Semakin didiamkan, malah membuat hormon seretonin tak tenang, akibat hal tadi akan diri- nya yang ingin berhubungan dengan Airin saat di dapur terganggu. Meranjak dari ranjang dengan pikiran yang tak dapat menahan diri di tempat saja, Mario berpikir alangkah baik- nya jika menjumpai Airin malam ini secara langsung di kamarnya. Mungkin hari ini bukan keberuntungan bagi diri-nya yang akan haus soal hubungan seksual kepada Airin, Mario tidak dapat menerobos masuk ke dalam kamar sana, saat mengetahui bahwa pintu kamar terkunci.
Tak ada lagi pilihan bagi Mario, secara positif berpikir bahwa Airin sudah terlelap dalam tidur- nya, sesudah dirinya mengetuk pintu kamar yang terkunci dari luar, sebanyak enam kali ketukan. Pasrah akan keadaan, memilih untuk pergi ke rumah Bella, bagi- nya berjalan dari sini ke sana hanya satu jam lamanya, tidak masalah, asal- kan dirinya apat kepuasan dahsyat dari Bella, membuatnya tak berpikir panjang lagi untuk melakukan perjalanan. Karena Mario mempunyai kunci rumah serta pagar milik Bella, jadi dia langsung menyelonong masuk saja.
tok, tok,tok! suara pintu terketuk oleh Mario dari luar kamar. "Misi, aku Mario, boleh- kah aku bertemu dengan kamu, Bella, ini hal sangat penting." tergesa-gesa Mario berusaha memanggil Airin dengan suara tidak terlalu keras, tak ingin diri- nya mengganggu buah hati Airin mungkin sedang terlelap tidur, tebak- nya bersama sang Bunda di dalam sana.
"Silah- kan, sayang, buka saja pintu- nya ... aku enggak kunci, kok." Balas Bella dari dalam kamar sana.
srek!
Saat membuka pintu kamar dari luar, di buat sangat takjub, senang kedua mata Mario di sambut dengan pemandangan Bella begitu vulgar sedang memberi susu terhadap sang buah hati. Menutup kembali pintu yang tadi di buka, berjalan Mario menghampiri Bella yang ada di atas ranjang sana. Dengan tenang, kaki menyila, Mario menyenderkan bokong- nya di tepi ranjang, tepat samping Bella terbaring.Melepas punting cokelat yang tegang dari dalam mulut sang buah hati, Airin mulai membenarkan kain bra transparan milik- nya. Tengkurap Airin, menahan dagu dengan kedua tangan- nya, sedikit mengongak kepala- nya, memandangi Mario secara langsung. "Ada apa kamu datang malam - malam begini, sayang ... bukan, kah, hari ini adalah jadwal diri- mu dengan Airin untuk bersenang - senang seharian. Tapi tunggu, biar ku tebak, apakah Airin sedang membahas tentang diri- ku sehingga membuat kamu tidak senang, lalu kamu pergi pada- ku, bukan- kah, seperti itu, sayang?" menekuk kedua kaki Bella, menjulang ke atas telapak kaki- nya.
Rasa- nya ruangan enam meter persegi dengan suhu dua puluh derajat ini, terasa begitu sangat gerah, rasa- nya ingin sekali Mario membuka pakaian- nya sekilas mata- nya dengan nakal mencuri pandang, melihat ke arah tubuh Bella yang sangat seksi,hanya mengenakan bra serta celana dalam transparan berwarna putih. Rasa- nya ingin sekali Mario cepat-cepat menyelimuti tubuh mungil wanita di samping- nya. Tak, mungkin, jika di lakukan sekarang, pasti akan mengganggu ketenangan si kecil terlihat sangat pulas tertidur, tolak Mario untuk berpikir seks berkelanjutan dengan wanita yang terlihat menggoda di depannya. Tertutup mulut Mario tak bisa membalas pertanyaan yang di lontarkan dari Bella, sibuk diri- nya untuk mencoba menahan pikiran yang liar.
Mendapati mata penuh napsu yang di kenal Bella pada Mario, membuat- nya bisa menebak apa yang sebenar- nya Mario ingin- kan. "Ushhtt!" desah Airin secara sengaja, mengubah posisi- nya di atas ranjang, bangkit diri- nya untuk duduk, menyenderkan kepala di dada bidang milik Mario, di balik kaus hitam yang di kenakan- nya. "Pandang- lah mata- ku ini, sayang, apa kamu masih ragu untuk mengatakan hal sebenarnya kedatangan kamu malam ini, pada- ku?" Menangkup sala satu tangan Bella di pipi Mario, menggeser kepala Mario dengan halus agar lebih jelas Bella dapat mengerti, apa yang sedari tadi membuat Mario hanya terdiam saja.
Meneguk kembali saliva dengan cepat kedalam tenggorokan, Mario dapat merasakan secara langsung akan undangan hasrat dari Bella sedang memejamkan kedua mata- nya yang menyorot bergelora. "Apakah, susu di dalam kelenjar punting payudara kamu akan keluar, sayang, sama seperti engkau berikan pada Ratno, anak kamu?" sala satu tangan Mario menggeser beberapa helai rambut yang menghalangi wajah Airin yang manis, tampak terpesona malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Seductive Mother
RomanceBeruntung-nya dirinya Mario menjadi seorang pembantu di rumah Arman. Karena dia bisa mengenal seorang wanita memiliki dua anak, sangat dia kagumi pesona kecantikannya serta tubuh indah jarang dia lihat dari wanita lain. Akan tetapi, sadar Mario hany...