10. Hai Mokpo!!

78 23 1
                                    


Ramaikan kolom komentar!!! 💜




 
  " Fiks!! Mereka sudah mati. " suara pukulan tangan di meja dan seruan Taehyun membuat dua orang di hadapannya mendongakkan kepala.

Serentak mereka memukul kepala anak itu sambil menggerutu. Terlebih lagi In-Na, dia sangat kesal sampai menjambak poni rambut Taehyun.

  " Dasar anak kurang ajar!!! " geram In-Na. Hendak melompat ke atas meja dan menghabisi Taehyun. Tapi  Dongwook gercap menahan tubuhnya.

  " In-Na tenang, kita lagi di tempat umum. " kata laki - laki itu panik. Melihat pandangan orang - orang sekitar menatap mereka aneh.

  " Kita kembali saja ke Busan. Sudah enggak ada harapan lagi buat nyari Jungkook sama Jieun. " - Taehyun.

  " Kita enggak boleh nyerah. Baru empat hari juga. " sahut Dongwook. Sembari membantu In-Na memperbaiki rambut panjangnya.

Masih mengeluarkan asap dari hidung, In-Na menunjukkan tatapan tajamnya dan menyahut, " Aku enggak bakal pulang sampai adikku ketemu. Terserah kalian mau ikut aku apa enggak. "

  " Uhm, aku ikut kamu In-Na. " kata Dongwook. Memainkan kedua tangannya di bawah meja. Malu - malu melirik perempuan di sebelahnya.

  " Terserah. " jawab si empu, cuek.

  " Aku enggak nyangka bakal bolos sekolah demi kakakku yang bodoh itu. " Taehyun menghela nafas. Menyandarkan punggungnya ke kepala meja, " Yasudah lah. Nanti kalau enggak naik kelas ya nasib. Ayo lanjut. "

Kembali memukul meja dengan keras, Taehyun pun bangkit lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Pergi terlebih dahulu meninggalkan In-Na dan Dongwook.

Mendongakkan kepala, memandang langit biru kota Seoul. Ekspresi tega dan bodoh amat yang Taehyun berikan berubah. Tergantikan dengan ekspresi sedih nan khawatir.

  " Jungkook hyung, di mana kamu? "





****







  " Jadi setiap hari kamu ngamen nyari uang di taman buat pergi ke Seoul. " Hoseok mengulang penjelasan Jungkook.

Laki - laki itu menoleh ke belakang. Mengeluarkan gitarnya lalu menaruh topinya di depan.

  " Aku enggak nyebut ini ngamen hyung. " jawab Jungkook. Matanya tertuju ke Hoseok, tapi tangannya bergerak terlatih mengatur senar gitar.

  " Lha terus apa? " bingung laki - laki Gwangju itu.

Jungkook menggidikkan kedua bahu. Mulai memainkan gitarnya, membuat nada - nada indah yang menarik perhatian para pengunjung taman.

Tersenyum manis, Jungkook menjawab, " Mungkin ... penyanyi. "

We don't talk anymore ~~
We don't talk anymore ~~
We don't talk anymore
Like we used to do ~~

Manis seperti senyumannya, merdu seperti kicauan burung di ranting pohon. Jungkook lagi - lagi membuat takjub para penonton sekaligus teman barunya-Hoseok.

Laki - laki itu tersenyum lebar detik Jungkook menunjukkan kemampuan vokalnya. Dia bernyanyi dengan tenang, santai, tidak ada tekanan atau rasa gugup. Kepercayaan diri di saat dia mencapai nada tinggi, dan nada - nada yang susah di raih membuat bulu kuduk Hoseok merinding.

Keahlian menunjukkan ekspresi juga tidak kalah penting. Jungkook memainkan alisnya, menggoda para penonton perempuan dengan kedipan satu mata-wink, dan senyumannya. Memamerkan gigi kelinci yang menggemaskan sekaligus mematikan.

WishlistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang