01. Two Bestfriend

283 50 4
                                    



~~ Happy Reading ~~




Seoul, 19 Desember 2022

  Semua orang pasti memiliki keinginan untuk mencapai impiannya. Tidak memandang usia, baik muda atau pun tua-semua orang punya impian. Salah satunya laki - laki yang sekarang sedang bernyanyi di hadapan ribuan penonton, mendengar mereka bersorak memuji penampilannya yang spektakuler tiada banding.  

  Lighstick dengan logo namanya terangkat tinggi, terlihat seperti kunang - kunang di dalam hutan. Menyinari gelapnya malam. Mereka menari, mengikuti alunan musik dari petikan gitar si penyanyi. Suaranya yang merdu turut mengimbangi. Suara itu bagaikan simfoni, memanjakan telinga yang mendengarkan. Manis, lembut, sedikit husky.  Apalagi saat dia menekan nada tinggi. Tak salah bila para k-netz memberinya julukan Golden Voice karena suaranya. 

  Itulah dia, soloist kebanggaan Korea Selatan. Kang Jungkook. 

  " Terima kasih semuanya!! " ia bersorak sambil mengangkat gitar miliknya tinggi - tinggi. 

  Melambaikan kedua tangan kearah para penonton dan penggemarnya.

  Suara sorakan mereka mengudara, membuat bulu kuduk Jungkook merinding. Penggemar - penggemarnya tidak pernah mengecewakan dirinya. Mereka yang terbaik. Dan berkat mereka lah Jungkook bisa berdiri di panggung besar ini, bernyanyi untuk mereka. 

  Tapi, selain para penggemar. Sebenarnya ada satu orang lagi yang banyak berjasa dalam kariernya sebagai penyanyi. Sosoknya yang istimewa memiliki tempat tersendiri di hati Jungkook. Hampir seluruh kenangan memori indah di kepalanya di dominasi oleh sosok itu. 

  " Jungkook, hari ini kamu menaklukannya lagi. " puji si manajer, Kim Namjoon.

  " Terima kasih hyung. " si penyanyi membungkuk kecil, " Aku ke ruang tunggu dulu ya, mau istirahat. " 

  " Tentu. Nanti saat mau pengumuman nominasi aku panggil. "  ucap Namjoon.

  Terakhir pria itu menepuk pundak artisnya, lalu pergi bersama tim staff. Memberi Jungkook waktu sendirian untuk beristirahat di ruang tunggu. 

  Duduk di meja rias, menghadap langsung kearah cermin yang memantulkan wajah tampannya. Jungkook diam termenung, duduk di ruangan yang sepi dan hanya ada dirinya seorang. Namun tak sunyi, karena samar suara sorakan penonton terdengar memenuhi ruangan. Tak kalah keras dengan suara helaan nafas Jungkook. 

  " Aku merindukannya. " gumam laki itu. 

  Ya, siapa lagi orang yang dia ridukan kalau bukan sosok perempuan pujaan hatinya. 

  Kapan terakhir kali mereka bertemu? pikir Jungkook. Dia lupa, karena jadwalnya yang sibuk menahan Jungkook untuk tidak bertemu dengan perempuan itu. 

  Jungkook meraih kertas polaroid yang ia simpan di dalam buku notesnya. Buku tua yang sudah tak berbentuk, beberapa lembarannya robek, berlubang, dan penuh coretan dimana - mana. Tapi, buku ini adalah saksi dari perjalanan Jungkook dan perempuan yang dia cintai. Dalam melawan manis pahitnya dunia. Melukis kenangan bersama di atas kanvas putih, sambil berharap warna - warna itu tak pudar seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya usia.
 
Jungkook jadi teringat kejadian 3 tahun yang lalu.




****


WishlistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang