bonus part 2

14 2 0
                                    

Hallo......

Oke ini lanjutan cerita kemarin.

~REZAXDHILLA

-MANIS TAPI SADIS-  (Bagian 2)

"Jadi siapa?,cepat katakan" Bu Shiren mulai penasaran.

"Ini hanya sebuah lukisan biasa, tidak ada yang istimewanya." ucap Dhilla masih mencoba untuk menyembunyikan lukisannya.

Bu Shirenyang sebenarnya memang tahu Dhilla sedang berbohong hanya tersenyum tipis dan berkata " Yasudah deh, ibu mau menyiapkan untuk makan malam" ucapnya beranjak dari sana. Dhilla hanya melihat kepergian sang ibu lalu kembali mengeluarkan lukisannya yang ia sembunyikan dibawah meja belajarnya tadi.

"Entah apa yang merasukiku tadi, kenapa malah wajahnya yang ku lukis" batinnya sambil memperhatikan goresan-goresan pensil yang menggambarkan wajah seseorang. Dhilla memang sangat suka melukis, ia pernah memenangi suatu perlombaan melukis sewaktu ia masih SMP dulu.

••••••••••••••••••

Dilain tempat juga terlihat Reza sedang menggemasi barang-barang yang akan ia bawa pulang ke Kuala Lumpur besok sore.

"Malam ini adalah malam terakhir aku tidur dikasur ini" gumamnya lalu menoleh kearah kasur single sizenya itu.
"Dan besok aku harus bertemu Dhilla untuk yang terakhir kalinya" ucapnya mengarahkan pandangannya keluar jendela kamarnya.

Sudah jam  4 sore, waktu benar-benar cepat berlalu. Reza yang merasa kesepian karena Indra dan Nanda tidak ada disini, biasanya sore-sore begini para remaja laki-laki itu akan berkumpul dirumah Reza dan biasanya yang mereka lakukan hanyalah bermain game,menonton film di tv, atau keluar untuk menghirup udara segar dan menghabiskan waktu bersama sebagai sahabat.

Reza yang merasa kesepian itu kembali mengeluarkan ponselnya disaku celananya dan langsung mendudukkan dirinya disofa.

Tuuuttttt......tuuuttt......tuuutttt

("Ya Hallo,")

"Akhirnya kau menjawab panggilanku"

("Memangnya kenapa?")

"Tidak ada apa-apa Dhilla hehe, kau sedang apa?"

("Tidak ada")

"Kenapa dia masih sama seperti dulu!" batin Reza.

("Hallo!")

"Ehhh yaa,m--maaf hehe, aku hanya ingin bertanya apakah besok kau tidak kemana- mana?"

("Tidak, memangnya kenapa?")

"Ohh begitu, aku juga tidak kemana-mana. Bagaimana jika kita jalan-jalan"

("........")

"Hallo Dhilla?"

("........")

"Dhilla apa kau marah padaku?"

("......")

"Dhilla!"

"Dhilla jawabb aku!"

"Kenapa dia hanya diam?" gumamnya lalu menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Ehhh!,"

"Pulsaku,.......habiss"

Reza menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar dan ia kemudian membaringkan dirinya diatas sofa.

"Benar-benar sepi" gumamnya memejamkan perlahan matanya.

•••••••••••••

Saat Reza tersadar dari tidur nyenyak tapi rasanya sangat sebentar baginya, ia pun mulai bangkit dan melirik jam tangannya.

"Oh, sudah jam 7 ternyata padahal rasanya aku tidur hanya beberapa menit saja."

Karena Reza adalah anak yang soleh ia dengan cepat mengambil air wudhu dan segera shalat isya, kan sudah masuk waktunya.

Setelah sholat ia kembali merenung, bosan ya?,ohh sudah jelas. Saking gabut dan bosannya sampai-sampai bola aja diajak bicara.

"Wahaii bola aku ingin bertemu Dhilla" ucapnya penuh dengan dramastis.

"Aku menyukainya.....walaupun dia dulu agak gilaa, walaupun dia telah membunuh banyak orang bahkan membunuh ayahnya sendiri." ucapnya lagi kemudian merebahkan dirinya kembali kesofa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

.
.
.
.
.

Akhirnya mentari menyambut pagi ini dengan penuh semangat, burung-burung berkicauan, angin pagi yang menyegarkan, langit biru muda disertai embun dingin.

Dhilla telah terbangun sejak pukul 5 pagi tadi. Sepertinya ia sedang menyiapkan sesuatu, bu Shiren yang melihat putrinya sedang sibuk didapur pun datang menghampirnya.

"Sedang apa anak ibu yang manis ini?" tanya ibunya mencoba untuk memanjakan putrinya yang sepertinya tidak memperdulikannya.

"Bu aku punya resepi baru untuk biskuitku" ucap Dhilla menyodorkan sesuatu pada ibunya.

"Resepi baru?"

Dhilla menagangguk lalu kembali fokus kebuku resepinya yang ia buat sendiri.

"Apa itu akan enak?" tanya ibunya seperti kurang yakin.

"Sejak kapan aku membuat biskuit tidak enak?" Dhilla bertanya balik.

"Ehhh,.....ti---tidak ibu hanya bertanya" jawab ibunya seperti mengelak.

"Semoga saja tidak ada rasa bawang, cabe, jahe, dan serainya itu benar-benar aneh ketika masuk dimulut" batin ibunya yang sedang tersenyum paksa.

Tokk.....tokkk.....tokkk....

Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar.

"Siapa?" gumam Dhilla.

"Coba kamu lihat dulu, ibu mau kekamar mandi sebentar"

Dengan perasaan malas ia melangkah lemas menuju kepintu depan.

Dan saat dibuka.

"BAAAAHHHH!" teriak Reza mencoba untuk mengagetkan Dhilla,tapi Dhilla tidak kaget ia hanya menatap heran pada Reza.

"Ehh kau tidak kaget?" tanya Reza.

"Apa aku terlihar kaget tadi?" Dhilla bertanya balik.

"Ehhh,emmm"

"Kau seperti bocah, kau sangat keanak-anakkan. Ada perlu apa kau kesini?"

"Untuk membangun rumah tangga bersamamu dan hidup bahagia sel-----"

Belum sempat Reza menyelesaikan ucapannya Dhilla sudah menyumbat mulutnya dengan sebuah buah apel yang ia bawa dari dapur tadi. Dhill sudah menduga kalau yang datang pagi-pagi begini pasti Reza, jadi ia membawa buah apel untuk persiapan, siapa tau dia berbicara aneh lagi seperti tadi.

TBC

Maaf typo+gaje

Manis Tapi Sadis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang