7-Ansel, psikopat berkedok guru

47.9K 5.3K 1K
                                    

Jangan lupa untuk share cerita Zeya Transmigration ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget sama kalian kalo membantu mengembangkan cerita Zeya Transmigration agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di cerita Zeya Transmigration!!!

Follow akun sosmed saya

IG : @icha_a.a

Tiktok : ichasthetic

Happy Reading💕

______________________________________

"Aku gak kenal sama dia, Kak Romeo!"

"Kakak gak peduli kamu kenal sama dia atau gak, tapi Kakak gak suka kamu bicara sama cowok lain!"

"Padahal cuma bicara doang."

Bukh!

Zeya tersentak kaget saat Romeo memukul setir mobil dengan keras. Terlihat pria itu meraup wajahnya kasar, menandakan betapa emosinya Romeo saat tadi di restoran melihat adik kesayangannya berbicara dengan seorang pria yang tak dikenalnya.

Romeo menoleh kearah Zeya, manik cokelat kehitamannya menajam. Amarah menyelimuti jiwanya. "Ulangi lagi ucapan kamu yang tadi!" desisnya dengan suara rendah namun menukik.

Zeya mengernyit heran. Dapat dirasakannya aura Romeo yang mengintimidasi. Diktator melekat pada citra Romeo, dimana dia bagaikan pemimpin yang memerintah secara otoriter dan menindas rakyatnya. Romeo itu mendominasi, semua harus berada dibawah kendalinya. Dan Zeya tak menyukai orang seperti itu. "Kak Romeo kena--"

"KAKAK BILANG ULANGI UCAPAN KAMU YANG TADI, ZEYANA!!" Jika Romeo telah menyebutkan nama panjang sang adik, maka pria itu tengah dilanda api kemarahan. Pria otoriter itu jarang sekali membentak adiknya, kecuali dirinya benar-benar marah.

Zeya terdiam sejenak. Tak takut dengan bentakan itu, namun yang membingungkan, kenapa Romeo begitu marah padanya hanya karena hal sepele? Zeya semakin yakin jika ada sesuatu yang tidak beres pada Romeo.

Sister complex?

Suatu kesimpulan yang berada dibenak Zeya. Ya, sister complex. Zeya tak bodoh, orang lain juga dapat menebaknya hanya karena melihat sikap posesif Romeo yang berlebihan pada sang adik.

Zeya harus berhati-hati pada pria itu!

Oke, waktunya berakting Zeya.

Zeya menundukkan kepalanya, pura-pura takut mendengar bentakan Romeo. Gadis itu mengeluarkan isakan kecil dari mulut mungilnya.

Oh sial, gadis itu iblis yang pandai bersandiwara. Lanjutkan bakatmu, Zeya!

Pundak Zeya bergetar yang berarti akting nangisnya berjalan mulus. Berikan nilai seratus untuk akting gadis itu. "Maaf, Kak Romeo," ucapnya disela-sela tangisannya.

Romeo menatap lamat sang adik. Ia menghela napasnya kasar, memukul sekali lagi setir mobil sebagai pelampiasan emosinya. "Argh!"

Romeo kembali menoleh kearah gadis cantik itu, jari telunjuknya menaikkan dagu Zeya agar menatapnya. Shit Romeo, adikmu menangis. Bola mata kesukaannya itu berkaca-kaca dan memerah. Lelehan air mata membasahi pipi lembut yang menjadi candunya.

Zeya menyeringai licik dalam hati. Bangsat sekali gadis itu. Layaknya Ker yang menyamar sebagai Aphrodite. Seorang pembunuh berantai bertopeng gadis polos.

Zeya Transmigration (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang