Dasar anak - anak

559 4 0
                                    

Setelah mendapat uang dari Bella dengan nominal begitu banyak, Mario mengajak Airin serta kedua anak- nya untuk pergi menghabiskan seharian bersama di sebuah tempat penginapan yang mahal, harga sewa-nya, per- malam. Masuk ke dalam sebuah villa, melihat sebuah kolam renang di halaman belakang, membuat sepasang mata mereka masing - masing, tertarik untuk masuk ke dalam- nya. Segera mereka mengganti pakaian renang, dan langsung pergi memasuki ke dalam kolam yang ada di halaman belakang rumah.

Sibuk Mario dalam tawa gembira di sana, terlihat sebagai seorang ayah yang sedang mengajak anak - anaknya bermain. Terulas senyum dengan sendiri- nya Airin mendapat pemandangan tersebut, saat dia berjalan menuju kolam renang. Terdengar suara sentakkan kaki dari arah belakang, membuat Mario menoleh penasaran ke arah sumber suara, dia tebak pasti seorang bidadari- nya yang paling sangat dia cinta saat ini, di bumi. Bertemu sepasang mata, Mario dengan Airin, membuat mereka tersipu senyum dengan sendiri- nya.

Lekas Mario naik ke tepi kolam, berjejer berdiri, saling berhadapan dengan Airin yang hanya berdiam diri, di atas sana. "Apa kamu yakin, tidak ingin ikut bermain dengan kami bersenang - senang di dalam kolam, Istri- ku?" kedua tangan Mario, menggenggam kedua tangan Airin begitu lembut.

Terguncang pundak Airin, saat Mario dengan santai menyebut diri- nya secara langsung dengan sebutan sayang, 'Istri,' tak tahan kuasa pipi-nya yang mulai panas memerah seperti buah jambu setengah matang untuk mengulas sebuah senyum lebar. "Gimana, yah ... seperti- nya, aku akan menjawab, yah, aku akan bermain dengan kalian, Suami-ku tercinta." Agak gugup Airin, nada seperti seekor kucing betina yang malu-malu meraung pada sang jantan.

Membalik-kan punggun tangan Airin, menghadap kan telapak tangan-nya kedepan. "Yess!" lekas Mario berseru sangat bergembira, menoleh ke arah Dino-Dani yang ada di dalam kolam sana. "Anak-anak, ada orang baru yang akan ikut dalam permainan kita, apa kalian akan - menerima-nya?"

"Yahh, tentu paman, kami akan menerima Bunda ikut bermain dengan kami!" Sontak Dino tanpa sedikit keraguan untuk menerima pernyataan dari Mario barusan.

"Apalagi, kan, jika banyak orang, mungkin permainan akan semakin seru, paman." Sambar Dani berkomentar dengan sangat keras.

Mengambil dua buah uang logam koin dari dalam saku celana-nya. "Kamu pegang ke dua koin ini, saat aku menyebur dalam sana, aku akan membalikan bada bersama Dino-Dani. Dari situ-lah kamu melempar-nya ke dalam kolam, jika sudah masuk koin ke dalam kolam. Kamu beri kami aba-aba yang ada di dalam kolam untuk mencari-nya." Terang Mario tentang permainan yang akan di jalan-kan.

"Aku paham, sayang ....." Balas Airin pada-nya.

Menyerahkan dua uang logam tersebut kepada Airin, Mario segera menyebur ke dalam kolam, bersama Dino, dan Dani. Mereka semua yang ada di dalam kolam mulai membalikan badan, siap sedia untuk mencari koin - koin yang akan di lempar oleh Airin ke dalam kolam. Mulai orang - orang di dalam kolam renang itu sibuk menyelamkan kepala mereka demi mendapat sebuah koin, saat Airin memberi perintah pada mereka untuk segera mendapatkan- nya. Jika yang tidak mendapat-kan koin, maka orang tersebut harus terkena hukuman berupa squat-jump, sebanyak sepuluh kali di atas kolam sana, siap untuk menjadi pelempar koin di atas kolam. Mereka dengan nyaman menikmati permainan tersebut, membuat suasana semakin seru, menguatkan hubungan mereka satu sama lain semakin dekat.


~~~

"Bunda, udahan dulu, yah ... kalian lanjut main- nya dengan paman Mario."

Teringat hari malam, akan tiba sebentar lagi, Airin segera keluar dari kolam, mengambil satu lembar kain tebal di sebuah kursi di tepi, atas kolam renang sana. Sibuk Airin mengusap tubuh- nya yang basah dengan benda kain tersebut, hingga benar-benar kering, sigap Airin menuju ke arah dapur untuk memasak, sebelum orang-orang yang dia sayang saat ini bersamanya saat ini, dalam satu gedung. Dengan gerakan begitu lincah bagaikan seorang profesional juru masak, tangan Airin mulai mengambil peralatan masak, saat kaki- nya menginjak halaman dapur.

Menempatkan belanga tepat di atas sebuah kompor yang belum menyala, Airin memasukan beberapa mili minyak goreng ke dalam belanga tersebut. Membuka kulkas, Airin mengeluarkan bahan-bahan makanan yang akan di kelola -nya. Tangan yang menggenggam pisau, gersit mengiris bawang putih serta bawang merah, tersususun berantakan di atas telenan terbuat kayu, berbentuk persegi. Tangan yang mulai lengah, terasa begitu panas terbakar akibat memegang bawang merah, bahkan mata Airin yang tak sanggup untuk melihat- nya, membuat Airin lengah memotong bawang merah yang selanjut- nya.

"Awww ...." desis Airin, menahan nyeri luka tergores secara tak sengaja oleh pisau yang di genggam- nya sendiri.

Dari arah belakang, Mario sedari tadi memantau aktivitas Airin di dapur, kedua kakinya dengan cepat melaju, lebih dekat dengan Airin. Melihat pendarahan, terus mengalir membasahi telapak tangan Airin. "Aduh, ini musti segera di sembuhkan, sebelum infeksi berlanjut berlebihan ... kamu tunggu sini, sayang, aku lekas balik membawa p3k!" intruksi Mari, wajah begitu cemas, bergerak cepat meninggalkan Airin, mulai pergi mengambil p3k yang ada di kamar milik- nya.

Tersipu gembira Airin, melihat reaksi Mario begitu memberi perhatian yang sangat lebih terhadap dirinya. Dengan gerakan begitu gersit, Mario mulai mengobati tangan Airin yang berdarah, di tutup-nya pendarahan itu dengan sehelai kain perban. "Untung kamu segera datang mengobati - nya. Kalau tidak, mungkin luka di tangan- ku, pasti akan menjadi parah." tengok Airin pada Mario dengan wajah berbinar. "Terimakasih, yah."

Terangguk kepala Mario, memandangi wajah Airin terasa berat seketika, saat mendapat pelukan dari Airin yang begitu hangat. Seperti seorang sepasang kekasih remaja, wajah begitu manja, semakin erat Airin memeluk tubuh atletis Mario yang sangat terawat. Sejenak suasana menghening saat keduanya saling merekatkan dahi, menerima setiap helaan napas yang sangat hangat bergelora asmara dari lawan jenis- nya. Keduanya saling memejamkan mata, ingin lebih dalam lagi merasakan emosional yang sedang tinggi akan percintaan.

"Kali ini biar aku meminta pada kamu." Bisik Mario pada Airin dengan mata yang masih terpejam erat.

Sebenar- nya Airin tau apa yang di ingin- kan oleh Mario saat mengeluarkan kalimat- nya, namun untuk lebih meyakinkan diri. Airin mencoba untuk bertanya pada Mario, "Kamu ingin minta apa dari- ku saat ini, sayang, akan ku berikan langsung saat ini juga bila kamu menginginkan- nya dari- ku?"

Beberapa menit kedua- nya saling terdiam, setelah pertanyaan dari Airin mulai muncul, sejemang Mario membiarkan, napas hangat Airin dengan diri- nya saling terbentur dengan penuh rasa kehangatan yang semakin tinggi. Merasakan kedua lengan Airin melingkar di batang leher milik- nya, tanpa keraguan lagi, lepas kendali bibir tipis Mario mulai menyerang dinding bibir tebal berarna merah muda di depan- nya, terus bergerak, hingga Mario berhasil membuka dinding bibir orang yang ada di depan- nya.

Kedua- nya saling menjurlur- kan lidah yang basah, mata terpejam menikmati sensai liar begitu hebat, tanpa ada rasa lelah. Kedua tangan Mario, mulai bergerak dari pinggul Airin, berusaha untuk membuka pakaian jenis tanktop berwarna putih yang menghalangi mata milik- nya pada tubuh Airin yang sangat indah membuat- nya semakin ingin bergejolak. Baru saja setengah, secara langsung telapak tangan Mario bisa merasakan tubuh Airin yang mulus.

"Paman, ayok kita main lagi!" seru Dani tergesa- gesa memanggil Mario, lelah sehabis berlarian dari arah halaman kolam renang ke dapur untuk memanggil.

Terpaksa Mario harus menahan rasa nyeri menahan mr.p nya yang tadi- nya tegang, di buat lemas seketika saat Dani datang memanggil diri- nya. Wajah penuh dengan kepanikan, Mario mulai menengok ke arah Dani, sembari terangguk dengan melempar senyum pada- nya. Mau marah, tapi bingung dengan cara apa, jelas Dani pasti tidak akan mengerti soal urusan orang dewasa yang ingin menikmati percintaan, Airin memilih untuk kembali ke aktivitas- nya memasak, saat Mario mulai pergi bersama Dani kembali ke halaman kolam renang.

Two Seductive MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang