42

220 45 34
                                    

Nana pov

Aku terdiam, shuyang menggandeng tanganku berjalan ke depan untuk mengambil lukisan ku

Ya aku gagal, lukisan ku tidak di pilih, nama ku sama sekali tak di sebut

Aku diam memandangi lukisan ku kemudian menunduk

"Gak papa ya?"shuyang

"Nanti kita coba lagi"shuyang tersenyum

"Lu-lukisan ku jelek ya?"nana menunduk

Shuyang diam menatap ku lalu menangkup wajah ku kemudian tersenyum

"Lukisan kamu gak kepilih bukan berarti lukisan kamu jelek"shuyang

"Lukisan kamu bagus"shuyang

"Bagus bgt"shuyang

"Dan sekarang kamu lagi di kasih kesempatan untuk bikin yang jauh lebih bagus lagi"shuyang

"Yang bakal bikin orang orang takjub"shuyang

Shuyang mengusap butiran air mata yang ada di ujung mataku kemudian tersenyum

"Gak papa kalo kamu mau nangis"shuyang

"Kamu berhak buat nangis, kamu berhak buat kecewa"shuyang

"Kita cari tempat buat kamu nangis ya?"shuyang tersenyum

Shuyang mengambil lukisan ku kemudian menggandeng tangan ku berjalan menuju motornya dan membawa ku ke suatu tempat

Aku turun dari motor shuyang kemudian diam

"Gak papa nangis aja, jangan di tahan"shuyang

"Aku tau kamu pasti kecewa, kamu pasti pengen nangis"shuyang

"Itu wajar kok"shuyang

"Aku gak bakal larang kamu"shuyang

Butiran air mata mulai keluar dari mata ku, shuyang diam menatapku kemudian membawaku kedalam pelukannya

Butiran air mata terus keluar dari mata ku shuyang masih memelukku sambil mengusap kepala ku

"Gak papaa nanti kalo ada event kita ikut lagi ya"shuyang

Aku melepaskan pelukan shuyang kemudian mengusap air mataku

"Aku udah coba gambar yang bagus, tapi..."nana

Shuyang kembali menangkup wajahku lalu mengusap butiran air mataku kemudian tersenyum

"Heii liat aku"shuyang

"Dalam suatu kompetisi ini hal yang biasa"shuyang

"Kamu tau? Di dalam kompetisi itu kamu harus siap buat menerima 2 hal"shuyang

"Yang pertama kamu menang, kamu berhasil"shuyang

"Dan yang kedua..."shuyang

Shuyang diam menatapku kemudian kembali tersenyum

"Bukaan, bukan gagal"shuyang

"Tapi di beri kesempatan untuk memperbaiki"shuyang tersenyum

"Jadi lukisan kamu gak kepilih itu gak masalah"shuyang

"Duduk dulu yaa, aku mau beli air buat kompres mata kamu"shuyang

-Ini kalo kita yang nangis bakal di kompresin juga gak ya? 😃-Author

Aku duduk di rerumputan diam memandangi awan awan menunggu shuyang kembali

Shuyang kembali sambil membawa 2 botol air dingin kemudian duduk di sebelah ku

Aku kembali mengusap air mata ku kemudian mengalihkan pandangan ku pada shuyang

"Kamu masih mau nangis?"shuyang

"Kalo kamu masih mau nangis gak papa, nangis aja"shuyang

"Aku tunggu"shuyang tersenyum

-Samyang kamu dirumah dikasih makan apa?-Author

Aku menggelengkan kepala ku, shuyang tersenyum kemudian membuka sebotol air mineral dan memberikannya pada ku

Aku mengambil botol yang ada di tangan shuyang kemudian meminumnya

Shuyang membuka botol lainnya kemudian membasahi sapu tangan yang ada di tangannya dengan air tadi, melipatnya kemudian mulai mengompres mata ku

"Lukisan kamu di pajang di pameran bukan satu satunya jalan buat kamu berhasil naa"shuyang

"Masih banyak kesempatan lain"shuyang mengompres mata nana

"Bisa jadi nanti kamu bakal bikin pameran sendirikan"shuyang tersenyum

Shuyang masih mengompres mataku, aku hanya diam mendengar ucapan ucapan shuyang

"Udah gak dingin, mau aku basahin lagi?"shuyang

"Gak usah, udah cukup kok"nana tersenyum

Shuyang tersenyum lalu mengeluarkan sebuah permen tangkai dari sakunya membukanya kemudian memberikannya padaku

Aku tersenyum kemudian mengambil permen yang ada di tangan shuyang kemudian memakannya

"Makasih yaa"nana tersenyum

"Iyaa sama sama"shuyang tersenyum

"Nanti lukisannya di pajang dikamar aku aja ya"shuyang tersenyum

Aku melihat ke arah shuyang kemudian tersenyum dan mengangguk antusias

"Gak papa kan? Dipajang di kamar aku dulu?"shuyang

"Iyaa gak papa"nana tersenyum antusias

Shuyang tersenyum kemudian mengusap kepala ku




































Ineffable || Ren Shuyang

Ineffable || Ren Shuyang [COMPLETE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang