Pelampiasan salah, berujung nyawa

966 4 0
                                    

Setelah hari kemarin, hari dimana di resmikan Arman dengan Kidra menjadi seorang sepasang kekasih sehidup-semati seturut agama maupun negara. Hal ini membuat Kidra sangat senang karena apa yang di nanti dalam impiannya, telah menjadi nyata. Namun berbeda halnya dengan Arman, begitu terlihat murung di wajahnya saat dia sedang menghisap sebatang cerutunya, di kursi halaman depan rumah.

 Sedari memerhatikan ada beban pikiran dari raut wajahnya, membuat Kidra bertanya-tanya dalam hati, apakah dia masih memikirkan istri pertamanya di bandingkan diriku? begitu cemas Kidra ingin memastikan hal yang terjadi. Karena telah di resmikan sebagai seorang istri, Kidra spontan memberanikan diri untuk duduk di pangkuan paha Arman, kini bertatap lurus. Dengan anggung Kidra membelai kepala Arman. Tepat langsung mendaratkan bibir tebal miliknya pada pemilik bibir tipis di hadapannya. Kecupan demi kecupan yang Kidra berikan terhadap Arman, saat ini membuatnya sedikit kecewa karena tak ada balasan serangan darinya, seperti ada suatu hal yang sangat mengganjel dalam diri Arman.

 Selang beberapa saat, menghentikan adegan mencium bibir Arman, Kidra memundurkan kepalanya beberapa senti di hadapannya. "Sayang, apa yang sedang kau pikirkan saat ini, sehingga membuatmu terlihat begitu lemas, bahkan tak seperti biasanya saat bibir-ku mendarat di bibirmu, seharusnya kamu penuh antusias membalasnya?" tanya Kidra dengan kecewa.

Menghela napas kasar, Arman di hadapan Kidra, sedikit terasa berat untuk memberi penjelasan. "Aku bingung mau mulai dari mana, tapi intinya yang ku cemaskan adalah anak-anakku jika di ambil alih oleh Airin ... Sayang, apa kamu mau menerima anak-anakku sebagai anak sendiri, jika aku mengambil alih hak asuh dari Airin?" Pasrah Arman memohon pada Kidra, setelah ia memeberi tau apa yang menjadi beban pikirannya saat ini.

Terangguk tegas kepala Kidra di hadapan Arman dengan penuh keyakinan. "Tentu akan menerima anak-anakmu, aku akan selalu siap untuk menjadi ibu tiri mereka yang baik." Balas Kidra. "Bahkan jika Airin suka tinggal bersama kita, aku akan siap juga menerimanya. Asal satu yang aku tak inginkan dari kamu."

Mendengar kalimat akhir yang di berikan oleh Kidra, membuat kedua kelopak mata Arman lekas terbuka lebar. "Apa itu?" Penuh tegang diri Arman, siap menanti konsekuensi dari istri keduanya yang banyak mengatur. "Aku siap menerima-nya."

"Aku hanya ingin kamu bisa merasakan kebahagiaan, tanpa beban pikiran, saat bersamaku." Bisik Airin di samping telinga milik Arman, berusaha mencairkan suasana

Terkekeh Arman mendengar hal negoisasi yang di berikan oleh istri keduanya saat ini, tak menyangka bahwa Kidra benar-benar pengertian terhadapnya. Dengan seperti ini, perasaan hati Arman menjadi tenang menikmati awalnya hari. Saling memandang lurus sesaat, membuat Arman tak tahan dengan bibir seksi serta wajah menggemaskan dari sang istri, secara arogan dia memberi serangan bibir terhadap wanita di hadapannya saat ini. 

Teringat suatu hal yang harus dia wujudkan, bertindak cepat Arman langsung menjauhkan wajahnya dari hadapan Kidra sebelum adegan berlangsung ke lebih yang panas. "Ada seorang perusahaan ekspedisi terbesar dari Amerika pagi ini untuk ku temui, jadi maaf sayang, pagi ini, aku tak bisa melanjutkannya. Akan tetapi aku janji, setelah berdiskusi dengan orang besar yang akan ku temui, dalam rangka kerja sama. Kita akan melanjutkannya, ke hubungan intim yang lebih panas ." Dusta Arman, memberi kalimat penutup pada Kidra, pagi ini.

Setelah mendapat persetujuan dari Kidra untuk pergi.

 Dengan sungguh Arman tidak pergi untuk pergi menemui seorang pembisnis besar asal belanda, itu hanya karangannya saja. Memanupulasikan pikiran Kidra, agar dapat dengan senang hati menyetujuinya. Takut Arman, jika dirinya berkata yang sejujurnya, bahwa dia akan menemui anak-anaknya di sekolah, lalu Airin, akan membuat hati Kidra kecewa. Dengan penuh hati gembira Arman melajukan mobilnya ke arah sekolah anak-anaknya, di tengah jalan Arman berhenti dahulu untuk membeli sebuah sarapan, rencana akan memberikannya sarapan tersebut pada kedua anaknya, saat dia menjumpai mereka di sana.

Two Seductive MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang