03. Teman di Masa Lalu

41.6K 4.8K 46
                                    

Alea berada di ruangan gelap yang hanya diterangi beberapa lilin. Gadis itu menatap tubuhnya yang berbeda dari tubuh Athena. Jika tebakan Alea benar, ia sekarang berada di raga aslinya, meskipun hanya sekedar mimpi.

Seorang gadis yang mengenakan baju putih panjang sama sepertinya itu perlahan mendekat.

Alea mengenalnya? Tentu saja!

Itu adalah raga yang beberapa hari ini ia tempati. Athena Charlotte Lunch.

"Hai, Alea. Ini kedua kalinya kita bertemu, 'kan?"

Alea mengibaskan tangan kanannya, "Tidak-tidak. Sepertinya ini yang ketiga kalinya. Karena yang kedua kalinya adalah mimpi buruk sialan itu."

Athena terkekeh. "Ada yang mau gue omongin. Bisa kita cari tempat yang lain? Disini terlalu gelap."

"Boleh."

Kedua gadis itu berjalan menyusuri kegelapan. Hingga akhirnya, Alea melihat cahaya di depannya. Setelah memasukinya, pemandangan yang memanjakan mata memasuki indera penglihatan Alea.

Tempat indah yang dihiasi bermacam-macam bunga dan danau jernih membuat suasana menjadi tenang. Athena mengajak Alea untuk duduk di bawah pohon rindang.

Suara lembut Athena mengintrupsi perhatian Alea.

"Ada satu hal yang gue tutupin dari lo. Maaf, seharusnya gue kasih tau lo lebih awal. Gue cuman malu sama diri sendiri."

Alea menggeleng pelan, "Semua orang pasti punya hal yang susah buat dijelaskan. Tapi, kalo lo nggak keberatan buat cerita, gue bakal dengerin dengan seksama."

Athena tersenyum tulus.

Flashback on

"Bara! Gue bawain bekal buat lo." Gadis dengan rambut panjang diurai itu tersenyum lebar sembari menyodorkan sebuah kotak bekal kepada Bara.

Bara hanya melirik kotak itu sekilas. Tanpa mengambilnya, ia pergi meninggalkan gadis tadi. Bahkan, untuk menatap sang pemberi saja ia enggan.

Gadis itu memanggil Bara berulangkali. Namun, ia dihiraukan.

"Athena, nih gue bawain lo susu stroberi buat ngembaliin mood lo." Kata seorang gadis berambut sebahu menghampiri Athena.

Athena hanya menatap punggung Bara yang mulai menjauh dan menghentakkan kakinya. Setelah itu, ia beranjak pergi meninggalkan gadis yang menyodorkan susu stroberi kepadanya.

Gadis itu menatap nanar Athena dan susu di tangannya.

-----

"Stella!" panggil Athena dengan nada merengek. Kelas mereka sudah kosong karena bel sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

Gadis yang merasa terpanggil itu menoleh dengan senyum lebarnya.

"Gimana?"

Athena mendudukkan dirinya di samping Stella. "Gue di tolak lagi."

Stella menaruh tangannya di pundak Athena dengan senyum manisnya, mereka berhadapan.

"Mungkin hari ini lo gagal. Tapi siapa tau besok lo diterima Bara. Bara juga goblok banget sih nyia-nyiain lo yang cantiknya nggak ketulungan gini."

Athena kembali tersenyum mendengar kata-kata menenangkan dari Stella.

"Tuh kan, kalo senyum makin cantik. Udah ya, jangan sedih lagi. Nih gue bawain susu stroberi."

----

Stella hari itu nampak murung. Athena baru saja memasuki kelas dan hanya melirik Stella sekilas. Tanpa menghiraukan alasan Stella murung, Athena kembali keluar kelas dengan kotak bekal di tangannya.

Transmigrasi | | Dua Jiwa Satu RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang