44- Tangisan Yudha dan Zeya

13K 1.7K 958
                                    

Play : The One That Got Away - Katty Perry

Jangan lupa untuk share cerita Zeya Transmigration ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Zeya Transmigration agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di Zeya Transmigration!!!

Akun sosmed :

IG : @icha_a.a
@venomgangs_

Tiktok : ichasthetic

Jangan lupa untuk ramein setiap paragraf, okay👌

Komen lope 💜 dulu dong sebagai permulaan.

Happy Reading 💕

__________________________

Flashback on.

"Yay---"

"Sstttt."

Garvan menghentikan teriakan Yudha saat laki-laki itu hampir saja membangunkan Zeya dari tidur lelapnya di perpustakaan. Gadis itu membolos hanya untuk tidur nyenyak karena begadang semalaman.

Yudha tersenyum tipis. Ia melangkah untuk duduk dihadapan Zeya. "Daritadi Yaya tidur?" tanyanya, mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut gadis itu.

"Iya." Garvan yang duduk di sebelah Zeya, menjawab sekenanya.

"Terus lo?" Yudha sama sekali tak mengalihkan tatapannya dari Zeya, walaupun durinya mengajukan pertanyaan pada Garvan.

"Gue juga daritadi."

"Ngapain aja?"

Garvan tersenyum samar. "Jagain dia."

Yudha mengangguk ringan. "Kalo misalnya gue gak ada di sisi Yaya, gue harap ada lo di sisinya."

Kening Garvan mengernyit. Mereka ini kadang akur, kadang berantem. Kadang berlagak seperti teman, namun dapat menjadi musuh. Entahlah hubungan seperti apa diantara mereka berdua.

Membingungkan.

"Gue benci sama lo, Gar," kata Yudha to the point. "Tapi kalo masalah jagain Yaya, silahkan. Gue malah berterima kasih. Tapi ingat, gue selamanya tetap benci dengan lo."

"Lo pikir lo doang yang berhak benci gue? Gue juga benci sama lo," balas Garvan dingin.

Yudha terkekeh ringan seraya menggeleng kecil. Lelaki itu menundukkan wajahnya agar dapat melihat wajah Zeya yang tertidur pulas. Lalu mengusap pelan pipi mulus gadis itu. "Yaya cantik ya?"

"Hm." Garvan berdehem.

"Kita berantem yok, Gar. Gue tiba-tiba kesal saat kepikiran lo ngeliat kecantikan Yaya daritadi. Gue kayak gak rela berbagi." Yudha terkekeh kecil begitu juga Garvan di hadapannya. Kedua orang ini terbilang rumit hubungannya. Dibilang teman bukan, musuh pun bukan.

"Ayok, gue juga kesal liat lo elus-elus pipinya Yaya," balas Garvan.

"Oke, ayok," tantang Yudha.

"Buruan!"

Keduanya saling bertatapan tajam dan sengit, seakan-akan siap menerjang satu sama lain. Hawa di dalam perpustakaan terasa panas, pasokan oksigen seolah menipis.

Zeya Transmigration (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang