11. Menjenguk

35K 4.2K 32
                                    

Athena sedang berdiri di depan pintu apartemen Ares. Gadis itu berulang kali menekan bel, namun tidak ada jawaban. Karena kesal, ia mencoba membuka pintu. Tidak terkunci.

"Kok nggak di kunci?" gumam Athena.

Athena memasuki apartemen Ares dan berkeliling sebentar sembari mencari kamar Ares. Dan, gotcha!

Athena membuka pintu berwarna oranye dan langsung nyelonong masuk. Ares sedang tidur. Gadis itu menatap wajah tenang Ares intens. Tiba-tiba, mata Ares terbuka dan mata mereka menjadi bertemu.

Jantung Athena akhir-akhir menjadi aneh jika berdekatan dengan Ares. Dan, hal itu terjadi sekarang.

"Oh, Na. Lo udah datang?"

Suara serak khas orang bangun tidur membuat jantung Athena semakin tidak jelas.

Athena berdiri tegak dan menatap medali penghargaan atas kemenangan Ares sewaktu mengikuti kompetisi. Athena tidak kuat jika menatap Ares terlalu lama.

Athena mengangguk, "Em. Gue ambil mangkok dulu, ya?"

Setelah berpamitan, Athena langsung keluar dari kamar Ares dan berjalan menuju dapur. Ia menuangkan 2 bungkus bakso tadi kedalam dua mangkok. Athena memegang dadanya yang sedari tadi berdetak tidak karuan.

"Ini kenapa? Sebelumnya, gue nggak pernah gini."

Athena menggeleng pelan dan kembali ke kamar Ares dengan semangkok bakso di tangannya dan segelas air dingin di tangan sebelahnya lagi. Ia tidak mungkin langsung membawa dua mangkok sekaligus. Lagi pula, Athena tidak dapat menemukan nampan di sini.

"Semangkok aja Na? Buat gue mana?"

Athena menaruh tas yang masih berada di bahunya ke lantai. "Gue kan nggak bilang bawa makanan buat lo."

"Jahat bener lo, Na."

"Canda elah. Bentar, gue ambilin."

Ares tersenyum tipis menatap kepergian Athena. Tidak lama kemudian, Athena kembali dengan semangkok bakso dan segelas air biasa. Athena menyerahkan bakso kepada Ares dan menaruh minumnya di atas nakas. Setelahnya, ia duduk lesehan di lantai.

"Makasih, Athena." Dan Athena hanya berdehem singkat.

"Kok ada pentolnya?" gumam Athena.

"Res. Mau?" tanya Athena menyodorkan pentol yang ia tusuk menggunakan garpu.

Ares mengangguk dan langsung melahap pentol itu.

"Lo nggak suka pentol?"

Athena mengangguk, "Gue sukanya yang isi telor. Tapi tadi kayaknya gue lupa bilang sama mbak kantinnya."

Athena kembali menusuk pentol di mangkoknya dan menyodorkannya ke arah Ares. Ares menerimanya dengan senang hati. Entah mereka sadar atau tidak, sedari tadi sepasang pemuda menatap mereka berdua curiga.

"Mesra-mesraan mulu!"

Athena terlonjak kaget dan tersedak kuah bakso. Ares dengan panik menyodorkan minuman kepada Athena. Sedangkan laki-laki yang berteriak tadi meringis pelan.

"Maaf, Na."

Athena menatap laki-laki itu datar dan kembali melahap baksonya dengan kasar.

Laki-laki tadi panik sendiri dan duduk di sebelah Athena. "Maaf Na. Gue nggak sengaja. Suer!"

"Hm."

Ares tertawa puas melihat wajah panik temannya. "Mampus lo Yam!"

Sedangkan gadis yang datang bersama laki-laki tadi nampak menahan tawa.

Transmigrasi | | Dua Jiwa Satu RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang