Di dapur perusahaan, seorang omega berambut merah dikucir dua sedang mengaduk kuah di dalam kuali besar. Mulutnya mengeluarkan lantunan melodi dan kepalanya bergerak sesuai nada.
"Isabel."
Isabel menoleh. "Iya, Farlan?"
Farlan mendekat. Dahinya berkerut. "Apakah kau merasa Tuan Eren dan Levi berubah?"
Isabel mengerjab. "Iya. Mereka sangat dekat, kan?"
Farlan mengangguk. "Tidak hanya itu. Mereka juga sedikit menempel, lengket maksudku."
"Kukira hanya aku yang memikirkan itu." Isabel mengusap dagunya. "Tapi Tuan Eren sudah punya istri. Kenapa dia seperti itu kepada asistennya, ya?"
"Itu masalahnya. Kemarin Nyonya Historia memintaku memperhatikan mereka berdua karena beliau curiga. Tapi aku menolak karena itu bukan urusanku."
"Baguslah." Isabel menepuk bahu Farlan. "Ini masalah rumah tangga mereka. Jangan ikut campur. Kita memang melihat sedikit tentang hubungan mereka, tapi itu tidak disengaja."
Farlan mengangguk. "Lebih baik kita tidak ikut campur lebih dalam."
"Betul itu." Isabel kembali mengaduk kuah dalam kuali.
.
Levi memejamkan mata. Dahinya berkerut sesekali. Bibirnya mengatup rapat. Tangannya meremat sofa.
"Shh! Eren, sudahlah!"
Levi menunduk. Dia sedang terlentang di atas sofa. Kedua kakinya tersampir di atas punggung Eren yang sedang membenamkan wajahnya di dalam blus yang dipakai Levi.
Eren tidak mendengarkan perkataan Levi. Tangannya sibuk menguleni pantat Levi dan menariknya berlawanan arah. Lidahnya dimasukkan semakin dalam. Dinding rektum Levi berkedut saat lidahnya bergerak menelusuri lubangnya.
Levi segera meremat kepala Eren yang tertutupi oleh blusnya saat lidah Eren bergerak liar di dalam lubangnya. Awalnya Levi ingin kemari karena Zackley menyetujui pertemuan mereka. Tapi Eren malah menggendong Levi dan merebahkannya di sofa. Sepatu dan celana Levi dilepas dengan tidak sabaran dan Eren langsung memasukkan kepalanya ke dalam blus Levi.
Levi melenguh kecil. Lidah panjang Eren mampu membuatnya terangsang. Tapi Levi perlu menjaga kewarasannya karena ini masih pagi.
"Eren, cukup. Kita bisa melakukan ini nanti."
Kali ini Eren mendengarkannya. Ia mengeluarkan lidahnya dari dalam lubang Levi. Ia menegakkan tubuhnya, tapi tangannya masih sibuk menguleni pantat Levi.
Wajah Levi memerah sempurna. Lubangnya terasa kosong tanpa sesuatu memasukinya, tapi Levi mengabaikan desakan tersebut. Ia beranjak dan duduk. Eren segera menarik Levi agar duduk di pahanya. Eren semakin gencar meremas pantat Levi. Levi memekik kaget.
"C-cukup!"
"Ayolah, aku hanya meremasnya." Eren menampar pantat Levi. "Ini agar kau semakin kenyal."
Levi menggeleng. Tangan Eren berusaha ia singkirkan. Beruntung Eren mau mendengarkannya. "Kita bisa melakukannya nanti. Sekarang, fokus bekerja."
Eren mengerucutkan bibirnya. "Bekerja terus. Aku butuh hiburan."
Levi memutar matanya. "Kau punya ponsel dan komputer. Gunakan baik-baik!"
"Aku tahu!"
Levi mengangkat alisnya. Eren tersenyum lebar. "Apa?"
"Buka pakaianmu."
"Tidak."
"Aku tidak akan menyerangmu. Aku hanya akan melihatmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated Hearts
FanfictionEren berusaha menolak perjodohan paksa yang dilakukan ayahnya demi Levi. Rupanya Levi juga sudah dijodohkan dan dia tidak mampu menolak keinginan orang tuanya. Bagaimana jadinya nasib keduanya di kemudian hari?