45. Happy Birthday and Good Bye

20.8K 2.1K 52
                                    

"Hari ini tanggal berapa?" Laki-laki dengan almamater dan baju seragam yang tidak di kancing bertanya kepada teman-temannya.

Atlas menghitung jarinya sebentar, lalu menatap Bara, laki-laki yang baru saja bertanya. "Gak tau, kenapa?"

Kei melempar tisu bekas miliknya ke wajah Atlas. "Terus lo ngitung jari buat apaan, setan?"

"Keinjing, tisu bekas ingus lo ngapain lo lempar ke gue?"

Atlas dengan cepat menyapu wajahnya yang terkena tisu Kei menggunakan tisu baru. Wajahnya terlihat jijik dan menendang tisu bekas Kei menjauh dari dirinya. Sedangkan Kei tertawa puas.

"Bgst, udah gede ko masih ingusan." Kesal Atlas.

"Lo pikir gue tuhan, yang gak bisa sakit? Mau gue tularin Lo, hah? Nih, nih." Kei dengan jahil menarik lengan baju Atlas dan mengarahkannya ke hidungnya yang sedang berair.

Atlas menahan kepala Kei yang terus memaksa maju. "Kei! Anj, jauh-jauh lo dari gue! Najis oi! Chilo, tolongin gue."

Chilo mengangkat bahu acuh. Ia melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Kantin yang ramai pun tidak ia pedulikan.

"Theo?"

Bara mengangkat wajahnya, yang sebelumnya melihat ponsel, kini menatap wajah Chilo. "Lagi pindahan."

Chilo mengangguk paham. Samar, ia melirik Abel yang sedang duduk sendirian, tidak jauh dari mereka berempat. Gadis itu terlihat hanya memakan satu bungkus roti dan segelas lemon tea.

Tanpa sengaja, Atlas yang masih adu mulut dengan Kei melihat Chilo. Ia mengikuti arah pandang Chilo yang berbeda dari biasanya, tanpa menghiraukan Kei yang sedari tadi ribut sendiri. Abel. Itu objek yang sedang di lihat Chilo.

Atlas kembali mengarahkan pandangannya kepada Kei, di saat merasa sesuatu yang basah mengenai tangannya. Laki-laki itu mengambil tisu dengan panik dan mengelap cairan yang menempel di lengan seragamnya.

"KEI ANJ. BOCAH INGUSAN!"

Sedangkan sang pelaku, dengan tidak bersalahnya tertawa puas.

°•°•°•°•

Athena menghempaskan tubuhnya pada sofa. Dengan cepat, ia merebahkan tubuhnya di sana. Matanya terpejam sambil sesekali meregangkan tubuhnya.

"Gitu aja capek. Padahal cuman beresin kamar sendiri."

Tanpa mempedulikan Theo yang masih sibuk menyusun barang-barang di ruang tamu, Athena mengibaskan tangannya, seolah mengusir. "Mendingan Lo buatin gue es deh, dari pada nyinyir nggak jelas."

"Buat sendiri, enak banget lo nyuruh-nyuruh gue."

"Sebagai kakak yang baik, manjain adeknya dong sesekali."

Theo berdecih. Namun tak urung, ia tetap melakukan hal yang di minta Athena. Laki-laki dengan baju santai itu membuka kulkas dan mulai membuat minuman dingin untuk mereka berdua.

Tidak menunggu waktu lama, Theo kembali dengan dua gelas es kopi. Athena dengan senang hati menyambut gelas yang berisikan es kopi itu.

Athena duduk dan meminum minumannya hingga tersisa separuh. Seakan teringat sesuatu, Athena bangkit berdiri dan membuka kulkas. Ia mengambil dua piring kue tart kecil dari dalam kulkas.

Athena menaruh masing-masing satu lilin kecil di atas kue tart, lalu menyalakan lilin itu. Athena membawa kue itu kembali ke ruang tamu.

"Happy birthday." Ucap Athena, sembari menaruh satu kue di hadapan Theo.

Theo tersenyum senang. "Happy birthday too, Athena."

°•°•°•°•

Malam semakin larut. Namun, Bara masih membawa Athena dan Theo berkeliling tidak jelas. Bahkan, Athena sudah terlelap di bangku penumpang.

Transmigrasi | | Dua Jiwa Satu RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang