12. FIRST MISSION

2.9K 344 28
                                    

Historia.
Gadis itu menatap lekat pertempuran sengit antara Toman dan Mobius di depannya.
Dia berada dalam jarak aman, sehingga tidak ada musuh yang menyerangnya saat dia tengah memperhatikan.

Sebagian orang mungkin akan bertanya-tanya mengenai campur tangannya dalam perkelahian kali ini, mengingat dia yang bersikukuh untuk ikut maju ke medan pertempuran.

Well.

Sebenarnya gadis itu akan.

Dia akan maju dan menghajar para bawahan Hanma di depan sana.
Tapi Historia bukan gadis yang bodoh, maksudnya saat ini dia sedang dalam mode paling serius.
Dia tidak ingin maju dengan tolol sementara apa yang menjadi alasannya maju belum berada dalam jangkau penglihatannya.
Gadis itu sedang mencari Takemichi di tengah-tengah banyaknya orang.
Lelaki dengan perawakan kurus itu pasti panik mencari Draken diantara krumunan.

"Oh ?" Gumam Historia dengan nada senang yang ketara.
Mata gadis itu menyipit, Netra menangkap sosok yang dia cari.
Takemichi, berada di tengah-tengah orang yang sedang beradu jotos, lelaki itu tampak sibuk melihat sekitarnya.
Sesekali sebuah bogem mentah dia dapatkan dari lawan atau terdorong mundur oleh anggota Toman lain yang sibuk menghajar musuh di depan.

'Sangat Takemichi sekali.' Batin Historia miris sendiri.
Yah. Setidaknya dia harus membantu agar Takemichi tidak banyak mendapat babak belur sebelum sampai kepada Draken.

Melangkahkan kaki menuju medan pertempuran, Historia menarik kerah belakang seseorang dengan seragam Toman yang lewat di hadapannya.
Lelaki tersebut menatap Historia dengan tatapan bingung bercampur kesal.

"Apa - apaan kau." Chifuyu, orang yang Historia tarik begitu saja dari perkelahian.
Tampak mengerutkan dahinya kesal.

Historia sama sekali tidak menunjukan raut wajah bersalah.
Tangannya beralih untuk meraih salah satu tangan lelaki di hadapannya, memindahkan Yukata yang sedari tadi menggantung di tangan kanannya ke tangan lelaki yang kini menatapnya heran.

"Ku titipkan bajunya padamu. Tolong ya..." Historia mengatakannya dengan senyuman manis di bibirnya.

"Apa ? Kenapa harus ak-"

Chifuyu hendak protes namun niatnya urung saat melihat raut wajah gadis itu mendadak jadi menakutkan.

'Ke-kenapa ekspresinya begitu' Batin Chifuyu mendadak gugup.

"Dijaga baik-baik bajunya... Ya? Ini baju kesayangan Ema. Nanti dia marah kalau bajunya kenapa-napa... Paham kan ?"

"I-iya iya-" Menelan salivanya kasar, Chifuyu hanya bisa menuruti apa yang Historia katakan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I-iya iya-" Menelan salivanya kasar, Chifuyu hanya bisa menuruti apa yang Historia katakan padanya.

'Jangan memelototiku begitu.' Batin lelaki itu frustasi.

"Anak baik." Historia mengacak rambut Chifuyu gemas dan tersenyum manis kemudian melenggang pergi begitu saja.

'Pada akhirnya aku kena juga.' Menghela nafasnya, Chifuyu harus segera menemukan Ema untuk mengembalikan baju miliknya yang di pinjam Historia.
Dia baru bisa kembali ke pertempuran saat Yukata ini lepas dari tangan.
Dia bukan Historia yang saking kuatnya hanya butuh satu tangan untuk menghabisi nyawa orang.

OUR HISTORIA [ TOKYO REVENGERS X READERS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang