14. Jeonju dan Janji

62 15 3
                                    



Perasaan ini, selalu datang menghampiri setiap kali Jungkook memetik senar gitarnya. Dia berdiri di hadapan para penonton, mulai bersenandung pelan dan menyanyikan lagu dari penyanyi Crush yang berjudul Beautiful. 

Hari ini Jungkook dalam mood menyanyikan lagu itu. Mungkin karena suasana siang hari ini cerah, dan cocok dengan pesona kota Jeonju yang terkenal akan rumah - rumah tradisionalnya. Bernyanyi di Hanok Village, Jungkook menarik banyak perhatian turis dan warga lokal. Mereka berkumpul mendengar dia bernyanyi, sambil memakai pakaian tradisional Korea-hanbok. 

Di seberang, Jieun, Jin, dan Hoseok memerhatikan Jungkook dari kejauhan. Mereka bersandar di tembok, memejamkan mata, dan menggerakkan kepala mengikuti alunan lagu. Jieun mendongak menghadap langit, memandang langit biru cerah bersama awan tipis menghiasi. Rasanya seperti ada di drama atau di film biasa ia nonton dia bisa mengunjungi tempat indah ini. 

Pandangan Jieun perlahan turun ke Jungkook, mata mereka tidak sengaja bertemu. Dan Jungkook tersenyum menyadarinya. 

Tuhan, bagaimana bisa dari semua penonton yang ada di hadapanku sekarang, Jieun, dia satu - satunya yang paling bersinar dan menarik perhatianku. Pikir Jungkook. Tempo bernyanyi melambat, mendalami sangat lagu itu sampai akhir. Dan saat suara tepuk tangan memenuhi telinga, Jungkook diam memaku di tempat, masih menatap Jieun sampai tidak sadar kerumunan orang di sekitarnya pada bubar. 

  " Penampilan yang bagus Kook. " tepuk Hoseok di pundak Jungkook. Membangunkan laki itu dari lamunannya. 

  " Terima kasih Hyung. " Jungkook menyentuh tangan Hoseok di pundaknya. Lalu menoleh ke Jieun yang berjalan kearahnya, disusul Jin di samping. 

Jin mengambil kotak berisi uang itu. Isinya dikit, tapi nilai mata uangnya besar - besar. 

  " Kita makan apa hari ini? " tanya Jin. Pandangannya tertuju ke Jieun. 

Jieun pun membalas tatapannya lebih dalam, " Aku pengen samgyetang gara - gara nyium aroma gingseng. " 

  " Aku juga! " Hoseok menyahut. 

  " Kalau kamu Kook? " Jin giliran bertanya ke Jungkook. 

  " Aku ... samgyetang juga. " jawabnya lesu. Masih menatap Jieun. 

Mereka semua menyadari suara serak Jungkook. Apalagi Jieun. Dari tadi pagi, saat Jungkook menyapanya, Jieun sudah sadar ada yang aneh dari suara sahabatnya itu. Tidak selentang biasanya, pelan dan serak. Pasti radang. 

Di restoran, Jin memesang empat samgyetang. Tapi Jieun mengajukan gingseng tambahan untuk satu mangkok, tentu saja itu buat Jungkook. Dia juga pesan tiga teh jujube hangat, dengar - dengar itu bagus untuk menetralisir rasa sakit di tenggorokan. 

  " Bi, saya juga pesan 5 nasi ya. " 

Jin sigap menoleh penuh kejut, " Banyak banget Ji, buat siapa saja? " 

  " Buat Jungkook, dia suka nambah kalau makan samgyetang. " 20 tahun lebih jadi sahabatnya, mana mungkin Jieun tidak hafal dengan kebiasaan laki - laki bermarga Kang itu. 

Tapi jujur, Jin sedikit cemburu. Dia masih tidak bisa memaklumi kalau Jungkook dan Jieun itu sudah sahabatan lama. Apalagi sampai tahu kebiasaan - kebisaan kecil seperti ini, mana tidak kesal hati Jin sekarang. 

  " Terima kasih Ji. " ucap Jungkook, melihat Jieun menyodorkan segelas jujube hangat ke hadapannya. 

  " Aku pesenin kamu yang ekstra gingseng, jangan lupa dimakan. Sama jangan makan kimchi dulu, nanti tambah parah radangmu. Terus buat sementara ini jangan minum minuman yang dingin. Beli cokelat panas atau kopi hangat saja. " omel Jieun tanpa henti. 

WishlistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang