PFS 21-teman bunda

1.4K 142 5
                                    

Serius nanya, masih ada yang belum paham kah sama alurnya?

+++

Dua Minggu kurang lebih, setelah pemakaman, jeno sedang melamun sambil memegang sebuah kalung yang ada ditangannya, dua kalung lebih tepat nya. Yang satu ber-liontin hc dan yang satu ber-liontin mk, tak lama jeno memasukkan kedua kalung itu kedalam sakunya.

Jeno terus-menerus mengusap air matanya, tak percaya bahwa didepannya adalah jenazah kedua kaka nya yang sudah tak ada. Kedua tubuhnya ditutup dengan kain putih, jeno tak percaya, itulah sebab nya dia tak mau menangis.

Taeyong sudah dibawa pulang oleh jaehyun karna sempat drop, sedangkan ten dibawa oleh xiaojun keruangan ICU karna pingsan. Johnny dan hendery sedang mengurusi pemakaman mereka.

Jeno mendekat, membuka kedua kalung milik sepasang pasusu yang masih terpasang rapih. Masing-masing dari mereka memakai inisial yang dicintai nya.

"Aku harap kalian bertiga tenang, kisah kalian telah berakhir bahagia. Chenle akan bahagia disini, aku dan jaemin akan merawatnya seperti anak sendiri. Selamat tinggal"

"Jeno, kau menangis lagi?"suara yang membuat jeno mengusap air matanya dengan cepat, dan menoleh menatap pria manis miliknya.

"Tidak, aku-

"Sudahlah, aku mengerti. Mereka sudah tenang disana"ucap jaemin menarik tubuh jeno kedalam pelukannya, tak lama jeno menangis kembali di dalam dekapan dada jaemin.

"Aku rindu jaemin-ah, aku rindu mereka...."

"Suttt, aku mengerti. Kita semua merindukan mereka, sudah ya. Chenle dan jisung sudah menunggu"jaemin melepaskan pelukannya, mengusap air mata Jeno dan melirik jam."sebentar lagi pesawat kita take-off, ayo bergegas ke bandara."

"Sayang, aku ingin pergi dahulu, kau bisa menunggu di bandara"

+++

Jeno membuka pintu rumah milik keluarga lee, setelah kejadian dua Minggu lalu rumah ini sempat di beri garis polisi untuk dilarang masuk, namun dua hari lalu garis polisi itu sudah dibuka.

Rumahnya sudah rapih, tidak seperti terakhir jeno lihat saat tkp, penuh darah.

Jeno memasuki rumah itu, senyum nya terukir melihat bingkai foto keluarga lee yang ber-anggotakan 4 orang saat dirumah sakit, jika tidak salah jeno ingat foto ini saat si kembar berulang tahun kedua tahun, jeno yang memotret nya.
Serta banyak foto-foto pernikahan, dan chenle, bahkan foto mingrui yang sama sekali tak membuka mata di pajang.

Clek

Kamar bernuansa biru dengan wallpaper awan dan dihiasi pelangi, serta bintang dan bulan di atas langit langit membuat kesan hangat dan nyaman, wanginya masih sama wangi chenle saat bayi. Terdapat dua ranjang bayi di kamar itu, dan tentu nya hanya satu yang digunakan.

Jeno membawa kotak kayu berwarna coklat yang disimpan di lemari paling bawah, disana ada kotak hitam yang jeno ingat itu adalah kotak musik. Jeno tersenyum. Meraih album foto milik keluarga kecil itu dan memasukan nya kedalam kotak kayu, tak lupa jeno memasukkan tiga kunci yang dimana salah satu nya adalah kunci untuk membuka rumah ini dan satu kunci lagi untuk membuka kamar si kembar. Jeno menuliskan sesuatu di kertas, tak lama memasukkan nya di bersama dalam kotak kayu.

Jeno membawa kotak kayu itu, tak lama pergi meninggalkan rumah yang sudah jeno kunci rapat-rapat membawa dirinya pergi ke kediaman keluarga Jung.

Sesampainya dirumah keluarga Jung, jeno sempat berbincang dengan mommy dan daddy nya untuk izin bahwa ia dan keluarga nya akan pergi keluar negeri dalam waktu yang lama. Setelah taeyong tau alasan jeno pergi, taeyong tak melarang karna merasa anak nya sudah punya tanggung jawab sendiri, sebelum benar benar pergi, jeno sempat izin ke kamar milik hyung nya.

Menaruh kotak kayu itu di bawah kasur milik sang Kaka, serta menaruh kalung yang dipakai kaka nya kala itu, di laci.

Setelah pamit jeno juga tak lupa izin kepada keluarga Seo, mau tak mau pria itu pergi berkunjung.

"Jadi...kau mengajak jisung kesana?"tanya hendery pada jeno kala itu, jeno hanya terfokus pada ten yang tengah terduduk di taman belakang sendirian.

"Iya,,aku akan lama di Canada"

"Baiklah, aku mengerti. Sejujurnya pun aku masih terkejut, tapi aku masih harus merawat mamah ku disini. Semoga kau bisa sedikit mengurangi beban disana ya"

"Terimakasih hyung, aku hanya bisa menitip salam untuk paman ten. Semoga paman ten bisa cepat pulih seperti biasa"

"Kami juga berharap demikian"

Sama seperti dirumah nya, ia juga berkunjung ke kamar haechan, untuk menyimpan kalung yang dipakai haechan saat itu. Setelahnya, jeno berencana untuk kemakam, dan tak diduga ternyata jaemin juga datang kemakam saat itu.

"Sayang kenapa tak bilang jika kau akan kesini?"tanya jeno."aku fikir kau akan lama, jadi aku kesini sebentar"

"Bunda, kita dimana?"tanya chenle bingung, memandang sekitarnya yang dipenuhi kuburan.

"Kita akan menjenguk teman bunda, sini"ajak jaemin sambil berjongkok, jisung sudah di gendong oleh jeno sebab sempat merengek.

"Teman bunda?"

Jaemin mengangguk, dan tersenyum."namanya paman haechan dan paman Mark, namanya bagus bukan?"tanya jaemin yang didapati anggukan dari chenle.

"Ayo, chenle taruh bunga untuk mereka, usap nisan nya ya"kata jeno memerintah.

Chenle bergerak mendekat ke arah nisan mereka, tak lama menaruh kedua bunga di atas mereka.

"Chenle harap kalian tenang disana ya, chenle akan mendoakan kalian selalu"ucap chenle membuat jaemin menatap jeno dengan tatapan berkaca nya. Chenle mengusap nisan yang terukir nama haechan disana.

"Chenle, ini mingrui. Anak mereka"

"Oh? Hai mingrui!! Maaf chenle tak bawa bunga lagi, hanya bawa dua. Tapi, nanti jika ada waktu chenle akan membawakan mu bunga yaa. Yang tenang disana mingrui!!!"

"Sudah? Mari kita pulang!"ajak jeno pada kedua orang tersayang dihadapannya.

"Ayo ayah, kita naik pesawat!"seru chenle senang, chenle menggandeng tangan jaemin.

"Haechan, selamat istirahat."

Melihat sang bunda yang begitu sedih menatap makam di depannya membuat chenle ikut sedih entah kenapa.

"Chenle bahagia disini, jadi kalian yang tenang ya"ucap jaemin, lalu menggendong chenle. Chenle menatap kebelakang saat ia berada di dalam gendongan bunda nya, tak lama anak kecil itu berdadah dengan raut sedih sambil bergumam.

"Chenle pergi ya, dadah."

Tbc

perfect family secret (end) || chenji ft nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang