Cinta gelap merasuki otak (+21)

904 3 0
                                    

Di pesisir pantai bali, di dalam gubuk yang megah dengan pengunjung berbagai macam kulit datang secara berkelompok. Terlihat begitu sangat meriah dengan lampu remang - remang, serta iringan musik piano begitu romantis.  Membuat semua pengunjung dapat merasakan, moment indah - nya, bersantai di pinggir pantai.  Sebagian besar mata pengunjung pria di dalam gubuk sana, pada penampilan Bella berparas manis mengenakan mini dress, setengah menutupi punggung- nya, sangat memukau, warna- nya berpadu dengan warna langit gelap saat ini di luar gubuk sana.

Melirik ke arah kiri - kanan, melihat respons para lelaki yang duduk di depan meja sama, begitu sangat menjijikan. Tanpa memperdulikan mereka, Bella tetap anggun dalam mengambil langkah sembari mengaut-kan, sala satu tangan- nya dengan Mario, hingga duduk di depan meja bar, samping para pria tadi yang terus memandangi- nya. Merasa puas Mario, saat msnatap tajam setiap lelaki mata keranjang di sini, hanya terdiam segera memalingkan wajah dari diri- nya serta Bella.

"Dasar para buaya darat...." Gumam Mario sangat pelan, hanya dapat di dengar oleh Bella seorang.

Terkekeh Bella melihat ekspresi dari Mario, begitu tidak senang saat diri- nya mendapati tatapan aneh dari lelaki di sekitar sini. "emm ... emang yang di sebelah aku ini, enggak buaya darat, apa?" lirik kedua mata- nya ke arah Mario dengan kedua alis mencuat tegas.

Mendengar kalimat yang keluar barusan dari mulut Bella, seakan menekan pikiran Mario saat ini untuk tidak berbicara sedikit, pun, mengatakan tenttang diri- nya di tahun ini. Termasuk seorang buaya darat yang memiliki dua pasangan bergantian setiap hari- nya. Syukur- lah belum lama terdiam mengoreksi diri, seorang pelayan bar datang, di hadapan mereka duduk.

Terpacu mata pelayan bar tersebut, pertama kali pada Bella terlihat sangat manis wajah- nya serta tubuh - nya mengenakan mini dress hitam. "Maaf mengganggu malam anda, Nyonya." tak enak seorang pelayan bar, saat mendapati tatapan malas dari Bella. Kembali diri- nya, berfokus pada tujuan utama- nya, mendatangi kedua orang, terlihat seperti seorang sepsang kekasih dari ujung meja sana.

"Kedatangan saya kemari hanya ingin membantu menghangatkan suasana malam, Nyonya serta tuan besar ... di sini saya punya beberapa jenis minuman alkohol yang bisa membantu malam kalian agar berjalan dengan cair, mungkin!?" lanjut Pelayan, menyodorkan sebuah kertas berisi selurih daftar minuman alkohol, mulai dari kelas A hingga C.

"Kek- nya, sih, malam seperti ini enak- nya minum tiga botol, Gin, lebih terasa santai rasanya ... gimana menurut kamu, sayang." Pinta Bella pada Mario untuk memberi pendapat.

"Tolong layani kami berdua dengan menghabis- kan, tiga botol Gin!" cetus Mario, langsung pada seorang pelayan yang akan siap melayani mereka berdua.

Perlahan yang penting pasti, alkohol mulai merasuki jiwa Bella, dan Mario. Di saat ini, lah, mulut mereka saling terbuka satu dengan lain menceritakan tentang masalah lalu mulai dari soal umum hingga privasi. Bahkan dengan berani, Bella menceritakan soal diri- nya dapat berhasil memanipulasi pikiran Airin yang begitu bodoh,  hingga mau pasrah memberikan Mario seutuh- nya pada diri- nya, menceritakan langsung pada Mario. Sedikit di selipi beberapa candaan oleh Mario, agar suasana tidak menegang.

~~~

 Sampai di dalam kamar, tempat penginapan pinggir pantai yang sudah mereka booking sebelum pergi. Segera Bella berdiri, beberapa langkah membelakangi Mario, menyambung- kan ponsel pada spiker di hadapan- nya. Seperti ekor kuda, rambut yang pirang bergerak dengan menggoda, melirik kepala Bella ke samping, sembari perlahan membuka ikatan rambut- nya dengan kedua tangan. Dari belakang sana, Mario yang tampak mengerti maksud dari sang wanita, memberitahu- nya untuk mendekat pada- nya, satu langkah demi satu langkah, Mario melepas pakaian yang di kenakan- nya, hingga tak ada satu, pun, kain yang menutupi tubuh-nya saat berjalan ke arah Bella.

Two Seductive MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang