PFS7- Chenle penasaran

1.6K 175 6
                                    

Masih dengan chenle yang kepikiran hal kemarin.

Setelah pulang sekolah, chenle hanya mengurung dirinya di kamar, bahkan tak ada sarapan pagi yang manis dan tak ada makan malam yang indah.

Tok tok tok

"Chenle, mau ikut gak?"

Chenle yang sedang tengkurap, menumpu kepalanya pada bantal guling mendongak."kenapa?"tanya chenle sedikit berteriak, pada orang yang ada di balik pintu.

"Bunda sama yang lain mau ke rumah hallmoeni, mau ikut gak kamu sayang?"tanya jaemin di balik pintu, tanpa membuka nya.

"Chenle siap siap dulu"

Daripada selalu berpikiran hal negatif, mending chenle ikut kerumah hallmoeni nya, chenle rindu pada sepupu nya.

"Mau makan di luar dulu gak?"tawar jeno, pada tiga orang yang ada di mobil.

"Tanya chenle aja, jisung ikut chenle"jawab si bungsu, kembali sibuk dengan hp nya.

"Chenle gimana?"tanya jeno, chenle menggeleng."chenle gamau makan"ucapnya.

"Berarti nanti aja ya, dirumah hallmoeni"chenle tak mengangguk, hanya jisung yang mengangguk.

Jaemin merasa ada yang salah dari chenle, menurut nya bukankah mood chenle naik ketika bermain malam kemarin dengan jisung?

Lantas mengapa dua hari ini chenle lebih suka menyendiri di kamar, padahal chenle tipe anak yang tak suka menyendiri. Walau memang chenle tidak sering main, namun chenle biasa bermain di halaman belakang dengan anjing miliknya, asal tak mengurung diri dikamar.

Jaemin sangat tau tabiat anak sulung nya itu, jaemin berpikir untuk mengajak chenle berbicara nanti berdua, supaya chenle lebih terbuka padanya.

Tak menunggu lama, mereka sampai ke kediaman keluarga Jung.

Lebih memilih menyendiri lagi, chenle memisahkan diri dari bunda nya yang asik berbicara dengan adik abojji nya--paman jungwoo dan hallmoeni nya yang ikut kedalam pembicaraan itu--taeyong.

Ternyata shotaro tengah pergi liburan dengan temannya, tadi chenle lebih memilih dirumah saja mengisi tugas matematika nya.

Jisung sendiri malah asik dengan abojji jae, entah apa yang mereka mainkan. Chenle malah berfikir dia tak sefrekuensi dengan abojji nya, chenle malah lebih asik bermain bersama opah John, entah chenle tak tahu mengapa.

Oh! Ayah nya tengah berada di ruang kerja paman Lucas, pembicaraan apalagi yang mereka bahas? Tak lain dan tak bukan adalah bisnis.

Chenle berjalan menuju lantai atas, apa yang akan chenle lakukan? Entah chenle bahkan tak tahu hal apa yang akan ia lakukan kali ini.

Chenle bukan tipe orang yang stay 24 jam menatap hp, di banding bermain hp chenle lebih suka menulis soal matematika dan menjawab nya sendiri.

"Mark ?"gumam chenle sendiri, dirinya berhenti di sebuah pintu yang mungkin isinya kamar.

Tadi chenle sedang berjalan jalan santai, melihat beberapa pintu yang chenle ketahui kamar. Namun hati chenle malah terpikat pada kamar yang di pintu nya terdapat sebuah papan kayu yang menggantung, dan bertuliskan Mark Room. Alih alih memutar balik, Chenle malah penasaran dan membuka kamar itu.

"Heol? Tak di kunci?"gumam chenle, dirinya masuk ke dalam kamar itu dan menutup nya kembali dengan rapat.

Chenle berdecak kagum, kamar yang tak terlalu besar namun nampak bagus. Terdapat satu kasur king size yang di balut dengan seprai ber-motif bunga matahari. Chenle tak tahu menjelaskan darimana, tapi kamar ini banyak sekali botol botol kaca yang suka chenle pake kalo pelajaran biologi.

Chenle menatap foto dua orang, yang menggantung besar di atas kasur itu. Chenle tau, itu foto Mark dan haechan.

Chenle bergerak mengelap meja yang sudah sedikit berdebu, apa mereka benar benar tak kembali?

Chenle mencoba membuka laci meja yang ada di samping tempat tidur. Kosong, hanya ada satu kalung silver ber-liontin huruf hc.
Liontin nya berwarna emas sedangkan kalungnya silver.

Chenle memberi kesan senang, ketik ia tahu apa maksud hc adalah haechan.

Tangan chenle bergerak memakai kalung itu, kalung nya terpakai sempurna di leher putih chenle.

"Tak apa bukan aku memakai nya?"tanya chenle pada diri sendiri, liontinya ia masukkan kedalam baju nya.

Setelah chenle di ajak makan siang tadi, chenle kembali bermain sendiri di halaman belakang.

Chenle menggerakkan ayunan nya dengan kakinya, sebenarnya pikiran dan hatinya tidak sinkron, banyak yang sedang ia pikirkan hari ini.

Tentang percakapan orang tua nya dan jeongin yang menyukai adiknya, menurut chenle tak salah jeongin menyukai adiknya namun chenle tak suka itu.

Chenle sudah menaruh harap pada jisung, padahal dia adiknya!!. Ayolah chenle, jisung tak akan jadi milikmu jeongin bahkan lebih pantas dengan jisung.

Oke, chenle tak mau membahas perasaan nya hari ini. Chenle hanya ingin tau, siapa Lee Donghae?

Dia harus menanyakan orang itu pada siapa? Tak mungkin orang tua nya, ia akan langsung mendepak chenle ketika tahu sang sulung menguping.

"Chenle"

"Kenapa bunda?"tanya chenle, melihat bunda nya yang berjalan ke arahnya.

"Kok ga masuk le?"tanya jaemin, mendudukan dirinya di ayunan satunya lagi.

"Gapapa Bun, bunda kenapa manggil chenle?"tanya chenle penasaran, menaruh atensinya pada sang bunda.

"Chenle lagi ada masalah ya?"tanya jaemin, matanya menatap kembali manik coklat milik chenle."dari kemarin bunda lihat murung aja"lanjut Jaemin.

"Engga Bun, chenle gapapa"ucap chenle meyakinkan, chenl tahu bunda nya khawatir tapi chenle tak bisa bercerita pada sang bunda.

Chenle tak tahu siapa yang harus ia percayakan? Tak ada. Lebih enak berpikir dan bercerita pada diri sendiri di banding orang lain.

"Chenle bisa cerita sama bunda"chenle hanya tertawa, lalu mengangguk."iya chenle nanti cerita ke bunda kalo chenle ada masalah"ucap chenle.

"Chenle, kamu pulang duluan aja yaa. Ada les hari ini kan"kata jaemin, chenle hanya mengangguk.

Tepat nya pukul 5 sore, chenle baru pulang dari les nya. Tadi bunda nya mengirimi pesan untuk chenle langsung pulang kerumah tak usah kerumah hallmoeni.

Chenle hanya menurut, ia tak mau repot dan lebih memilih enakan langsung pulang. Sehabis membersihkan diri, chenle kembali terduduk di meja belajar nya, mengerjakan pr sejarah nya yang harus di kumpulkan besok.

Tiba tiba chenle teringat, ia harus mencari sesuatu tentang Lee Donghae bukan? Bukankah ini waktu yang pas untuk dia mencari sesuatu selagi tak ada orang tuanya.

Chenle tahu perbuatannya buruk, memasuki ruang kerja sang ayah tanpa izin. Tapi mau bagaimana? Chenle terlanjut kepo dan penasaran.

Chenle mulai memasuki ruangan kerja ayah nya, senyum terukir ketika melihat bingkai foto keluarga nya.

Sekarang chenle bingung, apa yang harus ia cari. Mendudukan dirinya di kursi kerja milik ayah nya. Memikirkan mulai darimana ia mencari informasi tentang Lee Donghae?

Chenle membuka lemari kerja ayah nya, yang berada tepat di depannya.

Dahi chenle menukik heran, badannya ia tegapkan ketika melihat file dengan judul 'data manipulasi chenle'.

"Chenle, kamu ngapain?"

Tbc

perfect family secret (end) || chenji ft nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang