"Levi."
Panggilan tersebut diabaikan. Levi membereskan peralatan bekerjanya. Beberapa ada yang dimasukkan ke tas untuk dibawa pulang.
Eren menggaruk rambutnya. Levi berubah setelah Historia pulang dan Eren tidak tahu cara menghiburnya.
"Sayang."
Levi menengok sebentar, tapi setelah itu dia lanjut beres-beres. Eren mendekatinya.
"Ada apa, Levi? Katakan."
"Aku hanya tidak mengerti kenapa aku masih menginginkanmu padahal kau sudah memiliki istri." Levi menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat. "Kenapa kau masih memperhatikanku saat kau sudah menikah?"
Eren memutar matanya. "Kukira masalah ini sudah selesai."
"Tidak akan selesai jika aku terus menjadi orang ketiga." Levi memakai tasnya.
Eren menahannya pergi. "Ada sesuatu yang masih belum kuberi tahu padamu, Levi. Belum saatnya—"
"Kapan saat itu terjadi?" Levi menghempaskan lengan Eren.
Eren membuka mulut lalu menutupnya lagi. Levi menunggu jawaban yang dia inginkan tapi dia tidak kunjung mendapatkannya.
"Aku pulang saja."
Eren segera menahan tangannya. "Aku memiliki kewajiban mengantar dan menjemputmu."
Levi menoleh. "Kewajiban kepada selingkuhanmu?"
"Levi, jangan memancingku." Eren menggertakkan giginya.
Ini sudah malam. Di lantai ini hanya ada mereka. Levi menggeram. "Baiklah. Antar aku pulang. Aku menunggu jawabanmu."
Mereka berdua tidak melanjutkan pembicaraan. Di dalam lift, bahkan di dalam mobil tidak ada percakapan. Levi memeluk tasnya erat. Eren menatap lurus jalanan di depannya. Levi sedikit kebingungan karena Eren tidak mengambil jalan yang biasa mereka lewati menuju apartemen. Jalan ini membawa mereka menjauh dari apartemen. Eren membawa Levi ke tempat yang Levi kenal. Mereka pernah kemari saat masih kuliah dulu.
Eren membawanya ke dataran tinggi. Tempat yang sangat mereka sukai dulu karena pada saat malam, lampu-lampu kota dihidupkan. Pemandangan yang sangat indah menurut mereka.
"Kenapa kau membawaku kemari?" Tanya Levi penasaran.
"Kau belum pernah kemari setelah bertahun-tahun." Eren melepas sabuk pengamannya. Sabuk Levi dilepas oleh Eren. Ia mengangkat omega tersebut agar duduk di pahanya. "Aku ingin memberi tahu sedikit hal."
Levi menaikkan sebelah alisnya. Eren menatapnya lekat. "Soal pernikahanku dengan Historia, kau tahu aku tidak mencintainya, kan? Dulu aku berusaha mencari banyak cara agar bisa membatalkan pernikahan ini, tapi aku malah menemukan sesuatu yang sangat mencurigakan."
Levi mendengarkan dengan seksama. "Apa itu?"
"Dokumen keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir."
Levi ingat alasan orang tua Eren memaksa Eren menikah. Ini karena perusahaan Eren hampir bangkrut.
"Tidak ada yang salah dengan keuangan perusahaan."
"Eh?"
Eren menggeleng. "Tidak ada masalah keuangan dengan perusahaan kami, Levi. Semuanya baik-baik saja."
Levi mengerutkan keningnya semakin dalam. Kalau tidak ada masalah, berarti apa?
"Lalu?"
"Aku sudah menemukan jawabannya, tapi aku sedang mencari bukti lagi." Eren tersenyum. Bibir Levi diusap. "Bibirmu merah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated Hearts
FanfictionEren berusaha menolak perjodohan paksa yang dilakukan ayahnya demi Levi. Rupanya Levi juga sudah dijodohkan dan dia tidak mampu menolak keinginan orang tuanya. Bagaimana jadinya nasib keduanya di kemudian hari?