41. Masa Lalu Gadis Psikopat
---
"Disini tempatnya." Kata laki-laki berkemeja kotak-kotak.
Gadis disebelahnya mengangguk. "Maaf ya, Res. Gue jadi ngajak lo bolos gini."
Ares menggeleng, "Nggak papa. Gue senang bisa bantu."
Athena tersenyum. Ia kembali menatap bangunan besar di depannya. "Ayo kita masuk."
Sepanjang perjalanan menuju ruangan tempat perjanjian, banyak orang-orang yang berbicara sendiri. Athena menatap mereka maklum. Berbeda dengan Ares, ia tidak tahan menatap pasien di sana.
Athena mengetuk pintu di depannya. Setelah sahutan di dalam mempersilahkan, dua remaja itu masuk dan duduk di depan wanita yang sepertinya sudah berkepala 4.
"Maaf, kami mengajak anda bertemu secara mendadak."
Wanita yang menggunakan jubah putih itu tersenyum ramah. "Tidak apa-apa."
"Sebelumnya, perkenalkan nama saya Athena. Dan yang di sebelah saya adalah Ares."
"Salam kenal. Nama saya Lizora Lolana. Saya psikiater disini. Kalian bisa memanggil saya Liz."
Athena dan Liz berjabat tangan. Athena tersenyum ramah dan berusaha terlihat sesopan mungkin.
"Kami langsung to the point aja, tujuan kami datang kesini adalah untuk mengetahui tentang Nasya Michella. Terakhir kali konsultasi adalah satu tahun yang lalu." Kata Ares, memperjelas.
Liz nampak berfikir sebentar, mengingat kembali pasien bernama Nasya. Ia tersenyum, "Mohon maaf. Tapi, saya harus menjaga privasi pasien. Saya tidak bisa membocorkannya begitu saja."
Athena mengangguk paham. "Tapi, ini keadaan darurat. Nasya kembali menyakiti hewan. Bahkan, kemarin dia hampir saja membunuh saya."
Liz kembali bimbang. Jika keadaannya kembali drop, maka itu bahaya. Sewaktu-waktu, bisa saja dia melakukan tindakan kriminal.
"Sebelumnya, bisakah anda menjelaskan hubungan anda dengan pasien bernama Nasya?"
Athena mengangguk. "Saya adalah kakak angkatnya."
Liz terlihat berfikir. Wanita yang sudah tidak lagi muda itu mengangguk. "Tapi, ada baiknya membawa pasien ke sini dan melakukan konsultasi kembali."
Athena menghela nafas. Keras kepala sekali. Gadis itu menyenderkan tubuhnya di sofa. Dahla males. Ares menatap Athena heran.
"Ehhh... Cepet amat putus asa-nya."
"Kami mohon, kami membutuhkan informasi." Kata Ares.
"Sekali lagi, saya meminta maaf." Liz tersenyum tulus.
Pintu tiba-tiba saja terbuka. Laki-laki yang menggunakan seragam berantakan itu duduk di sofa sebelah Athena. Athena melirik laki-laki itu tanpa minat.
"Berikan informasinya."
"T-tapi tuan muda---"
"Mereka teman-teman ku."
Liz menghela nafas, pasrah dengan perintah mutlak dari anak tuan besarnya. "Dimengerti, Tuan muda."
"Seharusnya lo dari tadi aja masuk." Gumam Athena sedikit kesal.
Bara, laki-laki itu tersenyum tipis. "Sebagai gantinya, temenin gue makan siang."
Athena berdecak kesal. Ia menghiraukan Bara, "Anda bisa mulai menjelaskan, dokter Liz."
Liz mengangguk paham. "Beberapa tahun yang lalu, Nasya masih duduk di bangku SMP kelas 9 semester akhir. Kemudian..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi | | Dua Jiwa Satu Raga
Fiksi RemajaBerlian Alea, gadis mageran tetapi memiliki banyak potensi. Alea terlibat dalam sebuah kecelakaan lalulintas di negeri tempat tinggalnya. Namun bukannya bertemu tuhan, jiwanya malah berpindah ke tubuh seorang gadis bernama Athena Charlotte Lunch. At...