kebencian, di pendam sendiri

415 4 0
                                    

Susah sekali rasanya, bagi Bella yang sedang mencoba merekat-kan kelopak matanya, terus mencoba memaksakan kedua bola matanya agar terpejam. Bayangan tadi saat di taman, terbayang di dalam lubuk otaknya, membuatnya di atas ranjang, balik selimut yang tebal menutupi seluruh tubuhnya, dua jam tak bisa merasakan tidur nyenyak, membuat Bella menyerah untuk membaringkan tubuhnya lagi di atas ranjang. 

 Meluruskan kedua lututnya, kembali dia memakai jaket woll tadi saat di taman, insting Bella untuk pergi ke kolam renang bagian samping, lantai dasar rumahnya, membiarkan Ratno sendirian di kamar. Tak sia-sia, rasanya Bella saat tadi menuruni beberapa anak tangga, dari ruangan kamar, lantai dua rumahnya. Matanya dari jauh, di buat segar dengan pemandangan punggung Mario terlihat kekar tanpa di terlapisi dengan busana. Mungkin ini adalah kesempatan yang tepat untuk menggapai keinginan, tak habis pikir Bella untuk melakukan suatu hal yang sudah di bayang-bayangkannya.

 Saat sedang asik sendiri, menyeruput sebatang rokok sembari merasakan udara yang begitu segar di pinggir kolam, seketika Mario di buat terkejut dalam diam atas kehadiran Bella di sebelah-nya. "Ternyata ada juga, yah, seorang Ibu dari kayangan, masih belum tidur di jam dua malam seperti ini?" cetus Mario tak ingin terlihat tertarik dengan wanita tersebut, memulai untuk mencairkan suasana.

 Tergelak Bella mendengar apa yang barusan Mario katakan, merasa menyerang dirinya. "Yah, tentu saja, buktinya saja aku, seorang ibu memiliki anak satu, rasanya susah sekali tidur, tak kuat dengan bayangan yang menyelekit otak, sosok seorang pria muda di bawah umurnya." Alam sadar Bella, mengeluarkan kalimat membuatnya sendiri tak pantas.

 Pipi kasar Mario terdorong dengan sendirinya menyimpulkan senyum pada Bella yang terlihat tanpa sadar mengucapkan kalimatnya barusan. Tak ingin terlihat kaku dengan suasan hening sejenak, Bella mencari akal untuk mengembalikan suasana agar semakin dekat dengan Mario, terpikir akan suatu hal yang mungkin akan membuat Mario semangat malam ini dengannya. Dengan pelan Bella membuka jaket woll berwarna cokelat , dan celana panjang yang sedikit menutupi keseluruhan tubuhnya. Tampak memukau Bella dengan tubuh yang hanya di lapisi, bagian atas dengan Bra belang-belang, bagian bawah dengan celana dalam yang sama warnanya belang-belang seperti branya. 

 Hal tersebut membuat Mario, ternganga melihat pemandangan tubuh ramping berkulit sawo matang dari Bella, terlihat sedang menggoda-nya. Tak mungkin dia membuka pakaiannya di tengah malam dingin seperti ini kalau bukan hanya memancing hasrat, tebak Mario dalam hati tentang apa yang dia tangkap dari sikap Bella saat ini padanya. 

 Bersender Bella, menghadap suatu dinding. "Ku dengar dari Airin, kamu hebat dalam hal renang." Sengaja Bella mengibaskan rambutnya yang tebal pirang tersebut saat ingin menoleh ke arah Mario, kedua kelopak matanya terbuka lebar.

 Terasa kering tenggorokan Mario, saat mendapati sorotan mata kelabu di depannya. "Tentu, Nona." jawab Mario dengan kikuk.

 "Bagus, untung kita di depan kolam renang ... jadi apakah kamu mau mengajarkan aku renang, Mario." Dengan anggun Bella berjalan mendekati kolam, tanpa ragu dia menyeburkan dirinya ke dalam kolam renang.

 Saat wajahnya timbul dari atas air, kepala Bella menyender pada dinding tepi kolam, tak melepas pemandangan-nya pada Mario tegak di atas kursi rotan panjang, di atas sana. Tak bisa dirinya hanya berdiam di tempat saja, Mario yang kalah itu sudah terpancing dengan tatapan penuh gairah yang di sana. Membuat Mario dengan penuh rasa semangat untuk bangkit berdiri, membuka celana jeans panjangnya yang nanti akan mengganggu aktivitasnya. Segera Mario ikut menyebur ke dalam kolam, tepat samping Bella berdiri.

Tak sanggup Bella hanya melihat roti sobek milik Mario di depannya sedang menggoda, Bella dengan nakal menyentuhnya, meraba-raba dengan halus. "Aku percaya dengan tubuh ateletis kamu ini, pasti kamu jago sekali dalam hal renang." Mendongak kepala Bella agar bisa mendapat pemandangan wajah pria tampan di depannya saat ini.

Two Seductive MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang