31. COME BACK HOME

3.3K 313 116
                                    

Ran membuka matanya perlahan.
Hal yang pertama kali tertangkap oleh matanya adalah Historia.
Gadis manis itu berada dalam dekapannya, menatap lekat wajah tampan Ran dengan senyum tipis yang tersemat di wajah rupawannya.

"Kak Ran... Sudah bangun ?" Historia semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh tegap Ran. Gadis itu menjadikan lengan kekar Ran sebagai bantal untuk kepalanya sementara tubuh mereka benar-benar melekat di bawah sana.
Ran menggeryitkan dahinya.
Sejak kapan dia dan Historia berada dalam posisi yang sangat intim seperti ini ?

"Historia..." Suara Ran tampak serak. Lelaki itu baru saja bangun tidur, ingat ?

"Ya ?" Historia menjawabnya. Gadis itu memainkan jemarinya di dada bidang Ran membuat pola abstrak di sana.

"Kenapa kita..." Ran menggantungkan perkataannya.
Lelaki itu menahan nafasnya saat menyadari satu hal ganjil diantara mereka berdua.
Dia dan Historia...

Telanjang bulat di bawah selimut.
Tadi Ran tidak menyadarinya sampai saat Historia bergerak memeluknya membuat tubuh telanjang mereka bergesekan.
Ran bahkan bisa merasakan dada sintal gadis itu menekannya.

'Empuk.' Batin Ran kaku.

"He~ ekspresi macam apa itu ? Jangan-jangan kak Ran gak ingat ya ?" Tanya Historia setengah merajuk padanya.

Benar.
Ran sama sekali tidak mengingatnya.
Apa yang terjadi setelah mereka bercanda pada malam itu ?
Satu hal yang bisa Ran tangkap Rindou sudah tidak ada diantara mereka dan ruangan ini jelas merupakan kamarnya dan bukan kamar adiknya.
Ran tampak kebingungan.
Apa jangan-jangan semalam dia mabuk ya ?

'Oh ya, lupakan saja jika tak ingat. Kita bisa memulainya kembali kan ?' Kali ini Ran menyeringai.
Lelaki itu membalik posisi mereka dan membuat Historia berada di atas tubuhnya.
Gadis itu tampak terkejut saat menerima perlakuan tiba-tiba darinya.

"Jadi... Bisa kau katakan apa yang kita lakukan semalam ?" Ran bertanya lengkap dengan senyum andalannya yang mampu membuat gadis manapun akan berteriak histeris saat melihatnya.
Wajah Historia tampak bersemu merah membuat Ran tidak tahan ingin segera 'memakannya'.

"Kak Ran kan juga pasti sudah tau... Kenapa tanya padaku. Jahat, kak Ran sangat suka mempermainkanku." Historia mengerucutkan bibirnya kesal.
Ran tertawa saat mendengarnya.

"Aku tidak bisa mengingatnya. Bagaimana jika kita lakukan sekali lagi ?" Ran bertanya.

"Se-sekarang ? Tapi terlalu terang." Historia tampak gelisah. Sekarang Ran mengerti, mungkin mereka semalam melakukannya sambil mematikan lampunya.

"Bukankah akan lebih bagus kalau terlihat jelas ?" Ran menahan pinggang Historia dengan satu tangannya saat dirasanya Historia akan beranjak dari atasnya.
Domba kecil itu berusaha kabur dari serigala yang ingin memangsanya.
Ran tidak akan membiarkannya lolos begitu saja.
Apalagi saat selimut yang menutupi tubuh polos mereka merosot turun begitu saja. Membuat Ran dapat dengan jelas tubuh indah Historia tanpa sehelai benangpun yang menutupinya.
Payudara sintalnya, punggung mulusnya dan beberapa bercak tanda kepemilikan yang menghiasi tubuhnya.
Ran yakin itu adalah ulahnya.
Beberapa bekas gigitan yang Ran tinggalkan di leher Historia pada bahunya juga dadanya membuat Historia kian menggoda di mata Ran.

"Kak..." Cicit Historia saat Ran hanya diam saja menatapnya membuat Historia malu di buatnya.

"Hm..?" Ran bergumam. Tangannya yang bebas terangkat merapikan helaian rambut milik Historia yang menutupi wajahnya.

"Boleh pegang gak ?" Historia dengan malu-malu bertanya.

"Apa ?"

"ABS kakak..." Tatapan Historia tampak menghindarinya. Gadis manis itu terlalu malu untuk membuat kontak mata.

OUR HISTORIA [ TOKYO REVENGERS X READERS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang