Kondisi Levi berangsur-angsur membaik. Setelah dirawat intensif selama tujuh hari, hari ini dia diperbolehkan pulang. Eren mengantarnya pulang. Levi merasa lemah karena Eren dengan mudahnya mengangkat tas berisi pakaian milik Levi.
Mereka sampai di apartemen. Eren menatap sekitar. Keningnya berkerut dalam. Hal itu tak luput dari pandangan Levi.
"Eren? Ada apa?"
Eren menoleh. "Aku rasa kita harus pindah. Apartemen ini terlalu kecil untuk tiga orang."
Eren dan kekayaannya. Levi menatapnya tidak percaya. "Kau pasti bercanda."
"Aku serius. Ini terlalu kecil."
"Ini sangat luas, Eren." Levi merenggangkan kedua tangannya ke samping.
"Kamarnya hanya satu."
Itu benar. Sekarang Levi memikirkan itu. Hanya ada satu kamar. Tidak mungkin mereka melakukan hubungan intim dengan seorang anak di kamar mereka.
"Kau benar."
Eren mengusap rambutnya lembut. "Kita pikirkan itu nanti. Sekarang kau ke kamar saja. Aku ingin memasak sesuatu."
"Kau bisa memasak?" Levi mengangkat satu alisnya.
"Jangan meremehkan calon ayah ini, Levi." Eren menekuk lengannya sampai ke siku. Levi hanya memutar matanya dan masuk ke kamar.
Pada akhirnya mereka membeli makanan lewat aplikasi karena Eren hampir membakar dapurnya.
.
Setelah beberapa hari Levi di rumah, sekarang dia sudah bisa kembali bekerja. Orang-orang di lantai atas mengerubunginya, bahkan Isabel menangis tersedu-sedu melihat Levi dalam keadaan sehat.
"Leviii!"
Levi mengelus punggung Isabel. Omega ini sudah seperti saudaranya, wajar saja Isabel menangis.
"Aku sudah tidak apa-apa, Izzie."
"Bagaimana kau bisa kabur begitu saja? Kau membuat kami semua khawatir. Bagaimana dengan kandunganmu?"
"Dia baik-baik saja. Maaf membuat kegaduhan." Levi menatap karyawan satu per satu. "Terima kasih sudah mengkhawatirkanku."
Eren menatap interaksi mereka dari depan lift. Orang-orang mengerubungi Levi dan menghalangi jalannya ke ruangan pribadi. Setidaknya Eren bisa melihat mereka semua sangat perhatian pada Levi.
"Oke, sudah cukup. Kembali bekerja, Levi tidak boleh berdiri terlalu lama." Eren meletakkan kedua tangannya di bahu Levi.
"Kau tidak seru, Eren." Jean mendengus. "Bagaimana jika kita makan siang bersama?"
Levi menatap Eren dengan tatapan memohon. Eren mencubit pipinya gemas. "Tolong reservasikan satu restoran kesukaanmu untuk kami semua."
Semua orang bersorak senang. Levi mengangguk cepat. Dia sudah sering memesankan meja untuk Eren, ini pekerjaan yang mudah untuknya.
Setelah orang-orang kembali bekerja, Eren dan Levi memutuskan kembali ke tempat mereka masing-masing. Levi menemukan buku catatannya di atas meja. Setelah dua minggu tidak melihat buku catatan itu, Levi malah merasa asing. Dia hampir lupa tentang buku catatannya. Dia lupa bagaimana biasanya Levi mencatat jadwal Eren dan lain-lain. Levi memutuskan membaca catatannya dari awal dia kemari.
Dari dalam kantor, Eren dapat melihat Levi mengerutkan keningnya. Eren tahu Levi biasa memberikan tambahan pada buku catatannya yang hanya dipahami oleh omega tersebut. Eren pernah membacanya sekali tapi dia tidak mengerti.
Getaran pada ponsel mengalihkan perhatian Eren. Tertera nama Rumah Omega pada layar ponsel. Eren menerima panggilan tersebut.
"Halo?"
Eren bersandar pada kursinya. Ia mendengarkan perkembangan Historia dari penjaganya. Nampaknya dia sudah tidak seagresif kemarin. Informasi terakhir yang diberi tahu kepada Eren membuat alpha itu melompat kaget.
"Aku akan ke sana sekarang." Eren mematikan sambungan telepon. Ia kembali memakai jasnya dan juga mantel musim dingin, karena di luar sudah bersalju.
Eren berjalan cepat ke meja Levi. Levi segera menyadarinya.
"Hei, bisakah kau kosongkan jadwalku untuk dua jam ke depan?"
Levi mengangguk. "Tapi kenapa?"
"Aku ada urusan di Rumah Omega. Jangan khawatir, aku tidak akan lama." Eren mengecup kening Levi. "Sampai jumpa."
Levi menatap kepergian Eren dalam diam. Sisi omeganya mengatakan bahwa Eren akan menemui Historia dan itu membuatnya cemburu. Tapi Levi mengalihkan perhatiannya. Eren meminta jadwalnya dikosongkan untuk dua jam ke depan. Itu yang harus Levi lakukan.
Mobil hitam menyatu bersama kawanan mobil di jalan. Kalimat terakhir dari orang yang menjaga Historia benar-benar mengagetkan.
"Historia sepertinya mencintai salah satu guru sejarah di sini."
Kalimat itu terngiang-ngiang di kepalanya. Eren berharap Historia tidak membuat keributan karena dia sedang jatuh cinta. Semoga saja omega itu benar-benar jatuh cinta, bukan hanya terobsesi kepada seseorang.
.
Ini benar-benar diluar perkiraan Eren. Ia baru saja masuk ke ruangan milik Historia dan dia sudah sangat terkejut. Historia sedang memasak menggunakan celemek bewarna putih. Bahkan dia menghidangkan teh untuk Eren.
"Kau berubah." Komentar Eren.
"Semua orang berubah." Historia terkekeh kecil. "Sebaiknya kau tidak terlalu lama di sini. Ymir akan cemburu."
"Ymir, ya? Guru sejarah?"
"Iyaa. Astaga dia itu keren sekali. Kau tidak tahu bagaimana dia menatapku saat aku bertanya tentang Teori Darwin."
Eren bisa melihat aura jatuh cinta mengelilingi tubuh Historia. Siapapun pasti tahu Historia sedang jatuh cinta.
"Terima kasih, Eren."
"Untuk?"
Historia menoleh. "Semuanya. Terima kasih kau memasukkanku ke Rumah Omega. Sekarang aku tahu rasanya memiliki ikatan yang pernah kau bicarakan itu. Ini sangat luar biasa."
"Aku... Aku senang mendengarnya." Eren tersenyum. "Yah, berterima kasih pada dirimu juga."
"Aku tahu." Historia menghela nafas. "Aku tidak menyangkan aku menemukan beta di tempat seperti ini."
Di Rumah Omega ini tidak ada alpha kecuali pengunjung. Hanya beta dan omega yang boleh bekerja di sini. Eren ikut senang. Historia menemukan kebahagiaannya di sini.
"Astaga, Eren."
Historia memukul kepalanya dengan sendok sayur. Eren merintih sakit. "Aw! Untuk apa itu?"
"Sudah kubilang jangan duduk di sini terlalu lama. Ymir bisa cemburu."
"Iya, iya." Eren memutar matanya. Teh yang tersisa sedikit diminum sampai habis. "Aku pergi sekarang."
Historia mengantar Eren sampai ke depan pintu. Sebentar lagi Ymir akan berkunjung dan Historia tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka.
"Aku minta maaf untuk semua yang terjadi pada kalian."
Eren menoleh. Alisnya terangkat satu.
"Bisakah kau menyampaikan maafku kepada Levi? Dia mungkin trauma jika melihatku. Aku hampir menembaknya waktu itu."
Eren mengangguk dan tersenyum. "Selama kau menyadari kesalahanmu, aku akan memaafkanmu. Berbahagialah, Historia."
Mereka berpisah di depan pintu. Historia masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Omega itu ingin merapikan kamarnya karena sebentar lagi Ymir akan datang.
Eren merasa lega sekarang. Hubungannya dengan Historia tidak terputus begitu saja. Mereka berteman sekarang dan itu kemajuan untuk Historia. Sekarang dia bisa fokus kepada Levi dan calon buah hati mereka.
Setelah menaiki mobil, Eren pergi dari Rumah Omega. Ini lebih cepat dari perkiraannya. Dia hanya pergi selama satu jam dan tadi dia meminta Levi untuk mengosongkan jadwalnya selama dua jam. Satu jam yang tersisa bisa digunakan untuk mencari rumah. Eren berniat menjual rumahnya karena sekarang dia tidak lagi hidup bersama Historia.
.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated Hearts
FanfictionEren berusaha menolak perjodohan paksa yang dilakukan ayahnya demi Levi. Rupanya Levi juga sudah dijodohkan dan dia tidak mampu menolak keinginan orang tuanya. Bagaimana jadinya nasib keduanya di kemudian hari?