Memulai untuk pendekatan

2.2K 6 0
                                    

Di atas sofa biru gelap yang begitu lembut busa nya terasa, Kidra dengan Arman saling duduk bersampingan. Tak lupa sesekali mereka menengguk dua cangkir kopi tersedia di atas meja depan mereka, di tengah kesibukkan mereka menonton sala satu acara televisi dengan sabar  menunggu jam dua belas malam tiba. Jam dua belas malam, mereka rencanakan akan menjadi suatu hal terindah dalam hidup mereka masing-masing.

"Kopi buatan kamu enak sekali sayang!" Puji Arman, setelah dirinya meneguk kopi buatan racikan tangan Kidra.

Tersenyum masam Kidra mendengar pujian yang di berikan Arman. "Kalau saat ini mumgkin kau hanya bisa merasakan sekali, akan tetapi jika kamu menikah denganku, kamu bisa merasakan kenikmatan kopi racikan-ku setiap saat pagi hingga malam, sayang."

Mata Arman berubah sayup, mendengar kalimat yang di berikan oleh Kidra padanya. Ada sesuatu yang berat rasanya, memikul pikirannya mendengar Kidra ingin benar-benar menjadi seorang calon masa depannya. Tak sanggup membalas apa yang di ucapkan Kidra padanya, Arman hanya bisa melempar senyum getir seperti orang ketakutan.

Dari ekspresi Arman, kuat Kidra merasakan ada sesuatu hal yang di ganjel olehnya. Dengan karena itu, Kidra, mencari akal agar suasana yang dingin ini dapat mencair, seperti saat dirinya berjumpa dengan Arman sewaktu di kantor. Membuka dua kancing atas piyama putih miliknya, melepas kunciran pada rambutnya, Kidra membaringkan kepalanya tepat di paha milik Arman.

"Aku tak ingin tau yang kamu pikirkan saat ini, sayang, tapi yang ku tahu pasti, kamu akan bahagia bersamaku malam ini."  Dengan suara manja Kidra, memasukan telapak tangannya ke dalam baju Arman, membelai lembut perut six-pack yang ada di balik kaus hitam tersebut.

Terpanah kedua bola mata milik Arman menatap seorang wanita yang sedang menggoda-nya. "Ku pastikan itu, padamu, sayang." Balas Arman melempar senyum, memebelai rambut Kidra.

Melihat arah jam dinding yang ada di sana, menunjukkan jam dua belas malam, di mana waktunya tiba mereka untuk menjalankan suatu rencana yang sudah di buat sebaik mungkin. Kembali Kidra menegakkan kakinya, mengambil remot tv, di arahkan remot tersebut ke tv untuk mematikannya, perlahan berjalan. Berhenti saat selangkah tak mendengar Arman tak bergerak dari tempatnya.

Menoleh sedikit kebelakang Kidra, memberi sinyal pada Arman, bahwa Kidra ingin mengajak-nya ke tempat yang begitu indah untuk di tunjukkan. "Mau tunggu apa kamu, sayang. Ayok ikuti aku!" Mencuat kedua alis Kidra dengan paduan suara begitu manja untuk di ikuti kemauan-nya, pada pasangan hidupnya.

Terulas senyum Arman, mengerti apa yang di maksud oleh wanita simpannya tersebut. Tergerak hati Arman dengan ajak-kannya, berjalan dengan kaki tersentak perlahan membuntuti Kidra dengan anggun penuh pesona. Sentak terhenti Arman, saat Kidra melepas satu-persatu pakaian atasnya. Tampak begitu menggoda punggung telanjang milik Kidra, membuat Arman yang merasa panas akan gairah, dia melepas kaus-nya.

Berjalan Arman mendekati Kidra, memluk hangat, membiarkan dada telanjangnya merekat pada punggung mungil milik Kidra. "Boleh, kah, aku memberikan hadiah terindah juga padamu, Kidra-ku, sayang." Perlahan Arman memindahkan rambut pirang coklat yang menghalangi punggung wanita di pelukannya.

"Tentu saja ...."

Mendengar Kidra menerima tawaran darinya, Arman mengendus dengan hidungnya pada leher milik Kidra, perlahan kedua tangan Arman yang melingkari pinggul milik Kidra, naik keatas bagian tubuh depan Kidra, mendapat dua gumpalan lemak kecil tepat di dada Kidra, Arman langsung meremas dua gumpalan lemak tersebut. Saat Kidra menoleh ke arahnya, Arman langsung saja menyambar bibir tebal, merah pucat, milik Kidra.

Saat tangan Arman melepas remasan pada payudaranya, Kidra membalikkan tubuhnya, berhadapan langsung dengan Arman, tak henti bibirnya yang membasah membalas bibir tipis milik Arman yang terus menyerang. "Boleh kah, kamu gendong aku ke ranjang, sayang ...." Pinta Kidra, di sela ciuman yang begitu panas.

Two Seductive MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang