PFS 22- janji ku lunas ya!

1.3K 151 5
                                    

"jadi saat kau ingin ke Canada saat itu, chenle sebenarnya sudah ada dengan mu?"tanya hendery ketika jeno sudah menutup mulutnya dan berhenti bercerita.

"Dan, cerita tentang kau mengasuh chenle dari Canada juga bohong?"Ten juga ikut bertanya, jeno hanya mengangguk pasrah.

"Jadi ini alasan ayah merawatku dengan cara yang berbeda dari jisung? Karna aku bukan anak kandung ayah?"tanya Chenle pelan, matanya berkaca-kaca. Jeno menggeleng kuat, memegang tangan chenle dengan erat.

"Tidak chenle, tidak seperti itu!"

"Jadi ini alasan ayah mau merawat ku? Hanya untuk mengambil hak alih waris?"

"Chenle dengarkan ayah, ayah menyayangi mu seperti ayah menyayangi jisung"ungkap jeno dengan tulus, merengkuh tubuh lemas chenle. Jeno benar benar menyayangi chenle seperti anak nya sendiri, jeno tak mungkin melukainya.

Chenle mendorong tubuh jeno dengan sekuat tenaga."kau tidak menyayangiku, harusnya aku menyadari hal ini dari lama. Kau bahkan hanya menyuruh ku belajar dan tak mengizinkan ku untuk bermain, sedangkan jisung? kau membiarkan nya melakukan apapun yang dia sukai. harusnya aku menyadari dari sisi itu...hikss..."ucap chenle sambil menghapus sisi sisi air matanya.

"Chenle, kau cemburu sebab aku di beri kebebasan dan kau tidak? kau cemburu denganku?"

"Memang nya kenapa kalo aku cemburu denganmu? Kau bisa menikmati masa remaja mu, sedangkan aku tidak!!!"

Jeno memegang kedua bahu chenle yang bergetar dengan erat, memaksa nya untuk menatap mata Jeno."lihat ayah! itu tak seperti yang kamu pikirkan chenle. ayah melakukan itu ada alasannya"

"UNTUK MENGAMBIL WARISAN KAN? KAU HANYA MENGGUNAKAN KU UNTUK KEPENTINGANMU"
Teriak chenle sebal, tubuhnya makin melemas akibat tangis nya yang semakin lama semakin menyesakkan.

"Tidak chenle salah, chenle tak boleh berfikiran seperti itu yaa."ungkap jeno dengan tulus, merapihkan sisi sisi rambut chenle yang menutupi bagian wajahnya."ayah mohon chenle jangan berfikir seperti itu"jeno menangis, rasanya sesak.

"Chenle, dengarkan ayah. Ayah menyuruhmu mengikuti olimpiade dan tekun belajar semata-mata memang untuk masa depan mu. Dan untuk mengambil harta warisan keluarga jung, sebab sebagian harta keluarga jung adalah milik paman mark"jeno menjeda ucapannya, menunduk mengusap tangan mungil chenle dengan lagi-lagi dirinya meneteskan air mata mengingat kaka nya.

"Paman mark papah kandungmu, tentu saja hal itu akan menjadi milikmu. Aku tak ingin kau tidak mendapatkan hak mu, keluarga jung mempunyai cara untuk keturunan ahli waris seperti mu. Cara keluarga jung adalah menguasai bidang yang kamu kuasai, kamu menguasai matematika dan sains. Mereka ingin ahli waris yang bisa mengembangkan potensi perusahaan, bukan menjatuhkan dan membuat aib perusahaan."

"Ahli waris itu harus mendapatkan nilai yang sempurna tanpa cacat di bidangnya. Aku semata-mata melakukan ini bukan karna tergila-gila dengan uang, aku ingin kau menerima yang sudah sepantasnya hak mu chenle. Dan sejujurnya dari dulu kenapa aku selalu memasukkan mu kesekolah favorit, bukan sekolah yang kamu inginkan. Itu karna Mark dan haechan sudah mendaftarkan serta melunaskan seluruh biaya pendidikan mu sebelum mereka meninggal. Walau mereka tak bisa melihat atau mendampingi tumbuh kembangmu, setidaknya mereka sudah melaksanakan kewajiban mereka sebagai orang tua."

"Chenle, paham kan apa yang ayah maksud?"tanya jeno pada chenle yang menunduk dalam diam, bahu chenle bergetar lagi.

"Maafkan aku, maafkan aku. Papah maaf, maaf sudah selalu mengeluh. Papah maafkan chenle."isakan chenle begitu kencang, bahunya bergetar hebat.

perfect family secret (end) || chenji ft nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang