" Okay, 10 taman. Dan masih ada ratusan taman lainnya di Korea Selatan yang belum kita kunjungi. Kecuali Busan karena itu tidak perlu. " Dongwook menyentang semua tempat - tempat hiburan dan taman yang mereka kunjungi selama dua hari terakhir. Dan sekarang hari ketiga mereka mencari Jieun dan Jungkook. Masih belum ada hasil.
" Kakakku antara dia tersesat atau diculik orang. Tapi sepertinya opsi kedua enggak bakal. " pikir Taehyun. Duduk di atas atap mobil sambil menikmati segelas slushie.
Dongwook mendongak, bingung dengan ucapan Taehyun, " Kenapa memangnya opsi kedua? "
" Kasihan penculiknya. Percuma dia nyulik kakakku. Yang ada mereka yang rugi. "
" Tapi tidak dengan Jieun. " sahut In-Na, keluar dari mobil setelah tidur siangnya. Menyambar minuman Taehyun dan menambahi ucapannya, " Penculik mana yang tidak senang mendapat perempuan secantik Jieun. Mereka pasti sudah menjualnya di rumah bordir. Dan, kata siapa kakakmu enggak berharga? Setiap organ tubuhnya bernilai milyaran won Tae. "
" Wow, percakapan ini sungguh tidak berfaedah. " -Dongwook.
****
" PANAAAS!!!! "
Suara teriakan laki - laki itu seperti orang yang tersiksa berjalan di tengah - tengah padang pasir. Panas terik matahari, uang menipis, persediaan minuman kosong, dan tidak menemukan tempat sekecil pun untuk berteduh.
Kedua matanya menyipit, dua punggung tangan tidak bisa berhenti menyeka keringat yang berjatuhan di kening dan pelipisnya. Bibirnya kering, dan tenggorokan serak. Sungguh rasanya menyiksa.
Tidak ada mobil yang lewat, dia terus berjalan dan berjalan. Meski tidak segera menemukan titik tujuan atau ujung dari perjalanannya. Pemandangan masih sama, pepohonan di pinggir-hampir seperti hutan, dan aspal jalan.
" Jieun!!! " dia terus meneriaki nama perempuan yang kemarin meninggalkannya. Dibawa pergi oleh laki - laki lain.
" Aku harus menemukan mereka. " suaranya terdengar makin serak. Dehidrasi menyerang. Dan seperti kebanyakan orang. Saat mereka kelaparan atau kehausan, susah untuk mengontrol emosi.
" Aarggh!! " Jungkook mengerang sambil menendang bebatuan yang ia lewati. Menendang mereka asal, melampiaskan semua rasa lelah dan kesal, " Aku tidak boleh berhenti. Tidak boleh! "
Begitulah katanya. Menyemangati diri.
Satu jam berlalu. Dua jam, tiga jam. Dua kaki itu tidak berhenti berjalan, si empu tidak mengijinkan mereka istirahat selama sedetik. Kerja rodi kah?
Tapi, semuanya membuahkan hasil.
" Akhirnya!!! " Jungkook berteriak dan tertawa lantang. Lompat - lompat sambil menunjuk ke arah toko kecil di pinggir jalan.
Ia pun buru - buru lari kesana, membuka pintu seperti pencuri yang hendak membobol kasir, atau orang yang 24 jam terakhir menahan hausnya-yaitu dia.
" Paman, berikan saya minuman yang dingin. " ucap Jungkook, memohon ke pria yang sedang mengepel lantai.
Pria itu kebingungan. Terheran - heran melihat bocah tiba - tiba masuk ke dalam tokonya dan meminta minuman.
Apakah dia gelandangan? Dari penampilnnya sih, kelihatan. Apalagi wajah kotor itu.
" B-Baiklah, tunggu sebentar. " si pemilik toko langsung menaruh tongkat pel nya dan membuka kulkas minuman. Mengambil satu botol air putih dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishlist
Fanfiction" Dari 10 keinginan yang aku tulis di buku ini. Menikahimu berada di urutan pertama daftar keinginanku Ji. " [HIATUS] Start : 21 January 2022 End : -