Di hari libur semester 1 ini, banyak orang yang sibuk menikmati hari libur dengan caranya sendiri. Kebanyakan dari mereka mungkin pergi ke pantai, pegunungan, pulang kampung, bahkan ada juga yang sibuk rebahan seharian. Namun, berbeda dengan gadis cantik yang satu itu.
Gadis dengan gaun putih itu meremas tangannya gugup. Sekali lagi, ia menatap pantulan dirinya yang sudah di dandani sedemikian rupa. Gaun pengantin yang ia kenakan terlihat sangat pas di tubuhnya. Dandanan yang tidak terlalu berlebih-lebihan menambah kecantikan gadis itu.
Hari ini, akan menjadi hari bersejarah di hidupnya. Membayangkannya saja membuat jantungnya berdebar semakin cepat.
Pintu kamar terbuka, menampilkan gadis dengan dress putih sederhana. Polesan tipis di wajah malas gadis itu membuatnya semakin cantik.
"Alea! Gimana nih? Gue gugup banget. Rasanya jantung gue mau loncat!" Gadis dengan gaun pengantin itu meringis, gelisah jelas terpancar di wajahnya.
Alea terkekeh, ia duduk di sebelah gadis itu. Raga yang pernah ia pakai, kini bisa ia saksikan tanpa mengenakan cermin. Alea menggenggam tangan gadis itu, berusaha memberikan dukungan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ia juga ikutan gugup.
"Tenang aja, Athena. Pasti bisa!"
"Athena, lo siap-siap. Rombongan pengantin pria sudah hampir sampai." Theo yang baru saja muncul membuat perhatian kedua gadis itu teralihkan.
Theo tersenyum senang melihat adiknya, "Jangan khawatir. Bara nggak bakal makan Lo, kok."
"Bang! Jangan buat gue tambah gugup!" sungut Athena.
Theo terkekeh geli. "Sorry sorry. Gue tunggu di bawah, ya. Alea, gue minta tolong sama lo."
Alea yang paham dengan ucapan Theo mengangguk. "Serahin sama gue."
Hari ini, Athena resmi menjadi istri dari seorang Aldebaran. Tamu yang hadir tidak banyak, hanya beberapa rekan bisnis ayah Bara dan beberapa teman sekolah mereka.
Athena dan Bara menikah muda, di usianya yang menginjak 18 tahun. Bahkan, mereka belum lulus. Namun, Bara bersikeras ingin bertanggungjawab atas perbuatannya terhadap Athena.
Athena yang juga masih memiliki rasa cinta kepada Bara tentu saja menerimanya, meskipun awalnya sedikit ragu. Namun, kini mereka sudah resmi menjadi pasutri.
Yuka dan Abel menjadi penyambut tamu. Ya, Yuka juga ikut serta, dengan alasan menemani Alea di perjalanan bolak-balik Indo-Japan.
Bara juga menceritakan mengenai Feby dan Ferry kepada orang tuanya. Bahkan mengenai Nasya yang menyewanya untuk menodai Athena. Waktu itu, dirinya setengah mabuk karena tidak sengaja meminum alkohol milik Kei.
Bara menatap Athena yang terlihat lelah karena sudah terlalu lama menggunakan atribut yang terbilang cukup berat. Tamu tidak terlalu banyak, namun itu juga terasa melelahkan.
Athena mengenalkan Alea kepada orangtua Bara, Bara, Theo, dkk-nya yang lain sebagai teman dekat di media sosial. Terkecuali, Ares dan Abel yang sudah mengetahui hal yang sebenarnya terjadi.
"Mau istirahat dulu?" tawar Bara.
Athena mengangguk. Dua pasangan baru itu berdiri. Bara membantu Athena mengangkat baju mekar yang digunakan gadis itu. Bara berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orangtuanya.
Alea menghampiri, lalu ikut membantu Athena.
Setelah menaiki tangga, Athena dan Alea memasuki kamar Athena. "Ganti baju pakai baju yang satunya aja, gimana?"
Athena mengangguk setuju dengan tawaran Bara. Ia juga tidak ingin terlalu berlama-lama mengenakan baju ribet ini.
Bara beranjak pergi, membiarkan Alea membantu Athena mengganti bajunya. Alea melepas resleting baju pengantin milik Athena dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi | | Dua Jiwa Satu Raga
Ficção AdolescenteBerlian Alea, gadis mageran tetapi memiliki banyak potensi. Alea terlibat dalam sebuah kecelakaan lalulintas di negeri tempat tinggalnya. Namun bukannya bertemu tuhan, jiwanya malah berpindah ke tubuh seorang gadis bernama Athena Charlotte Lunch. At...