Eren menatap buntalan selimut di lengannya berbinar. Ini anaknya. Anak hasil hubungannya dengan Levi. Anak ini terlahir sehat sebagai laki-laki. Second gender baru akan diketahui setelah anaknya berusia 3 bulan. Eren mendekatkan anaknya kepada Levi. Omega tersebut tidak sabar melihat anaknya setelah efek biusnya hilang.
"Levi." Eren mengelus pipi Levi. Istrinya terlihat rapuh pasca operasi tapi Eren tahu dia sangat bahagia.
Levi berkaca-kaca. Makhluk berbalut selimut ini adalah anaknya. Anaknya yang tinggal di rahimnya selama 9 bulan. Sekarang anaknya menggeliat kecil dan itu membuat Levi menangis.
Eren mengusap air mata Levi lembut. Perlahan, Eren merebahkan anaknya di antara lengan dan dada Levi. Setelah memastikan anaknya aman, Eren duduk di samping Levi.
"Dia laki-laki. Kita akan tes dinamiknya saat usianya 3 bulan."
Levi tersenyum dan mengangguk. "Apapun dinamiknya, aku akan tetap menyayanginya."
"Aku juga. Aku akan tetap menyayangi dan merawat kalian." Eren mengelus lengan Levi yang mengusap perut anaknya. "Jadi, kau ingin memberinya nama?"
Levi mengerjab. Ia tatap anaknya lekat. Rambut hitam, kulit sedikit kecokelatan. Levi bergumam panjang. "Rivaille?"
"Rivaille? Seperti dirimu." Eren terkekeh. "Rivaille kalau begitu."
"Rivaille Yeager." Levi mengangguk.
"Tapi, Levi," Eren mendekat dan menghirup aroma tubuh anaknya, "baunya manis, seperti omega."
"Eren," Levi terkekeh mendengarnya, "dia masih kecil. Dia belum mempunyai aroma tubuhnya sendiri. Itu aroma omegaku."
"Pantas saja." Eren mengusap dagunya. "Kukira karena dia terlahir dari rahimmu, maka aroma tubuh kalian sama. Kukira dia omega sepertimu."
Levi menggeleng kecil. "Kalaupun dia adalah omega, maka tidak apa-apa.
"Dia pasti akan sangat nenggemaskan!" Eren mengepalkan tangannya gemas. "Tapi, Levi,"
"Hm?"
"Aku memiliki satu proyek besar. Aku bekerja sama dengan banyak perusahaan untuk membangun gedung serbaguna."
Levi diam sejenak untuk mencerna maksud Levi. Ia mengangguk kecil. "Jadi?"
Eren menghela nafas kecil. "Mungkin aku akan memiliki sedikit waktu dengan kalian. Jadi, setelah cuti, aku akan sangat sibuk." Eren menunduk. Ia mengelus pipi anaknya lembut. "Aku akan berusaha-"
"Eren." Levi menggenggam pergelangan tangan Eren. "Tidak perlu merasa tidak enak. Kau bekerja untuk kami. Aku mengerti, Eren." Levi tersenyum.
"Aku sangat mencintaimu." Eren tersenyum. Memiliki Levi sebagai istri dan Rivaille sebagai anak adalah anugerah yang luar biasa untuk Eren. Kalau bisa, Eren ingin memberikan dunianya kepada Levi, karena Levi adalah dunianya. Semuanya berpusat pada Levi.
"Aku juga sangat mencintaimu."
Eren beranjak dari kursi dan mencium Levi. Levi balas mencium dan mengelus pipi Eren lembut. Hanya sebuah ciuman lembut tanpa saling menuntut. Mereka membagi cinta mereka lewat ciuman dan sentuhan kecil.
Eren sedikit menjauhkan wajahnya. Pipi Levi sedikit merona. Ia menunduk dan mendapati tangan Eren mengambang di atas wajah Si Kecil.
"Apa kau menutupi matanya saat berciuman tadi?" Levi bertanya heran.
Eren terkekeh. "Dia tidak boleh melihat kedua orang tuanya saat sedang berbagi cinta dan nafsu."
Levi menggeleng dan terkekeh kecil. "Ada-ada saja. Dia bahkan belum membuka matanya."
"Tetap saja, Levi."
Levi memutar matanya dan mengangguk. "Baik, baik."
.
The End
Dan mereka hidup bahagia selamanya. Selesai :D
Makasih banyak sudah mau membaca, komen, dan vote cerita ini. Makasih juga buat kalian yang selalu nungguin ni ff up😭 love you so much, guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated Hearts
FanfictionEren berusaha menolak perjodohan paksa yang dilakukan ayahnya demi Levi. Rupanya Levi juga sudah dijodohkan dan dia tidak mampu menolak keinginan orang tuanya. Bagaimana jadinya nasib keduanya di kemudian hari?