Ramaikan kolom komentar!!! 💜
" Fiks!! Mereka sudah mati. " suara pukulan tangan di meja dan seruan Taehyun membuat dua orang di hadapannya mendongakkan kepala.Serentak mereka memukul kepala anak itu sambil menggerutu. Terlebih lagi In-Na, dia sangat kesal sampai menjambak poni rambut Taehyun.
" Dasar anak kurang ajar!!! " geram In-Na. Hendak melompat ke atas meja dan menghabisi Taehyun. Tapi Dongwook gercap menahan tubuhnya.
" In-Na tenang, kita lagi di tempat umum. " kata laki - laki itu panik. Melihat pandangan orang - orang sekitar menatap mereka aneh.
" Kita kembali saja ke Busan. Sudah enggak ada harapan lagi buat nyari Jungkook sama Jieun. " - Taehyun.
" Kita enggak boleh nyerah. Baru empat hari juga. " sahut Dongwook. Sembari membantu In-Na memperbaiki rambut panjangnya.
Masih mengeluarkan asap dari hidung, In-Na menunjukkan tatapan tajamnya dan menyahut, " Aku enggak bakal pulang sampai adikku ketemu. Terserah kalian mau ikut aku apa enggak. "
" Uhm, aku ikut kamu In-Na. " kata Dongwook. Memainkan kedua tangannya di bawah meja. Malu - malu melirik perempuan di sebelahnya.
" Terserah. " jawab si empu, cuek.
" Aku enggak nyangka bakal bolos sekolah demi kakakku yang bodoh itu. " Taehyun menghela nafas. Menyandarkan punggungnya ke kepala meja, " Yasudah lah. Nanti kalau enggak naik kelas ya nasib. Ayo lanjut. "
Kembali memukul meja dengan keras, Taehyun pun bangkit lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Pergi terlebih dahulu meninggalkan In-Na dan Dongwook.
Mendongakkan kepala, memandang langit biru kota Seoul. Ekspresi tega dan bodoh amat yang Taehyun berikan berubah. Tergantikan dengan ekspresi sedih nan khawatir.
" Jungkook hyung, di mana kamu? "
****
" Jadi setiap hari kamu ngamen nyari uang di taman buat pergi ke Seoul. " Hoseok mengulang penjelasan Jungkook.
Laki - laki itu menoleh ke belakang. Mengeluarkan gitarnya lalu menaruh topinya di depan.
" Aku enggak nyebut ini ngamen hyung. " jawab Jungkook. Matanya tertuju ke Hoseok, tapi tangannya bergerak terlatih mengatur senar gitar.
" Lha terus apa? " bingung laki - laki Gwangju itu.
Jungkook menggidikkan kedua bahu. Mulai memainkan gitarnya, membuat nada - nada indah yang menarik perhatian para pengunjung taman.
Tersenyum manis, Jungkook menjawab, " Mungkin ... penyanyi. "
We don't talk anymore ~~
We don't talk anymore ~~
We don't talk anymore
Like we used to do ~~Manis seperti senyumannya, merdu seperti kicauan burung di ranting pohon. Jungkook lagi - lagi membuat takjub para penonton sekaligus teman barunya-Hoseok.
Laki - laki itu tersenyum lebar detik Jungkook menunjukkan kemampuan vokalnya. Dia bernyanyi dengan tenang, santai, tidak ada tekanan atau rasa gugup. Kepercayaan diri di saat dia mencapai nada tinggi, dan nada - nada yang susah di raih membuat bulu kuduk Hoseok merinding.
Keahlian menunjukkan ekspresi juga tidak kalah penting. Jungkook memainkan alisnya, menggoda para penonton perempuan dengan kedipan satu mata-wink, dan senyumannya. Memamerkan gigi kelinci yang menggemaskan sekaligus mematikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wishlist
Fanfiction" Dari 10 keinginan yang aku tulis di buku ini. Menikahimu berada di urutan pertama daftar keinginanku Ji. " [HIATUS] Start : 21 January 2022 End : -