam telapak tangannya. Tanpa menyadari bahwa Bella sedikit membuat Airin, sedikit merasa cemburu melihat langsung kedua tangan lawan jenis orang tercinta-nya saling menggenggam dengan durasi begitu lama.

Two Seductive MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang