Tolong jangan marah marah ke saya, tanya aja ke bapaknya zeyu kenapa pindah
Nana pov
Aku membuka mataku perlahan kemudian mengedipkannya beberapa kali untuk menetralkan cahaya
Aku diam memandangi langit langit kamar ku, mataku terasa hangat tubuhku lemas
Aku menghela nafas panjang kemudian beranjak dari kasur ku berjalan menuju kamar mandi
Aku berjalan pelan menuruni anak tangga berniat pergi ke dapur untuk minum segelas air
Langkah ku terhenti aku terdiam melihat ayah yang duduk di ruang tengah diam menatap ku
Ayah diam menatap ku dan kotak yang ada di atas meja secara bergantian
Aku terdiam wajahku panik jantungku berderak kencang setelah menyadari kotak apa itu
"Ini apa?"ayah
"I-itu.."nana
"Kamu masih ngelukis?"ayah
Yaa itu adalah kotak yang berisi alat alat lukis ku, kotak yang selama ini ku sembunyikan
Aku diam tak ada satupun kata yang bisa keluar dari mulut ku
"Sini"ayah
Aku masih diam kemudian berjalan pelan menghampiri ayah sambil menundukkan kepala ku
"Ayah harus bilang berapa kali sih? Ayah gak suka kamu ngelukis"ayah
"Ngelukis itu cuma buang buang waktu, gak ada gunanya"ayah
"Waktu yang kamu pake buat ngelukis seharusnya bisa kamu pake buat belajar"ayah
Aku diam menundukkan kepalaku, butiran air mata mulai keluar dari ujung mataku
Ayah berdiri beranjak dari tempatnya, berjalan menuju pintu membawa kotak tadi
"Ayah jangan dibuaaaang"nana
Aku berlari mengejar ayah keluar, ayah membuka semua cat ku membuang semua isinya kedalam kotak
"Ayaah jangaan"nana
"Yaah jangan di buang yaah"nana
"Naa mohoon"nana
Butiran air mata mengalir deras dipipiku, ayah mengambil kuas kuas ku mematahkannya dan memasukkannya ke dalam kotak
Ayah kembali mengambil cat cat yang tersisa cat cat yang masih tertutup rapat dan melakukan hal yang sama, membukanya kemudian membuang isinya
"Jagan dibuaang"nana
"Ayah naa janji abis ini naa belajaaar"nana
"Tapi jangan dibuang"nana
Ayah tak mempedulikan ku tak menanggapiku sama sekali, ayah diam menatap ku kemudian berjalan menghampiri ku
"Kamu boleh simpen lukisan lukisan kamu"ayah
"Tapi gak buat ngelukis lagi"ayah
"Kalo ayah liat kamu ngelukis lagi, ayah gak akan segan segan buat buang lukisan kamu juga"ayah
Ayah kembali diam menatapku
"Sana masuk"ayah
Aku sudah berada di kamar, butiran air mata tak henti hentinya keluar dari mataku
Mataku terasa semakin hangat, seluruh tubuh ku bergetar bahkan tanganku ikut gemetar aku benar benar tak bisa menahan tangisku
Shuyang pov
Aku duduk bersandar di bangku ku menatap pintu kelas, aku terdiam melihat nana yang berjalan pelan memasuki kelas
Keadaannya terlihat buruk bahkan sangat buruk, matanya bengkak, sklera matanya memerah, tubuhnya terlihat sangat lesu
Apa yang terjadi padanya?
Aku beranjak dari tempatku berjalan keluar dari kelas, nana ikut beranjak dari bangkunya berjalan menyusulku
"Shuyang"nana dengan suara yang pelan
Aku menghentikan langkahku kemudian melihat ke arah nana diam menatapnya
Nana berjalan menghampiri ku berdiri di hadapan ku diam menatap ku
"Nih, udah aku cuci"nana memberikan sapu tangan pada shuyang
"Makasih ya"nana
Aku mengambil sapu tangan yang ada di tangan nana menyimpannya di saku ku
"Shuyang"nana
"Aku udah tulis di kertas, kertasnya juga udah aku terbangin"nana
Nana diam sebentar sebelum kembali melanjutkan kata katanya
"Tapi kenapa rasa takutnya gak hilang?"nana
"Aku masih takut"nana menahan tangisnya
"Lu nulis apa?"shuyang
Nana diam tak menjawab pertanyaanku
"Gw tanya lu nulis apa?"shuyang
Ineffable || Ren Shuyang
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable || Ren Shuyang [COMPLETE ✔]
Random"Dunia ini bukan hanya sebatas tempat tempat yang kamu lihat"shuyang "Dunia ini luas sangat luas dan indah tentunya"shuyang "Aku bakal bantu kamu buat liat keindahan itu sebisaku"shuyang Ren shuyang, seorang anak laki laki yang telah membantu ku mel...