42- Bencana sesungguhnya!

9.7K 1.4K 614
                                    

Play : Happiness Is A Butterfly - Lana Del Rey

Jangan lupa untuk share cerita Zeya Transmigration ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Zeya Transmigration agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di Zeya Transmigration!!!

Akun sosmed :

IG : @icha_a.a
@venomgangs_

Tiktok : ichasthetic

Jangan lupa untuk ramein setiap paragraf, okay👌

Komen lope 💜 dulu dong sebagai permulaan.

Happy Reading 💕

______________________________

Menyunggingkan senyuman miring, Yudha mengecup sekilas bibir ranum Zeya. Lalu memeluk erat tubuh gadis itu, seraya berbisik sensual tepat di telinganya. "Semua bekas Ansel, harus gue hilangin. Termasuk di bagian itu, sayang.

Deg.

Yudha mengusap-usap pipi Zeya, membuat aliran darah gadis itu berdesir. Lalu membubuhkan kecupan manis di bibir candu Zeya, menenangkannya. "Gue cium ya?"

Damn!

Zeya meneguk ludahnya berkali-kali. Perasaannya bergemuruh hebat, dengan detakan jantung yang begitu cepat. Gadis itu panas dingin disaat Yudha sudah mensejajarkan wajahnya dengan milik Zeya yang masih tertutupi celana.

Uhhh, tarik napas, buang. Dada Zeya bergerak naik turun tak karuan. Matanya bergerak gelisah sesekali memejam, merasa hawa panas di bawah sana.

"Pangeran..." Zeya menggigit pelan lengannya, meredam suaranya saat Yudha sudah mulai memegangi kedua sisi celananya. Seketika gadis itu merapatkan kedua pahanya, menggeleng cepat.

Yudha tersenyum tipis, menatap Zeya dari bawah. "Belum, sayang. Gue belum cium."

Belum apa-apa, Zeya sudah berkeringat. Perutnya terasa menggelitik seolah ada jutaan kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana. Geli-geli. ditambah lagi udara malam yang semakin membuat tubuhnya meremang.

Yudha kembali memperhatikan wajah gelisah Zeya dari bawah. Lelaki tampan itu menyunggingkan senyumannya.

Cup. Ciuman manisnya berakhir di bibir Zeya. Seketika mata gadis itu yang tadi terpejam, kini terbuka beradu dengan tatapan Yudha. "Nanti ya, gue hapus ciumannya kalo kita udah nikah. Bahkan bukan hanya sekedar ciuman disana," ucap Yudha terdengar manis nan memabukkan.

Blush! Pipi Zeya memerah. Jantungnya berdetak tak karuan, seakan hampir kehilangan setengah kewarasannya. Gadis itu segera memalingkan wajah, mendadak malu menatap Yudha yang sudah menegakkan tubuhnya, berada di hadapannya.

"Gue gak berani nyentuh lebih. Kecuali kalo lo udah jadi istri gue." Yudha tersenyum tipis, mengecup pipi Zeya. Lalu menggendong gadis itu, melangkah pergi dari sana.

Zeya Transmigration (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang