Siang hari yang sibuk. Jalan raya nampak lebih ramai dengan kendaraan memenuhi jalan raya. Hiruk pikuk kota terdengar sampai ke dalam gedung perkantoran. Namun semua itu tidak mencapai lantai tiga dan lantai-lantai di atasnya.
Seorang alpha berambut cokelat berantakan mendesah gusar untuk kesekian kalinya. Tumpukan kertas di mejanya sama sekali tidak membantu kondisinya saat ini. Keningnya terlihat bekas kerutan yang membuat siapapun dapat menebak berapa lama orang itu mengerutkan keningnya. Mata hijaunya menatap lelah meja kerjanya.
Dia adalah Eren Yeager. Pemilik perusahaan Yeager's Properties. Pria alpha berumur 33 tahun. Di umurnya yang masih muda, ia diwarisi seluruh perusahaan ayahnya. Walaupun banyak sekali yang mengantri untuk mendapatkan dirinya, Eren hanya setia kepada satu orang. Orang yang menghantuinya sejak 7 tahun yang lalu.
Pintu kantor terbuka. Seorang omega wanita berambut pirang menghampirinya dengan senyum lebar. Eren tersenyum kecil.
"Hai." Wanita itu duduk di pangkuannya.
"Hei." Eren menjawab lelah. Dia adalah Historia Yeager, istrinya.
Historia mengecup sekilas bibirnya. "Kau lelah?"
"Sangat. Pekerjaan menjadi semakin gila saja."
"Kau butuh istirahat, Eren." Historia beranjak dari pangkuan Eren dan mendorong kursinya menjauh dari meja. Bukan, Historia tidak memiliki kekuatan super untuk mendorong kursi yang sedang diduduki Eren. Kursi ini memiliki roda dan bisa berputar. Setelah itu, Historia melepas mantel yang ia kenakan.
Mungkin Eren memang butuh istirahat, atau mungkin butuh hiburan? Ia menatap Historia yang sudah melepas mantelnya. Omega itu melepas kancing kemejanya dan menampilkan kaus tanpa lengan yang melekat di tubuhnya. Eren menyentuh bahunya.
Saat Historia hendak melepas kausnya, pintu diketuk. Eren segera mengambil kemeja Historia dan menutupi punggung beserta bahunya. "Masuk!"
Pintu dibuka. Kali ini seorang wanita beta dengan rambut cokelat dikucir kuda berjalan masuk.
"Selamat pagi, Eren, dan Historia." Sasha tersenyum lebar.
Eren balas tersenyum sementara Historia mendengus gusar, kesenangannya diganggu. "Sasha, selamat pagi."
"Aku ingin memberikan surat pengunduran diri yang kubicarakan kemarin."
Sasha menyerahkan amplop putih. Eren menerimanya dengan kening berkerut. "Sangat disayangkan. Kau asisten terbaik, Sasha."
"Maafkan aku, Eren. Aku harus ikut Niccolo pindah."
"Tenang saja, Sasha. Aku harap kita masih tetap bisa berkomunikasi."
"Tentu." Sasha mengangguk. "Aku pergi dulu, Eren. Sampai jumpa lagi!" Sasha melambaikan tangan.
"Sampai jumpa lagi!" Eren balas melambaikan tangan. Lalu pintu tertutup.
"Akhirnya dia pergi." Historia kembali melepas kausnya. Kini ia hanya memakai bra dan celana panjangnya.
Eren kembali menatap lekat istrinya. Mendekatkan wajah mereka, Eren mengecup bibirnya.
.
Setelah melakukan seks, kini Eren kembali fokus pada pekerjaannya. Historia tertidur di sofa dekat meja di sisi ruangan. Omega itu tidur dengan mantel menutupi tubuh telanjangnya. Eren menghela nafas lega setelah pekerjaannya tersisa beberapa lembar.
"Aku butuh asisten baru. Ini melelahkan sekali." Gumam Eren pada dirinya sendiri.
Aroma seks masih menguar di ruang kerjanya. Walaupun sudah memakai pemblokir aroma, tapi aroma seks masih menguar. Aroma ini terkadang membuat Eren sesak. Betapa tidak beruntungnya Eren saat ini karena dia harus bertahan di ruangan dengan aroma seks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separated Hearts
FanfictionEren berusaha menolak perjodohan paksa yang dilakukan ayahnya demi Levi. Rupanya Levi juga sudah dijodohkan dan dia tidak mampu menolak keinginan orang tuanya. Bagaimana jadinya nasib keduanya di kemudian hari?