PFS 12- jeno tersangka

1.7K 165 3
                                    

Setelah berkunjung ke kota sebelah dan berbincang dengan orang yang ia temui hari ini sukses membuat chenle tambah penasaran, tapi pembicaraan tadi harus tertunda sebab jisung mengabari nya bahwa sang bunda telah sadar dari koma nya.

Chenle pun dengan terpaksa mengakhiri percakapan yang ia lakukan tadi, dan berucap banyak banyak terimakasih dengan semoga chenle bisa datang lagi untuk bertamu. Hyunjin mengantarkan chenle Sampai loby rumah sakit, dan pamit untuk pulang.

Chenle membuka knop pintu ruang rawat bunda nya, dilihat nya sang adik dan bunda tengah sedikit berbincang menatap chenle dengan senyum sambutan. Chenle berlari memeluk jaemin yang tengah berbaring di kasur rawat nya.

"Apa bunda sudah baik baik saja?"tanya chenle lantas mendudukan dirinya di tempat jisung duduk tadi, jisung sendiri berdiri agar kaka nya duduk.

Jaemin hanya mengangguk sembari tersenyum tipis."kamu tak apa kan?"tanya jaemin pada anak sulung nya, mengusap pipi anak itu dengan lembut.

Chenle menggeleng."tak apa Bun, maaf karna ini semua sebab chenle"jaemin yang tak terima menghentikan perkataan chenle dengan memegang tangan anak nya.

"Bukan salah chenle, bunda bersyukur sebab chenle tidak apa apa"kata jaemin membuka suara, suaranya terdengar serak dan parau mungkin sebab kekurangan air putih.

"Kemana ayah?"tanya chenle pada jisung yang sedari tadi memperhatikan nya.

"Aku tak tahu, tadi aku telfon tak aktif mungkin sedang ada rapat"jawab jisung seadanya.

Setelah itu mereka sedikit berbincang bertiga mengenai kasus jaemin yang tertembak dan masih di tangani polisi, jaemin izin untuk tidur siang sebab luka nya mulai terasa sakit.

Mendengar itu chenle yang sempat khawatir membiarkan bunda nya untuk tidur agar sakit yang dirasa tak terlalu terasa, chenle dan jisung duduk di bangku yang terdapat di ujung rumah sakit.

Merasa lelah untuk hari ini dan terlalu pusing memikirkan masalah yang membuat nya penasaran chenle menidurkan dirinya di bahu jisung.

Chenle terkejut sebab mimpi nya yang tiba tiba menyadarkan chenle dari tidur nya, chenle menarik nafas panjang lalu bersandar lagi pada bangku dan mulai memejamkan mata guna kembali melanjutkan tidur nya.

Merasa ada yang masuk ke dalam ruangan rawat chenle malah acuh, berfikir bahwa jeno yang memasuki ruangan nya, walau fikiran chenle benar.

Chenle ingin bangun dari tidur nya, namun percakapan orang tua nya yang mungkin menganggap kedua anak nya tertidur pulas niat nya untuk bangun ia urungkan.

"Itu orang yang sama"

Chenle tak paham dengan maksud 'yang sama' yang dikatakan sang ayah.

"Apa maksudmu?"

"Yang menembak mu, dia sama dengan orang yang melakukan pembunuhan di damyang 869 saat itu. Sebenar nya, ia berencana menembak chenle saat tau kau akan menjemput nya. namun, saat itu dia salah sasaran. Mereka sangat pintar bersembunyi"

"Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana dengan mu? Kau harus pergi Jen, aku tak mau kau tertangkap"

"Tidak bisa, sudah waktunya. Rencana satu telah gugur, aku harap kamu bisa menjalankan rencana dua, menyerah dan semua akan terungkap. jaga chenle dia dalam bahaya. Aku pergi"

Terdengar suara kecupan ringan setelah nya pintu berbunyi pertanda jeno benar benar sudah pergi keluar. Percakapan itu berhasil membuat chenle membeku tak bergeming, ada apa dengan dia? Kenapa ada pembunuh yang mengincar nya? Apa hubungan pembunuh keluarga Mark dengan dirinya? Kenapa chenle menjadi sasaran?

perfect family secret (end) || chenji ft nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang