08. Sleep Together

119 28 7
                                    



  " Okay, hari ini kita tidur di sini. " Jungkook mendorong paksa pintu kayu di hadapannya. debu tipis langsung beterbangan menyambut mereka, membuat keduanya batuk - batuk dan sesak nafas sebentar. 

  " Kook, yakin kita tidur di sini? " tanya Jieun, ragu. 

Laki itu mengangguk mantap, " Iya. Lumayan Ji, di sini kamarnya murah. " 

Bagaimana tidak murah. Tempat ini bukan hotel, bukan juga apartemen sewa, tapi motel. Iya, tempat orang - orang ... kalian tahu sendiri lah. Dan sekarang, dua sahabat laki - laki dan perempuan menginap di satu kamar yang sama, dan berbagi ranjang. Meski tidak sekali dua kali Jieun dan Jungkook tidur bersama, tapi mereka tidak pernah satu ranjang. 

  " Maaf, uang kita cuma cukup buat nyewa satu kamar ini. " Jungkook menaruh barang bawaannya saat Jieun memeriksa kamar mandi. 

Niat perempuan itu untuk beberes diri tertahan. Jieun tersenyum asam, matanya menunjukkan rasa takut, khawatir, dan jijik. Kamar ini salah satu mimpi buruk terbesarnya. 

  " Ayo makan. " Jungkook mengeluarkan dua cup ramen dan dua gimbap. Duduk di lantai yang dingin, mengeluarkan termos berisi air panas-mereka mengambilnya dari CV, lalu menuangkannya ke dalam cup, " Enggak makan Ji? " 

  " A-Aku, mau tidur saja. Capek. " 

Jungkook memerhatikan Jieun bangkit dan beridiri membelakanginya. Dari pundaknya yang gemetar, dan dua tangan si perempuan yang memeluk tubuhnya. Jungkook tahu Jieun merasa tidak nyaman sekarang. 

  " Kalau kamu mau ganti baju aku bisa keluar. " sahutnya. 

Jieun berbalik dan melihat Jungkook membawa cup ramennya, berjalan keluar dengan senyum kecil di wajah. Menutup rapat pintu dan gorden, memberi Jieun privasi yang dia butuhkan. 

Kepulan uap panas dari cup ramen menghangatkan wajah Jungkook. Duduk di lantai, dan bersandar di tembok, Jungkook diam menikmati makan malamnya. Pelan - pelan meminum kuah hangat agar lidahnya tidak melepuh. Dan seling lima menit, Jieun keluar membawa cup ramennya dan dua gimbap. Ikut duduk di sebelah Jungkook. 

  " Enggak pakai jaket? " tanya Jungkook. 

Si empu menggeleng, " Enggak. " 

Jieun menyeruput mie dan kuahnya bersamaan. Menghela nafas panjang saat kuah hangat nan pedas itu menghangatkan tubuhnya. Kedua manik mata Jungkook tersenyum kala memerhatikan Jieun yang menikmati makanannya. Dia terlihat menggemaskan. Pikir Jungkook. 

  " Besok kita mau kemana lagi? " tanya Jieun, membuyarkan lamunan laki di sebelahnya. 

Jungkook sontak mengangkat kedua bahu, menunjukkan mimik wajah tidak tahu. 

  " Tadi aku sempat punya pikiran. Gimana kalau kita, besok pagi pergi ke terminal dan langsung ke Seoul gitu. Habiskan semua uang kita sekalian. " jelas Jungkook sambil menatap Jieun. Menanti balasannya. 

  " Tapi kalau kamu masih mau mengeksplor Gwangju kita bisa_ " 

  " Enggak. " potong Jieun, " Kita langsung ke Seoul saja. Daripada kita lama - lama terjebak di sini. " 

Kepala Jungkook mengangguk paham. Dia senang Jieun menerima tawarannya. 

  " Kamu mau ngabisin gimbapnya? " Jieun menunjuk ke arah gimbap milik Jungkook. 

Si pemilik langsung mendorong gimbapnya, " Makan aja kalau mau. " 

  " Terima kasih. " kata Jieun, sengaja menyaringkan suaranya dan merubahnya seperti anak kecil, " Peka banget. " 

WishlistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang