38. LAST WAR (4)

3.2K 341 141
                                    


MOHON TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA 🙏

MOHON TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.


HAPPY READING . . .

"Sampai kapan kau akan berdiri disitu, Koko ?" Tanya Izana melihat Koko yang hanya berdiri diam di tempatnya.
Seluruh anggota Tenjiku yang lain sudah mendudukan dirinya bahkan Historia.
Kini hanya tersisa Koko yang masih enggan duduk di sofa bersama mereka.

"Duduk." Titah Izana dengan nada dingin.

Historia menatap Koko gusar.

Demi tuhan.
Jika dia menjadi Koko maka dia akan menurut saja akan apa yang di perintahkan Izana kepadanya.
Suara Izana benar-benar dingin menusuk telinga.
Aura yang berada di sekitar pemuda itu benar-benar terasa berbahaya.
Lebih menakutkan dan juga lebih mengintimidasi daripada Mikey.

"Bagaimana ini bisa terjadi ? Bukankah kau sudah berjanji ?" Koko mengepalkan tangannya emosi.


Bagaimana mungkin dia duduk santai seolah tidak terjadi apa-apa ?

Izana.

Pemuda licik itu telah membuat perjanjian dengannya untuk tidak menyeret teman-temannya termasuk juga Historia ke dalam rencananya. Dengan begitu dia (Koko) akan bersedia masuk Tenjiku sesuai keinginannya (Izana).
Tapi apa-apaan ini ? Bahkan belum genap sehari mereka membuat janji dan Izana sudah mengingkarinya.

HENING...

'Sumpah, dia kenapa sih ?' Geram Historia dalam hati.


Historia kiranya paham, Koko mungkin kesal terhadap Izana untuk alasan yang tidak di ketahuinya.
Tapi ini bukan saat yang tepat untuk menjadi egois.

Masalahnya, lawan mereka kali ini adalah Izana.
Izana bukan hanya sekedar preman biasa.
Dari apa yang komik itu jabarkan tentang seorang Izana. Lelaki itu bisa bertransformasi menjadi pembunuh berdarah dingin yang siap melenyapkan siapa saja yang menghalangi jalannya.
Seharusnya Koko paham untuk tidak bertindak gegabah atau Izana akan membunuhnya.

"Oy" Tegur Mochi kesal saat Koko hanya berdiri diam di tempatnya seolah enggan mematuhi perintah Izana.

"Apa-apaan bocah sialan ini ? Mau ku pukul lagi ?" Muto ikut menimpali.

"Sialan ! Koko ! Kau tidak dengar tadi Izana bilang apa ?! Duduk brengsek ?!" Shion ikut memanas - manasi suasana.

Izana terdiam sejenak.
Kiranya lelaki itu sedikit jengkel juga.
Karena bahkan setelah berada di tangannya.
Koko masih sulit untuk di kendalikannya.

OUR HISTORIA [ TOKYO REVENGERS X READERS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang