40. LAST WAR (6)

3.2K 308 315
                                    

Seluruh petinggi Tenjiku yang ada di ruangan menatap Historia dan Izana secara bergantian.
Mereka penasaran akan apa yang telah terjadi diantara kedua orang tersebut.
Tentang kenapa Izana memasang ekspresi puas di wajahnya ? juga mengapa Historia menatap pria bersurai putih itu dengan tatapan tajamnya.

"Ayolah, jangan menatapku seperti itu. Kan kau yang mulai duluan, siapa yang menyuruhmu masuk kedalam kamar seorang laki-laki sembarangan ?" Izana mulai tak tahan. Karena sang gadis menatapnya seolah ingin melubangi wajah tampannya saat itu juga.

"Bawahanmu yang melemparkanku ke dalam sana. Kau pikir aku sengaja ?" Balas Historia tak kalah sengitnya.

"Lagipula siapa yang akan sangka kalau kau ternyata seorang bajingan gila." Dahi sang gadis mengerut tak suka. Sementara Izana tertawa kecil mendengar Historia kembali mengumpatinya.
Historia sangat berani untuk ukuran seorang wanita.
Bahkan anggota Tenjiku saja tidak ada yang berani bertingkah kurangajar seperti itu kepadanya.

"Aku kan tak sengaja menyentuhnya."

BUKK.

Historia dengan secepat kilat melempar sebuah bantal sofa yang ada di samping tubuhnya pada Izana dengan sekuat tenaga.
Beruntungnya sang taruna dengan segera menghindar hingga bantal tersebut tak sempat menghantam wajahnya.

"Diam atau aku akan menghancurkan rahangmu..." Ancam Historia pada Izana lengkap dengan senyum manis namun terkesan menyeramkan di wajah cantiknya.

"Seramnya~" Ucap Izana dengan nada menggoda.

Melihat itu.
Para petinggi Tenjiku semakin di buat curiga.
Kedua insan itu, baik Izana maupun Historia.
Bertingkah layaknya pasangan kekasih yang sedang di mabuk asmara.
Dan beberapa diantara taruna yang ada mulai merasa sedikit cemburu melihat kedekatan diantara keduanya.
Dan lagi perkataan ambigu yang di katakan Izana kini mulai menganggu pikiran mereka.

Menyentuh apa ?

Apa yang Izana sentuh hingga membuat Historia terlihat murka ?

Mereka semua mulai menduga-duga.

"Menyentuh apa ? Izana ! kau harus menjelaskannya ! " Hanma dengan segera menyela.

"Perasaanku tidak enak." Gumam Ran.

"Hoi, memang apa susahnya sih tinggal bilang saja kan ? Bikin kesal tahu gak." Shion dengan segala tempramentalnya.

".................." Haruchiyo.

"Duh, diam." Rindou kesal karena yang lain mulai berisik dan sama sekali tidak memberikan Izana kesempatan untuk berbicara.
Dia sendiri juga sudah muak karena pembicaraan ini sedari tadi hanya berputar-putar dan tidak sampai pada intinya.

"Soal itu..." Izana menyeringai.

"Arghhhhh... Brengsekkk !" Makian Historia menggema di seluruh penjuru ruangan saat Izana sama sekali tak mengindahkan peringatannya untuk tak angkat bicara.
Gadis itu beranjak dari tempatnya dan hendak menghajar Izana di depan sana.
Namun dengan sigap Kakucho menahannya dengan cara menarik kerah baju bagian belakang milik Historia dan mengangkatnya hingga sang gadis menggelantung tak berdaya di buatnya.

"Arghhhh ! Lepasssss!" Jerit Historia setengah putus asa.

"Tidak akan ku biarkan kau menyentuh Izana." Balas Kakucho dengan nada datarnya.

" Lepaskan aku botak sialan ! Biarkan aku menghajarnya ! Brengsek ! Fuck you ! " Kata-kata mutiara keluar begitu saja dari bibir tipis Historia.
Gadis tersebut meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari cengkraman Kakucho.
Namun percuma saja.
Perbedaan fisik diantara mereka membuat Historia tak berdaya dan sepertinya tidak ada seorangpun di ruangan tersebut yang berniat menolongnya.
Apa yang akan Izana katakan jauh lebih menarik perhatian mereka.

OUR HISTORIA [ TOKYO REVENGERS X READERS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang